Find Us On Social Media :

Jadi Perdebatan Para Ilmuwan, Inilah 5 Fakta Mengejutkan Tentang Micin, Amankah?

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Selasa, 9 Juli 2019 | 17:39 WIB

Benarkah Micin Bisa Membuat Seseorang Menjadi Lemot?

GridPop.ID - Manfaat micin selalu menjadi perdebatan hingga saat ini.

Namun, banyak orang menilai bahwa penyedap rasa pada makanan tersebut memang membuat rasa makanan lebih enak.

Kendati demikian, pengaruhnya pada kinerja otak sering menjadi tanda tanya besar.

Baca Juga: Bolak-balik Cerai dan Rujuk Hingga 3 Kali, Begini Kondisi Lusy Rahmawati Usai Berpisah dari Jose Poernomo Sampai Hengkang ke Luar Negeri

Melansir dari Tribun Kesehatan, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat meminta kelompok ilmiah independen untuk menyelidikinya pada 1990-an.

Kelompok ini menyimpulkan bahwa MSG aman, meski mereka mengatakan bahwa orang yang sensitif, akan mendapatkan gejala jangka pendek.

Seperti sakit kepala dan kantuk, jika mereka mengonsumsi 3 gram, atau lebih MSG.

Baca Juga: Datang Jauh dari Madiun ke Yogyakarta, Seorang Peserta Seleksi STAN 2019 Pakai Sepatu Rusak dan Diikat Pakai Rafia

FDA mengklasifikasikan, MSG secara umum aman dan sama dengan bahan lain seperti gula, dan soda kue.

Mereka mengatakan tubuh akan memetabolisme MSG dengan cara yang sama seperti glutamat alami, yang ditemukan dalam makanan.

Namun dari itu semua, ada hal-hal yang perlu diketahui dari micin dari rangkuman berikut dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Usai Nikahi Janda Tajir, Adik Kandung Ayu Azhari Akhirnya Bongkar Kabar yang Sudah Bertahun-tahun Ditunggu

1. Penemuan micin

Micin atau MSG ditemukan oleh Kikunae Ikeda, profesor kimia Universitas Tokyo pada tahun 1908.

FDA mengategorikan MSG sebagai makanan aman namun mengonsumsi micin dalam jumlah berlebih juga tak disarankan.

Baca Juga: 3 Tahun Menghilang dan Telantarkan Keluarga, Seorang Suami Ditemukan dengan Cara yang Tak Terduga

2. Kandungan

Micin mengandung monosodium glutamat yang terdiri dari air, natrium, dan glutamat.

Glutamat merupakan zat penting yang dapat mengubah rasa makanan menjadi lebih nikmat.

Zat tersebut juga terkandung dalam susu, keju, daging, ikan, dan beberapa sayuran.

Baca Juga: Hoaks soal Audrey Yu Bikin Geger, Keluarga Bongkar Fakta Sesungguhnya, Ternyata Penyebabnya Bikin Geleng-geleng Kepala

3. Efek

Efek penggunaan micin masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Ada yang beranggapan, monosodium glutamat (MSG) berdampak buruk pada kemampuan kognitif seseorang. Benarkah?

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Hardinsyah mengatakan, lembaga-lembaga kesehatan dunia--The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), hingga Kementerian Kesehatan RI menyatakan MSG aman dikonsumsi.

Baca Juga: Sifat Asli Ajun Perwira Muncul Usai Nikah, Jennifer Jill Sampai Bilang Kelakuan Suaminya Seperti Sang Anak, Ada Apa?

Menurut dia, anggapan bahwa penyedap rasa bisa berpengaruh pada kerja otak kemungkinan karena kesalahan persepsi atas penelitian yang dilakukan oleh peneliti Washington University, Dr John W. Olney.

Olney menguji MSG terhadap tikus putih dengan cara menyuntikkannya ke bawah kulit.

Cara ini dikritik dan dianggap tak lazim karena MSG umumnya diasup lewat makanan. Selain itu, dosis yang diberikan kepada tikus percobaan itu sangat tinggi, dan tak mungkin diterapkan pada manusia.

Baca Juga: Dulu Lolos dari Maut Hingga Mantap Kenakan Hijab, Artis Antagonis ini Sekarang Berdagang Keripik untuk Bertahan Hidup

Hasilnya pun tak mengherankan, karena dosis yang tinggi, maka berdampak merusak otak.

"Dugaan saya (anggapan generasi micin), dari penelitian tikus tadi dikonotasikan, dipelintir, dan jadi mitos. Padahal kita tak mungkin kuat mengasup MSG dengan dosis sangat tinggi," ungkap Hardinsyah di Jakarta, Selasa (23/1/2018).

4. Hubungan dengan kemampuan otak

Seorang dokter, dr Ivena menjelaskan, otak mempunyai banyak syaraf dengan tugas menerima berbagai macam rangsangan.

Baca Juga: Diisukan Rumah Tangga Retak Usai Dewi Perssik Jadi Tersangka, Beginilah Jawaban Menohok Angga Wijaya

Saraf yang menerima rangsangan ini disebut reseptor, di mana jumlahnya ada dibagian hipotalamus otak.

Kandungan glutamat dalam penyedap rasa mempunyai banyak reseptor yang ada di hipotalamus otak.

"Karena itu, efek kebanyakan glutamat di otak bisa membahayakan. Reseptor-reseptor dalam otak jadi terangsang secara berlebihan akibat kadar glutamat yang tinggi. Bila terus-terusan terjadi, alhasil aktivitas reseptor yang berlebihan malah bisa disebabkan kematian neuron," kata Ivena.

Baca Juga: Selama Ini Jadi Misteri, Khirani Bocorkan Usia Pernikahan Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo, Begini Faktanya

Neuron (sel saraf otak) mempunyai peran penting dalam menjalankan fungsi kognitif otak.

Kematian neuron sama artinya dengan fungsi kognitif otak turun dan menyebabkan otak seseorang lemah atau lemot.

5. Batasi konsumsi

Penggunaan MSG disarankan tak dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Kabar Kehamilannya Bocor, Hilda Vitria Habiskan Waktu Bersama Seorang Wanita Hingga Lakukan Hal Ini

Meski dampaknya tak nampak dalam waktu singkat, jika MSG dikonsumsi setiap hari, semakin lama efeknya akan menumpuk.

MSG dapat digantikan dengan rempah-rempah alami seperti kunyit, jahe, lada, cengkeh, kayu manis, kemiri, dan ketumbar.

Menurut Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI), MSG aman dikonsumsi dalam takaran penggunaan secukupnya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Kenakan Sarung Setiap Hari, Inilah Peraturan Presiden dan Wapres Berpakaian di Acara Kenegaraan dan Resmi

Penelitan dari Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) IPB pada 2007, konsumsi MSG harian orang Indonesia sekitar 0,7 gram per orang per hari.

Jumlah ini lebih sedikit dari konsumsi MSG di Amerika Serikat kurang dari 1 gram per orang per hari dan Jepang 2 gram per orang per hari. (*)