Ketika angkat kaki dari Istana Negara, Soekarno meninggalkan sejumlah barang berharga termasuk kemeja favorit, hingga arloji Rolex dan lainnya.
Meski barang berharga tersebut akhirnya ditinggal pemiliknya begitu saja, ada satu barang berharga yang justru dibawa oleh Soekarno.
"Ketika meninggalkan Istana Kepresidenan, Bung Karno hanya membawa benda yang merupakan salah satu simbol dari 1001 kisah pengorbanannya untuk menyelamatkan bangsa Indonesia," tulis Ajdi Nugroho.
Bukan benda berupa perhiasaan duniawi, benda yang dibawa dan digenggam erat oleh Soekarno itu adalah bendera pustaka, Sang Saka Merah Putih.
Baca Juga: 44 Negara Terjangkit, Ternyata Begini Virus Corona Menyebar dari Tubuh Manusia ke Manusia Lainnya
"Bendera itu hanya dibungkus dengan kertas koran," tandas Adji Nugroho.
Dilansir dari buku Berkibarlah Benderaku - Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka karya Bondan Winarno, Soekarno menyembunyikan bendera merah putih saat lengser sebagai Presiden RI pada Maret 1967 dan digantikan oleh Soeharto.
Wajar saja petugas istana negara saat itu gempar karena tidak menemukan Bendera Pustaka tersebut.
Padahal rencananya Bendera Merah Putih itu akan dikibarkan pada upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1967.
Istana Negara kemudian membentuk delegasi untuk menemui Soekarno di Istana Bogor.
"Kenyataan bahwa Bendera Pusaka itu dijahit oleh Ibu Fatmawati dan merupakan milik pribadi Bung Karno, membuat kepemilikan benda bersejarah ini sempat menjadi masalah kecil," tulis Bondan Winarno.
Meski awalnya sempat ragu dan menolak memberi tahu keberadaan bendera, Soekarno kemudian menyadari bahwa Bendera Pusaka Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati bukan milik pribadi.
Soekarno sadar bahwa benda tersebut sudah menjadi milik bangsa Indonesia dan lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya apda 16 Agustus 1967.