Find Us On Social Media :

Tujuh Tahun Menunggu Buah Hati, Dewi Harus Kehilangan Janin Saat Kawal Proses Demokrasi: Saya Ikhlaskan Demi Masa Depan Bangsa dan Negara

By None, Selasa, 23 April 2019 | 19:07 WIB

Dewi Lutfiatun Nadhifah (memegang selimut), pengawas TPS,mengalami Keguguran Kandungan, (Foto: Kompas.com/Ahmad Winarno)

"Nah waktu itu kemudian terus- terusan keluar darah, dan sakit. Jam 01.30 dini hari saya baru pulang dari TPS karena baru selesai proses penghitungan," kenangnya.

Karena khawatir, pagi harinya Dewi bersama suaminya mendatangi klinik untuk memeriksakan kandungannya.

"Waktu itu darahnya keluar terus menerus, dan saya periksa ke klinik. Akhirnya disitu baru tahu, kalau saya mengalami keguguran," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Saat itu, Dewi mengaku kaget dan langsung menangis.

Baca Juga : Update Real Count Pilpres 2019, Harapan Tipis Untuk Prabowo-Sandi di Singapura!

"Siapa yang tidak sedih mas. Saya harus kehilangan janin. Saya menunggu anak kedua ini selama tujuh tahun," akunya.

Tapi lanjut Dewi, dirinya menyadari jika itu merupakan resiko dirinya sebagai pengawas yang waktu kerjanya tidak tentu.

"Setelah lama kelamaan, akhirnya saya berusaha ikhlas. Saya ikhlas demi masa depan bangsa dan negara. Saya ikhlaskan janin saya," katanya.

 Imam Bahrul Ulum, Suami Dewi, mengaku sedih begitu melihat hasil pemeriksaan yang dialami istrinya.

"Saya shock waktu itu, karena saya harus kehilangan anak kedua saya. Berat sekali rasanya,” katanya saat mendampingi istrinya.