Find Us On Social Media :

Nasi Sudah Menjadi Bubur, Dunia Terlanjur Menderita karena Corona, Titik Awal Bencana Terkuak: Wanita Ini Dibungkam hingga Bikin Geger karena Tak Boleh Ungkap Temuannya Soal Covid-19, Siapa Dia?

By Luvy Yulia Octaviani, Minggu, 19 April 2020 | 11:10 WIB

Sosok ini dibungkam tak boleh ungkapakan hasil penemuannya soal virus jenis baru hingga akhirnya virus corona merebak menjangkiti seluruh dunia, siapa?

GridPop.ID - Nasi sudah menjadi bubur, dunia sudah terlanjur menderita akibat terjangkiti virus corona.Titik awal pandemi terkuak, berawal dari dibugkapnya wanita ini oleh pemerintah China.Shi Zhengli adalah seorang ahli virologi yang menemukan kecurigaan akan oenemuannya terhadap virus jenis baru.

Baca Juga: Ogah Jennifer Dunn Jadi Ibu Tiri untuk Anak-anaknya, Sarita Abdul Mukti Doakan Faisal Haris Nikah Lagi: Saya Doakan Mas Haris Punya Rumah Serta Istri Ketiga Rasa curiga dunia bahwa CHina adalah sumber petaka pertama merebaknya virus corona atau Covid-19 pelan-pelan temui titik terang.Seorang peneliti yang dijuluki 'Wanita Kelelawar' di China dibungkam, saat memperingatkan tanda-tanda bahaya kemunculan wabah virus corona 11 bulan sebelum epidemi di kota Wuhan, China.Siapakah 'Wanita Kelelawar' yang dibungkam tersebut? Simak sosoknya ... Diketahui apa yang menjadi kecurigaan dunia internasional bahwa Wabah virus Corona atau Covid-19 bukan berasal dari pasar tradisional di Wuhan, China, kini mulai menemui titik terang.

Baca Juga: Sukses jadi Komedian Kondang Sejak Ikut Sule dan Andre, Dede Sunandar Curhat Awali Kariernya Sebagai Petugas Kebersihan: Saya Kerja Clenaing Service, Nyiapin Parkiran  

Sebuah fakta baru kini telah diungkap media-media barat terkait dengan sebuah pengakuan dari seorang peneliti senior di Institut Virologi Wuhan, China.

Yaitu terkait ancaman Virus Corona (Covid-19) itu terhadap manusia.Dailymail.co.uk melaporkan, seorang virologis utama dan timnya di Institut Virologi Wuhan memperingatkan kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS di China 11 bulan sebelum epidemi Coronavirus melanda kota itu.

Baca Juga: Nikahi Perempuan Indonesia, Bule Ini Shock dan Sakit Hati Saat Tahu Identitas Asli Sang Istri yang Sudah Dinikahinya 19 Tahun Lamanya: Saya Tertipu Hampir 20 Tahun!Prediksi yang tidak menyenangkan datang dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shi Zhengli dan rekan-rekannya di Institut Virologi Wuhan ketika mereka menekankan pentingnya melakukan penyelidikan virus dari kelelawar.

Shi Zhengli yang dijuluki 'Wanita Kelelawar', diduga mengurutkan gen dari virus corona baru dalam tiga hari, tetapi dibungkam oleh bosnya.

Shi Zhengli, Wakil Direktur di Institut Virologi Wuhan, China, memperingatkan kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS di China dalam makalah penelitian yang ditulis bersama dengan rekan-rekannya pada Januari 2019.Shi digambarkan sedang menjelaskan karyanya ke media pemerintah pada 2017.Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, telah membunuh lebih dari 145.000 orang dan menginfeksi lebih dari dua juta di seluruh dunia sejak pandemi dimulai di Wuhan Desember lalu.

Baca Juga: Bikin Gagal Fokus, Foto Lawas Raul Lemos Saat Masih Muda Sukses Curi Perhatian Netizen: Gantengan Sekarang Pak Lemos

Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global.Teori mengejutkan mengklaim bahwa virus, secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari institut, yang memiliki laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati tertinggi P4.Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa Washington sedang mencoba untuk menentukan apakah coronavirus pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di lab Wuhan.

Baca Juga: Nagita Slavina Rela Rogoh Kocek Belasan Juta Rupiah Hanya untuk Hot Pants Jeans yang Warnanya Pudar Sebelah, Netizen: Celana Sejengkal Harganya Seleher!Tetapi Cina bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa coronavirus buatan manusia.Laboratorium Wuhan Simpan 1.500 Virus MematikanPeringatan nyata adalah bagian dari makalah penelitian yang diajukan oleh Shi, wakil direktur di institut dan tiga penulis bersama pada Januari 2019.Penelitian itu diterbitkan pada bulan Maret 2019.Dalam artikel tersebut, tim menyoroti kemungkinan epidemi koronavirus lain di China dengan menganalisis tiga wabah berskala besar yang disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), dan Sindrom Diare Akut Swine (SADS).Dikatakan bahwa ketiga patogen itu adalah virus korona dan dapat ditelusuri kembali ke kelelawar, dan dua di antaranya berasal dari Cina.

Baca Juga: Nikmati Malam Pertama dengan Menggebu-gebu, Perempuan 85 Tahun yang Dinikahi Lelaki 35 Tahun Ini Sampai Tak Kuasa Berjalan Esok Harinya: Aku Merasa Seolah Menunggang Kuda!

Para peneliti mendesak: 'Dengan demikian, sangat mungkin bahwa wabah koronavirus yang menyerupai SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar, dan ada kemungkinan peningkatan bahwa ini akan terjadi di Cina.'Oleh karena itu, investigasi virus korona kelelawar menjadi masalah mendesak untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, yang pada gilirannya meminimalkan dampak wabah di masa depan di Tiongkok.'Tim tersebut menunjukkan bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati Tiongkok dapat mendorong penyebaran bug potensial.

Baca Juga: Sakitnya Tak Kunjung Sembuh, Artis Papan Atas Ini Meninggal Dunia Dengan Senyum, Ribuan Pelayat Menyambut Jenazahnya dengan Haru hingga Mengantarnya ke Pemakaman: Maafkan Kesalahannya!Ini juga menggarisbawahi tradisi Cina yang menyukai daging segar."Budaya makanan Cina menyatakan bahwa hewan yang disembelih hidup lebih bergizi, dan keyakinan ini dapat meningkatkan penularan virus," tulis koran itu.Sebuah tim yang dipimpin oleh Shi telah menemukan pada 2018 bahwa manusia mungkin dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian, menurut Beijing News.Institut Virologi Wuhan, yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan, mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya', khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.Meskipun para ilmuwan percaya bahwa virus itu menyerang manusia dari binatang buas yang dijual sebagai makanan di pasar sekitar 10 mil dari lab, para ahli teori konspirasi mempromosikan berbagai asumsi.

Baca Juga: Dapat Bayaran Rp 300 Juta Sekali Manggung, Pedangdut Cantik Ini Betah Hidup di Hunian Sederhana dengan Gerobak Mie Ayam Jadi Pajangan di Depan Rumah!

(*)Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul ANDAI Wanita Ahli Ini Tidak Dibungkam China, Corona Takkan Bikin Dunia Menderita, Inilah Sosoknya