Find Us On Social Media :

Kalimatnya Jadi Kenyataan, 34 Tahun Lalu Sosok Ini Pernah Sumpahi Prabowo Subianto Bakal Jadi Pejabat di Masa Depan, Ternyata Kini Sungguh-sungguh Terjadi!

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Senin, 9 Desember 2019 | 17:55 WIB

Prabowo Subianto dan Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan.

Menurut prosedur yang berlaku, mereka yang dapat melakukan corps' report kepada Komandan Kopassandha setelah menerima surat perintah pemindahan ialah para asisten, komandan grup, komandan detasemen, dan kepala dinas.

Baca Juga: Tajir Melintir, Raffi Ahmad Jor-joran Belikan iPhone 11 Pro untuk Seluruh Kru Rans, Nagita Slavina Justru Minta Barang Ini, Ayah Raffatar: Kamu Nanti!

Namun, kala itu, Prabowo tetap bersikukuh meminta waktu untuk corps' report. Meskipun hal tersebut berlawanan dengan prosedur.

Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan Terima Prabowo

Pada waktu itu, Sintong Panjaitan pun menerima Prabowo di ruang kerjanya.

Ketika bertemu Sintong Panjaitan, Prabowo langsung bertanya mengapa ia dipindahkan dari Kopassandha ke Kostrad.

Dalam sejarah Korps Baret Merah, belum pernah terjadi seorang anggota menanyakan kepada atasan mengapa ia dipindahkan.

Menurut Sintong Panjaitan, di kalangan Korps Baret Merah, komandan sangat disegani oleh anak buahnya. Tidak seorang pun yang berani menanyakanmengapa ia dipindahkan.

Baca Juga: Soroti Kelakuan Manja Betrand Peto dengan Sarwendah, Mbak You Beri Peringatan: Terlalu Berlebihan juga Tidak Bagus!

"Kalau anak buah Prabowo berani menanyakan hal serupa padanya, ia pasti langsung dipecat pada saat itu juga oleh Prabowo. Lantas bagaimana dengan anggota Kopassandha yang dipindahkan ke Merauke? Pemindahan Prabowo ke Yonif 328/Raiders Kostrad, ibaratnya hanya pindah pagar saja," kata Sintong Panjaitan.

Lengket dengan Keluarga Cendana, dan Awal Mula Terucap 'Sumpah' Sintong Panjaitan pada Prabowo

Menurut Sintong Panjaitan, Setelah menikah dengan Siti Hediyanti Hariyadi, atau Titiek Soeharto, hubungan Prabowo dengan sang ayah mertua, Soeharto sangat dekat.

Adapun Prabowo yang semula idealis dan selalu berbicara tentang teknik, taktik, dan peningkatan mutu kesatuan serta masalah kualitas militer, kemudian berubah pandangan ke arah kenegaraan, pemerintahan, dan kekuasaan.

Menurut Sintong Panjaitan, kala itu, Prabowo mulai banyak berhubungan dengan politisi.

Baca Juga: Doyan Umbar Janji, Ari Askhara Ternyata Pernah Berjanji Belikan Tas Mewah untuk 3.500 Awak yang Kini Hanya Sekadar Kenangan Saja

Sebenarnya menurut tradisi militer, pertanyaan tentang pemindahan dari satu kesatuan ke kesatuan lain itu tidak pantas disampaikan, sehingga mengakibatkan Sintong Panjaitan menjadi sangat kaget dan tersinggung.

"Kami prajurit, saya tidak pandang kamu anaknya siapa. Selama kamu di tentara, kamu harus turut aturan-aturan yang tentara. Kalau kamu tidak mau, kamu bisa saja keluar dari tentara lalu masuk Partai," kata Sintong Panjaitan kepada Prabowo kala itu.