Find Us On Social Media :

Bak Bumi dan Langit, Dulu Janjikan Bikin Karyawan Bahagia, Kini Ari Askhara Berubah Total Justru Bikin Para Awak Kabin Sengsara

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Selasa, 10 Desember 2019 | 16:30 WIB

Datangi Erick Thohir, Ikatan Awak Kabin Garuda Adukan Ribuan Penindasan Ari Askhara Pada Pegawai, IKAGI: Sydney-Jakarta-Sydney Jadi Pulang-Pergi, Ada 8 Orang yang Opname

GridPop.ID - Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara masih menjadi perbincangan.

Setelah menyelundupkan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dibawa secara ilegal di pesawat baru milik Garuda berjenis Airbus A3330-900 Neo, borok Ari Askhara semakin terungkap.

Mengutip dari Tribun Wiki, Ari Askhara dinyatakan dipecat sebagai Dirut Garuda oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Kamis (5/12/2019).

Baca Juga: Pamer Naik Bus Mewah Bareng Suami, Tingkah Heboh Syahrini yang Asik Teriak-teriak Curi Perhatian, Sampai Ada yang Jagain Pintu!

Kendati demikian, pelepasan jabatan Ari Askhara terlebih dahulu menunggu proses RUPS, karena Garuda merupakan salah satu perusahan terbuka.

Selain memecat Ari Askhara, Erick Thohir juga memecat empat direksi Garuda Indonesia.

Diberitakan Kompas.com, empat direksi tersebut ialah Direktur Operasi Bambang Adisurya Angkasa, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto serta Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar.

Baca Juga: Bawakan Lagu Deritaku, Kakek Nenek Betrand Peto Menangis Histeris Lihat Cucunya Menyanyi, Sang Ayah Ungkap Kisah Pilu Dibaliknya, Kenapa?

Dari kelima direksi di atas, 4 di antaranya ikut dalam penerbangan perdana pesawat Airbus A330-900 NE0 yang membawa Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal dari Perancis.

Mereka adalah Ari Askhara, Iwan Joeniarto, Mohammad Iqbal dan Heri Akhyar.

Pemecatan kelima direksi Garuda Indonesia tersebut diketahui dari hasil rapat Dewan Komisaris Garuda Indonesia yang dilakukan pada Senin (9/12/2019).

Merujuk dari artikel Kompas.com, pencopotan Ari Askhara sebagai Dirut Garuda Indonesia oleh Erick Thohir rupanya mendapat dukungan dari sejumlah karyawan.

Baca Juga: Ancam Awak Kabin Jika Lakukan Kesalahan hingga Live Accoustic di Pesawat, Inilah 5 Kebijakan Garuda Indonesia di Bawah Pimpinan Ari Askhara yang Kontroversial

Bagi beberapa karyawan yang tergabung dalam Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI), dipecatnya Ari, jadi angin segar untuk karir mereka di maskapai flag carrier ini.

Terlepas dari kasus yang menjeratnya di Garuda Indonesia, rupanya Ari dikenal sebagai dirut yang punya perhatian khusus pada kebahagiaan karyawan di lingkungan kerja.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas, 14 Mei 2018, Ari dinilai sebagai pimpinan yang mengubah lingkungan kerja lebih dinamis, humanis, efisien, dan tak ketinggalan zaman dalam memanfaatkan teknologi.

Hal itu dilakukannya saat menjadi orang nomor satu di Pelindo III. Di tangannya, BUMN pelabuhan ini juga memiliki kinerja yang apik.

Baca Juga: Suaminya Jalani Sidang Dakwaan hingga Dijerat Pasal Berlapis, Barbie Kumalasari Tak Terlihat Batang Hidungnya, Sibuk?

Kata dia, rumusnya sederhana, kinerja perusahaan berbanding lurus dengan kebahagiaan karyawan.

Perusahaan itu membukukan laba bersih (sebelum audit) sebesar Rp 2,013 triliun pada 2017 atau melonjak 41 persen dibandingkan dengan laba bersih 2016. Pencapaian ini melampaui target yang sebesar Rp 1,65 triliun.

Berbekal pengalamannya di sejumlah perusahaan BUMN, antara lain PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk serta bank swasta asing, Ari menyadari bahwa aset terpenting perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM). Jika SDM produktif, kinerja perusahaan akan melonjak.

"Kami juga mendorong SDM untuk produktif dengan bantuan teknologi dan membuat SDM lebih bahagia," kata Ari saat itu.

Baca Juga: Doyan Selingkuh Hingga Datangi Panti Pijat Plus-plus, Tingkah Nakal Vicky Prasetyo Terbongkar, Pengakuan Angel Lelga pada Polisi Bikin Shock: Sudah Puluhan Kali!

Mantan bankir ini bahkan punya cara khusus membuat karyawan bahagia di Pelindo III. Yakni menambah jatah cuti hingga memperpanjang batas usia pensiun.

"Kami beri tambahan cuti, dari 12 hari menjadi 14 hari. Bahkan untuk karyawan wanita yang melahirkan, kami beri tambahan cuti dua bulan, jadi lima bulan. Untuk karyawan laki-laki yang istrinya melahirkan, kami beri cuti 10 hari," ujar Ari.

"Kami dorong karyawan lebih lama bersama keluarga daripada di kantor. Usia pensiun juga diperpanjang, menjadi 58 tahun," tambahnya.

Ari bahkan dengan tegas meminta karyawannya pulang tepat waktu agar punya lebih banyak untuk keluarga.

Baca Juga: Diperlakukan Semena-mena, Pramugari ini Bongkar Pengalaman Pahit Saat Bekerja Sampai Dirawat di Rumah Sakit: Kami Manusia, Bukan Robot!

Menurutnya, hal itu punya korelasi pada kebahagiaan karyawan yang secara tak langsung bisa mendongkrak kinerja mereka.

"Pukul 18.00 listrik sudah mati. Pukul 19.00 lift sudah dimatikan. Dengan demikian, mau tidak mau karyawan berhenti kerja dan pulang ke rumah. Dengan jam kerja yang terbatas itu, karyawan akan bekerja dengan efisien. Tidak berlama-lama menghabiskan waktu untuk keperluan pribadi. Kami menetapkan target-target yang harus dicapai karyawan," ungkapnya.

Selama bekerja, karyawan juga boleh menggunakan pakaian bebas. Hanya hari Senin saja harus memakai seragam.

"Selebihnya boleh memakai baju biasa, termasuk jins. Kami tidak mengharuskan absen dengan tanda tangan atau sidik jari, tetapi cukup dengan ponsel. Bahkan, tahun depan, karyawan tidak perlu absen. Yang penting produktivitas," jelas Ari.

Baca Juga: Bertangan Dingin, Sederet Nama Direksi Garuda Bermasalah Turut Dilengserkan oleh Menteri Erick Thohir: Kita Proses Secara Tuntas!

Tak cukup sampai di situ, karyawan Pelindo III bahkan boleh diberikan keistimewaan, aset perusahaan berupa komputer, jadi hak milik karyawan setelah dipakai dua tahun dengan harga miring.

"Kami juga mengizinkan komputer untuk bekerja boleh dimiliki karyawan setelah dua tahun hanya dengan mencicil sebesar 30 persen dari harga beli komputer. Dengan cara seperti itu, perusahaan bisa menghemat cukup besar," papar Ari.

Dia punya argumen, biaya untuk penyewaan dan perawatan komputer mencapai Rp 20 miliar.

Dengan memperbolehkan karyawan memiliki komputer kantor, biaya yang dikeluarkan perusahaan hanya Rp 11 miliar.

Baca Juga: Hilang 3 Hari, Mahasiswi Cantik Ini Ditemukan Tewas Terkubur di Rawa-rawa Belakang Kosnya, Penjaga Kos Mendadak Pergi

Prinsip kinerja perusahaan bisa meningkat saat karyawan bahagia itu pula yang coba ditularkan Ari ke lingkungan Garuda Indonesia.

Saat baru menduduki posisi Dirut Garuda, Ari juga bertekad membahagiakan para karyawan. Rumus sederhana itu segera diterapkannya.

Dikatakannya, karyawan Garuda Indonesai yang bekerja bahagia, bisa membuat pelayanan ke pelanggan akan menjadi lebih baik.

"Fokus kami trasformasi human capital, karena yang paling penting dari service jasa adalah bagaimana kita membuat para pegawai happy, sehingga nantinya membuat pelayanan meningkat kepada penumpang," ujar Ari di Garuda City Center, Tangerang, Rabu (12/9/2018).

Baca Juga: Nasib Tragis Pramugari Junior Garuda, Dicegah Terbang Bila Tolak Layani Bos Hingga Sering Jadi Upeti Pejabat?

Ari mengaku telah berdiskusi dengan Asosiasi Pilot Garuda dan Sekarga. Tak hanya itu, dia juga telah mendengar beberapa keluhan dari para pelanggan maskapai pelat merah tersebut.

"Kami akan membuat pegawai Garuda happy tanpa harus menaikkan remunerasi," ucap dia.

Meski dulunya ia telah membuat kebijakan yang dinilai baik, siapa sangka kini sikap Ari Askhara berubah total hingga bikin para karyawannya merasa dirugikan.

Diberitakan Kompas.com, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mendatangi Kantor Kementerian BUMN untuk mengadukan "dosa-dosa" mantan Dirut Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara selama memimpin maskapai pelat merah tersebut.

Baca Juga: Mbak You Terawang Kelakuan Seorang Anak Angkat Kepada Artis Kondang yang Tak Biasa Hingga Jadi Sorotan: Ada Sebuah Benturan

Sekertaris IKAGI Jacqueline Tuwanakotta mengatakan, para awak kabin Garuda bahagia setelah mendengar Ari Akshara dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

"Saat ini karyawan sudah merasa senang ketika yang terjadi Ari Askhara diturunkan, dicopot, banyak karyawan yang bersyukur, bahagia, karena selama beliau memimpin banyak sekali kerusakan di PT Garuda Indonesia," ujar Jacqueline di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Jacqueline menjelaskan, di masa kepemimpinan Ari, awak kabin Garuda merasa bekerja dalam tekanan.

Sebab, jika melakukan kesalahan sedikit saja, manajemen Garuda langsung memindah tugaskan para awak kabin tersebut.

Baca Juga: Bobrok Ari Askhara Dibongkar Awak Kabin, Ketua MPR Bambang Soesatyo Tak Terima Mantan Dirut Garuda Hanya Dipecat: Bawa ke Meja Hijau!

"Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, di era Ari Ashkara jam kerja para awak kabin di luar batas. Misalnya, saat bertugas melayani penerbangan Jakarta-Sydney.

"Contoh schedule Sydney-Jakarta-Sydney, itu harusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang pergi). Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname," ucap dia.

Atas dasar itu, dirinya bersama anggota IKAGI lainnya ingin bertemu dengan pihak Kementerian BUMN.

Baca Juga: Suaminya jadi Bandar Narkoba hingga Dituntut Hukuman Penjara Seumur Hidup, Istri Zul Zivilia Luapkan Emosinya Pada Pria Pria Lain, Ada Apa?

"Kami akan bicara soal kondisi awak kabin yang ada di Garuda Indonesia, kondisi general, dan perusahaan," lanjutnya. (*)