Find Us On Social Media :

Negaranya Sempat Terpuruk Diobrak-abrik Virus Corona, Kini Wuhan Kembali Bangkit, Warganya Mengaku Tak Akan Pernah Lupakan Awal Pandemi Corona: Aku Akan Mengingat Ini Selama Sisa Hidupku

By Luvy Yulia Octaviani, Selasa, 14 April 2020 | 13:40 WIB

Sempat digadang-gadang menjadi pusat penyebaran virus corona, kini Wuhan kembali pulih setelah pemerintah resmi mencabut aturan lockdown di China

GridPop.ID - Perlahan-lahan Wuhan kembali bangkit dari keterpurukan.Sempat digadang-gadang menjadi negara pertama penyebab virus corona menyebar, kini Wuhan kembali pulih.Pemerintah pun resmi mencabut aturan lockdown di negara China.

Baca Juga: Sering Dicap Sebagai Host Sampah, Ruben Onsu Berlinang Air Mata Pikirkan Nasib 6.500 Karyawan Lantaran Omsetnya Turun Drastis Gegara Corona: Kenapa Tuhan Ngasih Tangan Aku Cuma Dua ya?Pasar makanan laut Huanan di pusat Wuhan mulai "hidup" sejak dini hari. Biasanya, para pedagang mulai menyiapkan barang dagangannya pada pukul 03.00 pagi. Mereka memasukkan tangan-tangannya pada air dingin tempat mencuci dan menyiapkan barang dagangan bagi pelanggan yang datang setiap pagi. Pasar ini membentang di dua sisi jalan utama dari sebuah lingkungan kelas atas distrik komersial Hankou. Namun, semuanya berubah sejak akhir Desember 2019, saat sebuah wabah baru pertama diidentifikasi dari tempat ini. Pada pertengahan Desember 2019, Lan, seorang pedagang makanan laut kering, merasa tidak enak badan.

Baca Juga: Blak-blakan Ngaku Tak Takut Tertular Virus Corona, Teddy Pardiyana Tetap Gelar Tahlilan 100 Hari Wafatnya Almarhum Lina Jubaedah: Enggak Ada yang Ditakuti Lagi!

Ia mengalami flu, dan penyakit ini bukan penyakit yang luar biasa bagi pedagang di sana.Lan pun tinggal di rumah untuk beristirahat setelah mengalami penurunan berat badan 3 kilogram hanya dalam beberapa hari. Lan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Andre Taulany Tiba-tiba Unggah Video Permohonan Maaf Atas Perlakuannya pada Sosok Ini: Maaf Jika Terlihat Gembira di Tengah Wabah CoronaDari sana, ia dikirim ke sebuah rumah sakit khusus penyakit menular dan menjalani perawatan di sana pada 19 Desember 2019. Saat itu, Lan tidak tahu bahwa dirinya merupakan satu di antara kasus-kasus pertama dari sebuah virus corona baru yang sangat menular. "Saya pikir saya terkena flu. Saya tidak pernah menyangka," tutur Lan, seperti dikutip The Guardian.Penularan antar-manusia Pada akhir Desember 2019, sebelum Lan sembuh setelah lebih dari 20 hari dirawat di rumah sakit, kabar tentang penyakit misterius di Wuhan pun menyebar. Saat itu, tersebar tangkapan layar percakapan tertanggal 30 Desember 2019. Tangkapan layar itu menampilkan peringatan yang disampaikan seorang dokter di rumah sakit Palang Merah Wuhan, Liu Wen. Ia mengingatkan rekan-rekannya tentang kasus yang dikonfirmasi virus corona di rumah sakit lain. "Cuci tanganmu! Masker wajah! Sarung tangan!" tulis petugas medis tersebut. "Pemberitahuan mendesak" dari Komisi Kesehatan Wuhan tentang kasus pneumonia tidak dikenal secara berturut-turut juga tersebar dan diunggah secara daring pada hari yang sama.Pernyataan tersebut memerintahkan rumah sakit untuk memperkuat kepemimpinan yang bertanggung jawab dan memastikan bahwa tidak ada yang mengungkapkan informasi kepada publik tanpa otorisasi.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Ngaku Habiskan Rp 100 Juta Lebih Setiap Bulan untuk Perawatan, Hotman Paris Pertanyakan Asal Uang Sang Artis: Honor Main Sinetron kan Nggak Sampai Segitu?

"Tidak ada bukti yang jelas akan adanya penularan antar-manusia. Penyakit ini bisa dicegah dan dikendalikan" tulis Komisi Kesehatan dalam pernyataan yang disampaikan. Satu hari setelahnya, 1 Januari 2020, pasar makanan laut Huanan ditutup dan biro keamanan publik Wuhan mengumumkan bahwa 8 orang telah dihukum karena menyebarkan isu. Sementara itu, di seberang Sungai Yangtze, orang-orang yang belum pernah pergi ke pasar Huanan juga jatuh sakit.

Baca Juga: Prediksinya Jarang Meleset, Roy Kiyoshi Sebut Sosok Ini Berhijab Demi Perbaiki Image Jelek di Mata Publik Hingga Masa Depan Kelam Al Ghazali: Harus Berhati-Hati SekaliPada minggu kedua bulan Januari, Coco Han, yang berusia 22 tahun, mengalami gejala batuk yang terus-menerus. Setelah satu minggu, ia pergi ke klinik setempat dan melakukan CT scan. Hasilnya, terjadi infeksi di paru-paru Han. Seorang dokter berpakaian hazmat lengkap pun mengawalnya ke rumah sakit lain untuk melakukan tes-tes selanjutnya.Tidak terkendali Saat pihak berwenang mengumumkan tentang tingkat infeksi virus, rumah sakit-rumah sakit di Wuhan telah kelebihan pasien. Jumlah pun kembali meningkat setelah pengumuman tersebut disampaikan. "Rumah sakit sangat sibuk. Kami tidak bisa pulang" kata seorang perawat. Pada 23 Januari 2020, kota dengan 11 juta penduduk tersebut pun ditutup. Daerah-daerah sekitarnya juga mengikuti, membuat lebih dari 50 juta penduduk berada di bawah aturan karantina rumah secara de facto.

Baca Juga: Bak Ketiban Berkah di Tengah Pandemi Corona, Ahok Berikan Cashback 50 Persen Bagi Ojek Online Tiap Membeli Bahan Bakar Pertamina, Begini Caranya!

Kelebihan pasien dan kurangnya tenaga medis serta fasilitas lainnya membuat rumah sakit mulai menolak pasien-pasien baru. Pada 19 Februari 2020, jumlah kematian akibat virus ini telah melewati angka 2.000 orang. "Virusnya sangat cepat. Pada awalnya, semua terasa di luar kendali. Kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang dokter yang merawat pasien virus corona di rumah sakit pusat Wuhan.

Baca Juga: Seakan Tak Kenal Jera, 3 Tahun Lalu Ditangkap Atas Kasus Narkoba, Kini Tio Pakusadewo Kembali Terjerat Kasus yang Sama, Begini Faktanya!Kembali normalSetelah menjalani lockdown selama lebih dari dua bulan, kini Wuhan secara perlahan kembali normal. Kawasan sekitar mendirikan bendera dan tanda-tanda yang menyatakan mereka bebas dari virus. Mobil-mobil mulai memenuhi jalan lagi ketika orang-orang kembali bekerja. Namun, pengingat tentang epidemi ini masih tetap ada. Deretan pagar logam tinggi mengelilingi pasar makanan laut Huanan yang masih tertutup dan bekas pintu masuknya dijaga oleh keamanan. Tidak semua orang dengan mudah melupakan apa yang terjadi pada mereka.

"Mereka mengatakan untuk tetap tinggal. Saya tinggal. Mereka mengatakan semua baik-baik saja. Saya percaya. Aku ingin tahu mengapa ini terjadi? Siapa yang menyuruh mereka tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orang-orang," kata Han. "Aku akan mengingat ini selama sisa hidupku, aku mengerti sekarang bahwa kita tidak penting," kata dia.

Baca Juga: Alih-Alih Marah, Begini Tanggapan Santai Kaesang Pangarep Saat Dibandingkan Soal Hal Ini dengan Pangeran Brunei Abdul Mateen

(*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah dari Wuhan, Awal Pandemi Virus Corona yang Tidak Akan Terlupakan...