Find Us On Social Media :

Tujuh Tahun Menunggu Buah Hati, Dewi Harus Kehilangan Janin Saat Kawal Proses Demokrasi: Saya Ikhlaskan Demi Masa Depan Bangsa dan Negara

By None, Selasa, 23 April 2019 | 19:07 WIB

Dewi Lutfiatun Nadhifah (memegang selimut), pengawas TPS,mengalami Keguguran Kandungan, (Foto: Kompas.com/Ahmad Winarno)

GridPop.id- Kabar duka kembali datang terkait pemilu 2019.

Kali ini muncul dari Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

Dewi Lutfiatun Nadhifah (30), seorang Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) di TPS 10 Desa Sruni, Jember harus merelakan janin bayinya yang baru berusia 7 minggu.

Janin dalam kandungannya keguguran saat Dewi mengawasi proses pemungutan suara tanggal 17 April 2019 lalu.

Baca Juga : Punya Suami Konglomerat, Cara Nia Ramadhani Rayakan Ulang Tahun Ardi Bakrie Ini Jadi Sorotan!

Saat ditemui di rumahnya Selasa (23/4/2019), Dewi masih terlihat begitu lemas, dan sedang beristirahat.

Ditemani suaminya, Dewi bercerita perihal musibah yang dialaminya.

"Saya memang sudah terbiasa terlibat dalam kegiatan sosial. Saya juga kader posyandu di sini," katanya.

Menurut Dewi, tahun 2018 lalu saat Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dirinya sudah menjadi Pengawas TPS di desa tersebut.

"Saya ingin ambil bagian dalam mengawal proses demokrasi ini, Makanya saya mendaftar sebagai pengawas," katanya.

Akhirnya, begitu dibuka pendaftaran pengawas TPS untuk pemilu presiden dan legislatif dirinya kembali mendaftar ke Panwas Kecamatan Jenggawah.

Baca Juga : Lengan hingga Kaki, Detik-detik Isi Perut Buaya 4 Meter Ini Dibedah Berisi Penuh Potongan Tubuh Manusia!

"Saya kemudian mendaftar lagi, dan alhamdulillah diterima," tambahnya.

Dewi menjelaskan, saat proses pemungutan suara 17 April 2019 lalu dia bertugas sejak pukul 06.00 WIB di TPS.

"Jam 22.00 saya pulang sebentar ke rumah, paling setengah jam. Lalu kembali lagi ke TPS" katanya.

Barulah kemudian sekitar pukul 00.00 WIB, Dewi mengaku mengalami sakit perut dan keluar bercak.

"Nah waktu itu kemudian terus- terusan keluar darah, dan sakit. Jam 01.30 dini hari saya baru pulang dari TPS karena baru selesai proses penghitungan," kenangnya.

Karena khawatir, pagi harinya Dewi bersama suaminya mendatangi klinik untuk memeriksakan kandungannya.

"Waktu itu darahnya keluar terus menerus, dan saya periksa ke klinik. Akhirnya disitu baru tahu, kalau saya mengalami keguguran," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Saat itu, Dewi mengaku kaget dan langsung menangis.

Baca Juga : Update Real Count Pilpres 2019, Harapan Tipis Untuk Prabowo-Sandi di Singapura!

"Siapa yang tidak sedih mas. Saya harus kehilangan janin. Saya menunggu anak kedua ini selama tujuh tahun," akunya.

Tapi lanjut Dewi, dirinya menyadari jika itu merupakan resiko dirinya sebagai pengawas yang waktu kerjanya tidak tentu.

"Setelah lama kelamaan, akhirnya saya berusaha ikhlas. Saya ikhlas demi masa depan bangsa dan negara. Saya ikhlaskan janin saya," katanya.

 Imam Bahrul Ulum, Suami Dewi, mengaku sedih begitu melihat hasil pemeriksaan yang dialami istrinya.

"Saya shock waktu itu, karena saya harus kehilangan anak kedua saya. Berat sekali rasanya,” katanya saat mendampingi istrinya.

Menurut Imam, dari pemeriksaan dokter, istrinya mengalami keguguran karena kelelahan.

“Bayangkan saja dia mulai kerja pukul 06.00 sampai pukul 01.30 dinihari. Pasti kelelahan,” tambahnya.

Meski sempat bersedih atas peristiwa tersebut, namun Imam mengaku berusaha tegar dan menerima dengan ikhlas apa yang dialami oleh istrinya tersebut.

“Saya dengan istri sudah ikhlas, karena bagaimanapun apa yang dilakukan oleh istri saya semata-mata hanya ingin pelaksanaan pemilu lebih baik, sehingga melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang lebih baik,” katanya.

Komisioner Bawaslu Kabupaten Jember, Devi Aulia Rahim ketika datang menjenguk mengaku turut bersedih atas apa yang dialami oleh Dewi tersebut.

“Tentu kita bersedih, sebab saya sebagai seorang perempuan dan seorang ibu. Tentu bisa merasakan apa yang dialami oleh Mbak Dewi ini,” katanya.

Dari catatan Bawaslu, setidaknya ada lima orang pengawas yang harus dirujuk dan dirawat di puskemas. “Semuanya rata-rata mengalami kelelahan, hingga akhirnya harus mendapatkan pertolongan medis,” katanya.

Baca Juga : Alami Kecelakaan Kerja, Pria Ini Hidup Sengsara Tanpa Wajah Selama 2,5 Tahun, Lihat Kondisinya Setelah Dioperasi!

Baca Juga : Mengejutkan! Sang Ibu Pendukung Setia Capres 02, Anaknya Lahir Bak Pinang Dibelah Dua dengan Prabowo Subianto

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Untuk Masa Depan Bangsa, Saya Ikhlaskan Janin Bayi Saya... "