Find Us On Social Media :

Bak Angin Segar di Tengah Kemelut Penyebaran Corona, Akhirnya Para Ahli China Telah Temukan Obat untuk Virus Corona, Ternyata Obat Ini Sudah Sering Dipakai di Indonesia!

By Septiana Risti Hapsari, Kamis, 20 Februari 2020 | 16:30 WIB

Potret virus corona Wuhan (kuning) di antara sel manusia (biru dan ungu) yang dilihat dari miskroskop elektron pemindai

GridPop.ID - Kabar gembira untuk kita semua yang sedang khawatir dan was-was dengan wabah virus corona.

Virus corona yang telah memakan korban kini telah ditemukan obat penangkalnya.

Kabar terbaru menunjukkan bahwa para ahli China telah menemukan obat penangkal untuk virus mematikan ini.

Tak disangka, obat penangkal virus corona ini, ternyata sudah sering digunakan di Indonesia.

Dikabarkan usaha para ahli di China membuahkan hasil dengan menemukan obat untuk virus corona.

Lewat uji klinis yang dilakukan para ahli di China, mereka akhirnya menemukan sebuah obat yang dirasa efektif untuk menyembuhkan pasien virus corona.

Baca Juga: Kabar Terbaru Wabah Virus Corona, Korban Meninggal Mencapai 2.128 Orang dan 4 WNI Positif Terinfeksi, WHO Beri Peringatan Akan Hal Ini

Para ahli di China menyebut obat untuk virus corona tersebut dengan nama Chloroquine Phosphate.

Sementara itu Chloroquine Phosphate di Indonesia lebih dikenal sebagai obat antimalaria.

Kabar baik tersebut juga disampaikan oleh seorang pejabat di China, pada Senin (17/2/2020) lalu

Melansir dari Xinhua, menurut Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam konferensi pers mengatakan bahwa para ilmuwan "dengan suara bulat" menyarankan bahwa obat tersebut bisa dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.

Chloroquine Phosphate sendiri rupanya sudah digunakan selama lebih dari 70 tahun.

Sun menambahkan jika obat Chloroquine Phosphate ini sudah di lakukan beberapa skrining uji coba.

Baca Juga: Dinilai Berisiko Tinggi, Hasil Penelitian Menyebutkan Ternyata Perokok Lebih Mudah Terserang Virus Corona, Kok Bisa?

Kini obat tersebut telah mengikuti uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong China Selatan dan Provinsi Hunan di China tengah.

Dan dari uji klinis tersebut obat Chloroquine Phosphate telah menunjukkan kemanjuran yang cukup baik.

Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah menggunakan obat sudah menunjukkan indikator yang lebih baik daripada kelompok paralel mereka.

Beberapa tandanya yakni berkurangnya demam, peningkatan gambar pada CT paru-paru, dan persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus.

"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," tambahnya kepada Xinhua.

Sun memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing, yang dirawat di rumah sakit empat hari setelah menunjukkan gejala virus corona.

Baca Juga: 3 WNI Kru Kapal Pesiar di Jepang Positif Mengidap Virus Corona, Begini Langkah KBRI Jepang Tangani Warga yang Terinfeksi

Setelah minum obat selama seminggu, ia melihat semua indikator membaik dan asam nukleat berubah negatif.

Sejauh ini, tidak ada reaksi merugikan serius yang jelas terkait dengan obat telah ditemukan diantara lebih dari 100 pasien yang terdaftar dalam uji klinis, katanya.

Pada tanggal 15 Februari 2020, beberapa departemen termasuk Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Komisi Kesehatan Nasional dan Administrasi Produk Medis Nasional mengadakan konferensi video untuk mendengarkan penelitian obat-obatan dan pendapat para ahli klinis tentang kemanjuran obat pada COVID-19.

Tim ahli, yang dipimpin oleh Zhong Nanshan, seorang spesialis pernapasan terkemuka dan seorang akademisi dari Chinese Academy of Engineering, sepakat bahwa Chloroquine Phosphate dapat digunakan untuk merawat lebih banyak pasien COVID-19, kata Sun.

Percobaan 'in vitro' sebelumnya menunjukkan bahwa itu dapat memblokir infeksi virus dengan mengubah nilai keasaman dan kebasaan di dalam sel dan menghalau reseptor virus corona SARS.

Selain itu, juga menunjukkan aktivitas untuk memodulasi kekebalan tubuh, yang dapat meningkatkan efek antivirus 'in vivo' dan didistribusikan secara luas di seluruh tubuh, termasuk paru-paru, setelah pemberian secara oral.

Baca Juga: Bikin Dunia Heran karena Virus Corona Belum Terdeteksi di Indonesia, Begini 4 Cara Paling Jitu Tingkatkan Kekebalan Tubuh Si Kecil Agar Tak Terinfeksi

Untuk apa chloroquine?

Dikutip dari hellosehat.com, Chloroquine adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria, atau mengobati penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk yang terinfeksi parasit.

Parasit penyebab malaria masuk melalui gigitan nyamuk dan kemudian menetap dalam jaringan tubuh, seperti sel darah merah atau hati.

Obat ini tergolong sebagai obat kelas antimalaria yang berfungsi untuk mematikan parasit yang menetap dalam sel darah merah.

Pada kasus tertentu, pemakaian chloroquine adalah obat yang digunakan kombinasi dengan obat-obatan lainnya contohnya primaquine.

Baca Juga: Berada di 'Zona Perang', Perawat Ini Tunda Pernikahannya dengan sang Kekasih Demi Fokus Rawat Pasien yang Terinfeksi Virus Corona

Obat ini perlu dikombinasi, karena dianggap perlu karena obat pendamping tersebut bertugas untuk mematikan parasit yang berkembang biak di jaringan tubuh lainnya.

Keduanya mungkin diperlukan demi mencapai kesembuhan yang optimal sekaligus untuk mencegah kembalinya infeksi (relaps).

US Centers for Disease Control (CDC) telah mengeluarkan sejumlah pedoman dan rekomendasi perjalanan untuk pencegahan dan pengobatan malaria di berbagai belahan dunia.

Diskusikan dengan dokter Anda sebelum bepergian ke tempat-tempat rawan tertular malaria.

Chloroquine adalah obat yang juga digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh parasit tipe ameba dan beberapa penyakit autoimun lainnya, seperti lupus.

Baca Juga: Masalah Virus Corona Belum juga Berakhir, Ternyata Muncul Virus Baru yang Lebih Berbahaya, Tak Diketahui Asal-usulnya hingga Hanya Butuh 48 Jam untuk Membunuh Penderitanya!

Chloroquine di Indonesia

Di Indonesia, malaria merupakan penyakit endemis, terutama di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra.

Oleh karena itu, orang-orang yang akan bepergian ke daerah tersebut dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria.

Dikutip dari alodokter.com, obat ini hanya dikonsumsi seminggu sekali, dan dapat digunakan oleh anak-anak serta ibu hamil di semua trimester. Chloroquine diminum 1-2 minggu sebelum bepergian hingga 4 minggu setelah pulang.

Update korban virus Corona hari ini

Melansir dari Kompas.com, angka kematian akibat virus corona per hari ini, Kamis (20/2/2020), tercatat 2.120 orang.

Sementara itu, jumlah manusia yang terinfeksi virus corona Covid-19 mencapai 75.291 orang.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Pejabat Korea Utara Ditembak Mati Lantaran Terjangkit VIrus Corona dan Lakukan Hal Terlarang, Kisahnya Bikin Geleng-geleng Kepala!

Adapun jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga mengalami peningkatan, yakni menjadi 14.452 orang.

Korban meninggal dunia dilaporkan mayoritas terjadi di Provinsi Hubei yang merupakan pusat dari wabah.

Mengutip SCMP, Provinsi Hubei melaporkan, jumlah kematian sebanyak 132 orang, dengan Kota Wuhan menyumbang 88 kematian. Dengan demikian, total kematian di provinsi tersebut hingga hingga hari ini sebanyak 2.029 orang.

Jumlah tersebut mengalami penurunan tajam dibanding 1.693 kematian yang dilaporkan sebelumnya.

Sebanyak 10 dari 15 kota di provinsi yang biasanya dihitung, per hari ini melaporkan jumlah kasus negatif.

Otoritas kesehatan setempat tidak merinci alasan negatifnya kasus di kota-kota tersebut.(*)

Baca Juga: Heboh Menteri Terawan Tersinggung karena Indonesia Diremehkan Tak Mampu Deteksi Virus Corona: Itu Namanya Menghina!

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Kabar Baik! Akhirnya Ahli China Temukan Obat Virus Corona, Siapa Sangka Kerap Dipakai di Indonesia