GridPop.ID - Kelakuan bejat seorang pria kepada putri angkatnya baru-baru ini sukses bikin emosi.
Bagaimanna tidak? dirinya tega setubuhi sang putri hingga hamil.
Korban yang masih SMP ini bahkan melahirkan di kamar mandi.
Kronologi
Dilansir TribunTrends.com dari Sanook, pada 5 April 2024, polisi Suwan Khuha mengabarkan jika pihaknya sudah berhasil menangkap pelaku.
Penangkapan dilakukan usai seorang gadis berusia 15 tahun melahirkan di kamar mandi di rumah dan mengalami pendarahan.
Gadis di bawah umur itu kondisinya sangat memprihatinkan dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Suwankhuha untuk perawatan.
Gadis yang masih duduk di bangku SMP mengaku tidak pernah berhubungan intim dengan siapa pun.
Polisi yang tidak percaya lalu memeriksa orang terdekatnya.
Pihak kepolisian setempat memerintahkan tim investigasi untuk pergi ke daerah itu untuk mencari tahu berita itu.
Kemudian, tim investigasi mengetahui bahwa gadis berusia 15 tahun itu tinggal bersama orang tua angkatnya.
Baca Juga: Heboh Kasus Inses Kakak Adik di Bengkulu, Ibu Tuduh Tetangga Hamili Putrinya untuk Lindungi Pelaku
Kerabat gadis tersebut menduga bahwa penyebab kehamilan kemungkinan telah diperkosa oleh kerabat dekat yang menyebabkan kehamilan.
Setela diselidiki, ternyata pelaku yang telah menghamili gadis tersebut adalah ayah angkatnya.
Dikabarkan seorang pria bernama Boonyeo mendapat izin untuk menjadi orang tua angkat gadis malang tersebut.
Boonyeo menikah dengan Mrs. Vogue tetapi tidak memiliki anak.
Sadar dengan hal itu, dia kemudian berbicara dengan istrinya untuk mengadopsi gadis tersebut, yang merupakan cucu dari seorang kerabat di pihak istrinya.
Selama menjadi orang tua angkat, mereka telah memberikan cinta dan merawat anak itu dengan baik.
Gadis itu sekolah dan selalu bergaul dengan teman-temannya.
Sesekali gadis itu ikut membantu orang tua angkatnya di ladang.
Sambil akan memberi makan sapi di ladang. Pelaku menggunakan tangannya untuk melakukan pelecehan terhadap anak tersebut.
Dia telah melakukan ini terus menerus, di ladang, di beberapa rumah, di mana dia akan menggunakan waktu ketika istrinya pergi.
Sementara itu korban diketahui tidak melawan.
Baca Juga: Karma Dibayar Lunas, Oknum Polisi di Kuansing Dipecat karena Kabur Setelah Hamili Pacar
Pelaku terus melakukan tindakan tidak senonoh pada anak tersebut sampai dia berusia 15 tahun.
Alasan mengapa dia melakukan ini adalah karena dia mencintai anak tersebut.
Hingga pada akhirnya, pelaku berkeinginan untuk punya anak dari gadis tersebut.
Hubungan intim pun terjadi, dan tidak ada yang tahu tentang itu kecuali mereka berdua.
Pelaku juga tidak mengetahui jika gadis tersebut hamil hingga melahirkan di kamar mandi.
Boonyeo lebih lanjut mengatakan bahwa dia kembali ke rumahnya dan duduk dan merenung untuk waktu yang lama.
Dia meninggalkan rumahnya dan pergi ke perkebunan karet dan sesekali datang ke rumahnya untuk makan.
Pelaku pernah berpikiran untuk membunuh gadis tersebut.
Di lain sisi, dia ingin melihat wajah putrinya yang lahir dari rahim gadis tersebut sampai dia bertobat dan menyerahkan diri kepada polisi.
Boonyeo kemudian ditahan atas kasus pelecean dan pemerkosaan anak di bawa umur.
Mayoritas Pelaku Kekerasan Anak dan Perempuan adalah Orang Terdekat
Kepala unit Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang Selatan Tri Purwanto mengatakan, mayoritas pelaku kekerasan terhadap anak dan perempuan di Tangsel merupakan orang terdekat.
"Kejadian terbanyak di rumah tangga dengan orang terdekat sebagai pelaku," ujar Tri saat ditemui di kantornya, Rabu (11/1/2023) dikutip dari laman kompas.com.
"Memang rata-rata pelaku kekerasan adalah orang terdekat yang dikenal oleh korban, baik itu sebagai paman, kakek, ataupun tetangga," lanjut dia.
Tri menduga, hal itu terjadi lantaran pola asuh dan komunikasi yang buruk antara korban dengan orangtua atau keluarganya.
Terlebih, anak mudah untuk dirayu atau dibujuk untuk melakukan sesuatu dengan iming-iming suatu imbalan.
Bisa juga korban anak mendapatkan ancaman verbal dari pelaku agar tidak mengadukan yang dialaminya tersebut kepada siapa pun.
"Misal terjadi dari luar rumah tangga, ketahuannya dia (korban) mengeluh sakit ke orangtuanya. Biasanya korban mendapat ancaman verbal dari pelaku, makanya dia takut untuk mengadu," jelas Tri. GridPop.ID (*)
Source | : | sanook.com,Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar