GridPop.ID - Di awal pemilihan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan sempat menuai kontroversi.
Penunjukan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan sempat dipertanyakan oleh publik.
Melihat persaingan Jokowi dan Prabowo Subianto saat keduanya mencalonkan diri sebagai Presiden sebanyak dua kali.
Meski menuai beragam komentar, Presiden Jokowi memiliki alasan sendiri menunjuk Prabowo Subianto, mantan rivalnya sebagai menteri pertahanan.
Mengutip dari Kompas.com, Presiden Jokowi mengungkapkan alasannya.
"Kita ini pengin membangun sebuah demokrasi gotong royong," kata Jokowi.
Dijelaskan Jokowi, di Indonesia tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain. Demokrasi Indonesia adalah demokrasi gotong royong.
Dengan dasar tersebut, mantan Wali Kota Solo itu merasa tidak masalah jika rivalnya masuk dalam jejeran mentri di kabinetnya.
"Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa, kenapa tidak," ungkap Jokowi.
Jokowi mengungkapkan mempertimbangkan rekam jejak Prabowo selama berkarir di TNI.
"Ya memang pengalaman beliau besar, beliau ada di situ," ungkap Jokowi.
Tak hanya Jokowi, rupanya Prabowo juga memiliki alasan tersendiri kenapa ia mau menerima tawaran Jokowi untuk mengisi jabatan Menteri Pertahanan.
Dilansir dari Tribun Timur, Mantan juru kampanye Prabowo dalam Pilpres 2019, Eggi Sudjana mengungkap alasan Prabowo menerima tawaran Jokowi untuk menjadi Menhan.
"Saya sebagai pendukung Prabowo, dan saat beliau masuk di situ (kabinet Presiden Joko Widodo), saya terima rasionalitasnya," ujar Eggi.
Menurut Eggi, Prabowo tak ingin Indonesia mengalami perang saudara sebagaimana terjadi di Yaman, Lebanon, Suriah dan Bosnia.
Eggi menyebut kekhawatiran itu terucap langsung dari mulut Prabowo.
"Anda tahu Yaman, Suriah, Lebanon, Bosnia dan lain-lainnya perang saudara, saling bunuh-membunuh. Sementara pendukung saya (Prabowo) 68 juta berdasarkan riil hasil pemilu," ujar Eggi.
"Bagaimana kalau dibenturkan dengan fakta yang ada? Bisa saling bunuh, bisa membahayakan bangsa kita," lanjut Eggi menirukan ucapan Prabowo.
Salah satu bukti nyata adalah kerusuhan yang dapat dengan mudah terjadi di Papua.
Oleh sebab itu, Prabowo terpaksa mundur dari arena pertarungan politik dan memilih bersatu dengan rivalnya dalam Pilpres 2019.
Prabowo, lanjut Eggi, juga pernah menyatakan bahwa jabatan dan popularitasnya dikorbankan untuk menjaga tumpah darah Indonesia.
"Saya dukung begitu (pilihan Prabowo), sebab saya dukung bangsa ini. Makanya kami tidak protes. Kami ikhlas. Saya setuju dengan pertimbangan rasional dan kebangsaan ini " jelas Eddi. (*)