Find Us On Social Media :

Amerika Serikat Jadi Negara yang Miliki Kasus Virus Corona Terparah Sudah Mulai Buka Lockdown Secara Bertahap, Benarkah Pandemi Global Covid-19 Ini Akan Segera Berakhir?

By Septiana Risti Hapsari, Selasa, 21 April 2020 | 07:00 WIB

Donald Trump berpidato

GridPop.ID - Hingga saat ini, dunia masih dibuat kalang kabut dengan virus corona.

Berbagai negara masih berjuang melawan virus yang mematikan ini.

Tapi di beberapa negara, tanda-tanda pandemi akan berakhir sudah mulai terlihat.

Setelah Cina, Amerika mulai membuka karantina wilayah secara bertahap.

Baca Juga: Seluruh Dunia Dibuat Kelabakan oleh Virus Corona, Donald Trump Peringatkan China Harus Hadapi Konsekuensi Atas Pandemi Global Ini: Kesalahan adalah Kesalahan, Seluruh Dunia Menderita Karenanya!

Ketika virus corona terus menyebar di AS, Presiden Donald Trump memberikan panduan kepada para gubernur terkait rencana pembukaan kembali aktivitas ekonomi AS dalam beberapa bulan mendatang.

Pedoman untuk "Membuka Amerika Lagi" terdiri tiga tahapan di mana negara-negara bagian dapat mengurangi secara bertahap kebijakan karantina wilayah atau lockdown.

Trump berjanji kepada para gubernur bahwa mereka akan menangani sendiri proses tersebut, dengan bantuan dari pemerintah federal.

AS sejauh ini mencatat hampir i 654.301 kasus positif dengan 32.186 orang meninggal akibat virus corona, dan Trump menyarankan sejumlah negara bagian dapat membuka kembali aktivitas ekonominya pada bulan ini.

Baca Juga: Kembali Bertingkah, Donald Trump Tega Hentikan Kucuran Dana pada WHO di Tengah Carut-marutnya Dunia Hadapi Pandemi Virus Corona, Menlu Rusia: Ini Langkah yang Layak Dikutuk dan Dicela!

Apa yang dikatakan Trump saat jumpa pers?

Dalam keterangan pers hariannya pada Kamis, Presiden Trump menyatakan "medan perang berikutnya, yaitu membuka kembali AS".

"AS ingin membuka dan Amerika ingin membuka," ujarnya. "Karantina nasional bukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan."

Dia mengatakan langkah penguncian yang berkepanjangan berisiko menimbulkan korban serius pada kesehatan masyarakat.

Dia memperingatkan "peningkatan tajam" penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan alkohol, penyakit jantung, dan masalah "fisik dan mental" lainnya.

Baca Juga: Kabar Bahagia, Ikatan Dokter Indonesia Sebut Virus Corona Bisa Hilang dengan Sendirinya dari Tubuh Manusia, Terungkap Rahasianya yang Tak Disangka-sangka

Trump mengatakan kepada wartawan masyarakat yang sehat akan dapat kembali bekerja "jika kondisinya memungkinkan".

Dia mengatakan rakyat AS akan terus diimbau untuk menjaga jarak sosial dan tetap tinggal di rumah apabila tidak sehat.

Kota New York mencatat lebih dari 11,000 kasus kematian selama pandemi virus corona.Dia mengatakan pembukaan kembali perekonomian AS akan dilakukan "dengan satu langkah yang hati-hati", namun dia meminta agar para gubernur negara bagian bergerak "sangat, sangat cepat, tergantung pada apa yang ingin mereka lakukan".

Tak lama kemudian, pemimpin Partai Demokrat Nancy Pelosi, sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, menyebut pedoman baru itu "kabur dan tidak konsisten".

Dia mengatakan panduan Trump itu "tidak menebus kegagalan presiden dalam mendengarkan saran ilmuwan terkait pembuatan dan pembagia alat tes berskala cepat di tingkat nasional".

Baca Juga: Disebut Kota Mayat, 6.700 Orang Meninggal Akibat Virus Corona Dalam 2 Minggu, Mayat-mayat Dibiarkan Tergeletak di Jalanan Ini Karena Kehabisah Lahan untuk Menguburnya!

Apa isi panduan Trump?

Dokumen panduan setebal 18 halaman itu merinci tiga tahapan untuk membuka kembali perekonomian di semua negara bagian. Setiap fase berlangsung minimal 14 hari. Pedoman selengkapnya dapat dilihat di sini.

Mereka memasukkan beberapa rekomendasi pada tiga tahapan tersebut, termasuk agar setiap individu bisa menjaga kesehatan dan memastikan dapat menerapkan jarak sosial, hingga pelacakan penularan, hingga pelaksanaan tes virus corona.

Tahapan pertama banyak menjelaskan tentang kebijakan penguncian seperti menghindari perjalanan yang tidak penting dan tidak berkumpul secara kelompok.

Namun dikatakan tempat-tempat berskala besar seperti restoran, tempat ibadah dan tempat olahraga "dapat beroperasi di bawah protokol jarak fisik yang ketat".

Apabila tidak ada bukti kenaikan signifikan virus corona, pada tahap kedua warga dimungkinkan melakukan perjalanan yang non-esensial.

Baca Juga: Belum Usai Penderitaan Akibat Corona, Warga Solo Kembali Dibuat Geger Melihat Ribuan Cacing Keluar Dari Tanah, Ahli Beberkan Alasannya hingga Singgung Fenomena Alam dan Gunung yang Dianggap Tidur Tiba-tiba Bangun

Disebutkan, dalam tahap kedua ini, sekolah dapat dibuka kembali dan bar dapat beroperasi "dengan syarat harus menjaga jarak satu sama lain dengan ketat."

Pada tahapan ketiga, apabila negara-negara bagian menemukan tren gejala dan kasus yang menurun, maka warganya dimungkinkan menggelar"interaksi publik" dengan tetap diberlakukan aturan jarak fisik

Dalam tahap ini, kunjungan ke rumah perawatan dan rumah sakit dapat dilakukan.

Dokumen itu juga menyebutkan sejumlah negara bagian dapat memulai kembali kehidupan normal setelah melewati periode evaluasi yang akan berlangsung, setidaknya, selama sebulan.

Di tempat-tempat atau lokasi di mana ada lebih banyak kasus infeksi atau ada kenaikan angka penularan mengalami kenaikan, proses menuju situasi normal bakal memakan waktu lebih lama.

Koordinator gugus tugas virus corona Gedung Putih, Dr Deborah Birx, mengatakan ketika negara-negara bagian mampu memenuhi ketiga tahapan itu, para pekerja di wilayahnya dapat kembali bekerja secara bertahap.

Tahapan ketiga akan menjadi "kehidupan normal yang baru", katanya, namun tetap disarankan agar orang-orang yang rentan untuk tetap menghindari ruang-ruang yang padat.

(*)

Baca Juga: Nasi Sudah Menjadi Bubur, Dunia Terlanjur Menderita karena Corona, Titik Awal Bencana Terkuak: Wanita Ini Dibungkam hingga Bikin Geger karena Tak Boleh Ungkap Temuannya Soal Covid-19, Siapa Dia?

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judulVirus corona: Trump umumkan rencana pembukaan kembali AS secara bertahap