GridPop.ID - Beberapa waktu lalu, publik sempat digegerkan dengan beredarnya sebuah video yang menunjukkan aksi bullying di sekolah.
Tak hanya bullying, dalam video itu juga tampak tindak kekerasan yang dilakukan pelaku kepada korban.
Mirisnya, hal itu terjadi di sebuah sekolah menengah pertama dimana korban adalah seorang siswi perempuan yang dikeroyok oleh 3 siswa laki-laki.
Usai video tersebut viral, kasus bullying ini mendapat berhatian khusus dari berbagai pihak seperti kepolisian dan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Bahkan kepolisian sempat membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas masalah perundungan dan kekerasan ini.
Setelah serangkaian penyelidikan, akhirnya terungkap motif pelaku bullying atau perundungan terhadap seorang siswi di salah satu SMP Purworejo itu.
Menurut pengakuan pelaku, alasan penganiayaan terhadap korban berinisial CA adalah karena dilaporkan ke guru.
CA melaporkan tindakan pemalakan terhadapnya.
Diketahui pelaku memintai uang sebesar Rp 2.000 kepada CA.
Diam-diam, CA pun melaporkan kepada guru.
Pada sela pergantian jam sekolah, Selasa (11/2/2020), para pelaku melampiaskan kemarahannya kepada CA di ruang kelas.
"Karena tidak senang akhirnya diperlakukan seperti itu," ujar Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito, dilansir Tribun Jateng, Kamis (13/2/2020).
Sementara itu, ketiga pelaku perundungan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Purworejo.
Ketiganya dikenakan pasal 80 UU RI nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 3 tahun 6 bulan.
Korban pun telah menjalani visum.
Hasilnya, Rizal mengatakan ditemukan luka lebam di pinggang sebelah kanan korban.
"Tapi tidak mengganggu aktivitas anak," katanya.
Pengakuan Korban
Sementara itu bude korban, Nuryani tak menyangka ada yang tega berbuat jahat terhadap keponakannya.
Apalagi perbuatan tersebut dilakukan oleh teman satu sekolah.
Nuryani mengaku baru mengetahui peristiwa tersebut setelah melihat video yang viral di media sosial.
"Saya baru tahu ya kemarin pas lihat videonya itu," ujar Nuryani dilansir Tribun Jateng.
Nuryani mengaku kaget dengan kejadian ini.
Namun, Nuryani juga mengungkapkan telah lama mengetahui keponakannya biasa mendapat perlakuan yang tidak baik.
Nuryani mengira, perbuatan teman yang dilaporkan CA kepadanya adalah kenakalan biasa.
Nuryani mengaku, sekitar empat bulan lalu, CA pernah mengeluh ke Nuryani sempat dipukuli temannya.
CA juga sering mengeluhkan badannya yang terasa sakit atau pegal-pegal.
Tetapi kala itu ia tak melihat langsung kejadian yang sebenarnya.
Nuryani merasa iba, tapi tak bisa berbuat banyak karena tak punya bukti keponakannya disakiti.
"Bude awakku lara kabeh, aku ditendangi kancane nang sekolahan (bude badanku sakit semua, aku ditendang teman di sekolah)," ujar Nuryani menirukan keluhan CA dalam bahasa Jawa.
Nuryani pun ikut geram mendengar curahan hati keponakannya.
Nuryani sempat bertanya kepada CA perihal alasan teman-temannya menjahatinya.
Barangkali, keponakannya membuat masalah lebih dulu yang menyebabkan ia dianiaya.
"Lha kok isa, apa sira nakal? Ora bude, koncoku nakal kabeh (lha kok bisa, apa kamu nakal? Tidak bude, temanku nakal semua)," kata Nuryani mengulang percakapannya dengan CA kala itu.
Diberitakan sebelumnya, kasus penganiayaan terhadap CA, siswi Kelas 8 salah satu SMP di Butuh Kabupaten Purworejo mengundang perhatian banyak kalangan.
Pengungkapan kasus berawal dari beredarnya video yang memerlihatkan aksi kekerasan terhadap seorang siswi oleh beberapa siswa atau teman lelakinya di kelas.
Terlihat dalam video, korban hanya bisa pasrah menerima tendangan dan pukulan dari tiga teman laki-lakinya.
Bahkan, terlihat korban juga dipukul menggunakan sapu ijuk. (*)