Rico lantas mengirim uang RP 5 juta ke nomor rekening yang diberikan oknum tersebut tanpa curiga.
Tak lama kemudian, oknum itu mengatakan ingin melakukan pelunasan. Tapi lagi-lagi mengirimkan bukti transfer dengan nominal lebih besar dari kesepakatan.
"Yang kedua nih dia (harusnya) transfer Rp 10 juta, dia (kirim bukti) transfer Rp 20 juta," kata Rico.
"Karena bukti transfer ada dikirimkan, dan ya udah masuk, ya udah kita balikin," lanjutnya, tanpa curiga mengirimkan uang sebesar Rp 10 juta.
Selama seharian Rico mengalami hal tersebut beberapa kali mulai dari jam 8 hingga tengah malam. Ia pun mulai curiga.
"Setelah terlempar (uang) sekian banyak, stop, gue curiga nih. Jam 10, 11, 12 nelponin terus mau ngajak acara di mana," ujar Rico.
Berbekal bukti transfer yang diterima, Rico kemudian memeriksa mutasi di bank keesokan paginya.
Nahasnya tak ada satu sen uang yang ditransfer ke rekeningnya.
"Dengan bukti-bukti udah masuk, saya print buku, enggak ada, zonk, nol, tapi bukti kiriman tadi ada," tutur Rico.
"Di edit entah bagaimana sifatnya untuk meyakinkan si calon yang ditipu. Aduh, gue langsung lemes pas ngeprint," sambungnya.
Rico mengaku kehilangan hampir Rp 30 juta dari kejadian ini.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar