Find Us On Social Media :

VIRAL! Dituding Sebagai Maling Tanpa Bukti, Tukang Becak di Solo Ini Babak Belur Dipukuli Segerombolan Satpam, Terungkap Kronologi Kejadiannya yang Bikin Hati Miris

By None, Selasa, 21 April 2020 | 09:30 WIB

Segerombol satpam tega pukuli tukang becak di Solo karena di kira mencuri meski tanpa bukti

GridPop.ID - Baru-baru ini, kisah dari seorang tukang becah di Solo mendadak viral di media sosial.

Bak ketiban sial, seorang pria nahas tersebut harus babak belur bersimbah darah karena dipukuli segerombol satpam.

Mirisnya, tukang becak itu mendadak dipukuli satpam lantaran dituding sebagai maling meskipun tanpa bukti yang jelas.

Usut punya usut, pria yang menjadi korban tindak arogansi satpam tersebut bernama Ngadino Cipto Wiyono.

Baca Juga: Bertugas Makamkan Ibunda Nunung, Para Penggali Kubur Bongkar Fakta Mengejutkan Soal Pusara Mendiang, Begini Kesaksiannya yang Mencengangkan

Ngadino menjadi viral karena insiden yang dia alami di Museum Keris Solo, Sabtu (18/4/2020) lalu.

Kasus ini bahkan menyita perhatian Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Kepada Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo dan Kapolresta Solo, Kombes Andy Rifai, Ganjar meminta kasus ini diusut tuntas.

Lalu, seperti apa sebenarnya kisah ini versi korban?

Baca Juga: Heboh Amanda Manopo Kehabisan Pakaian karena Bajunya Ludes Terjual, Benda Ini Terpaksa Digunakan untuk Tutupi Tubuhnya, Komentar Netizen Bikin Tercengang!

Kejadian itu dialami seorang pengayuh becak, Ngadino Cipto Wiyono di depan pos satpam Museum Keris Solo pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB.

Menantu Ngadino, Toni Handriyanto menceritakan kejadian dugaan penganiayaan terjadi seusai mertuanya menurunkan penumpang di selatan Museum Keris.

Setelah itu, Ngadino bermaksud menumpang buang air di sebuah toilet yang terletak di Museum Keris Solo.

"Kemudian melompat pagar, maksudnya cuma mau kencing, setelah mau balik diteriaki maling," tutur Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

Baca Juga: Diam-diam Dinikahi Aktor Tampan Hollywood, Sarah Azhari Bongkar Sosok Suami Bule Sang Adik yang Ternyata Bukan Orang Sembarangan: Rahma Sudah Kenal 13 Tahun Lalu

Menurut Toni, Ngadino sebenarnya sudah biasa mangkal di daerah Museum Keris.

Bahkan, Ngadino sudah mangkal di sana sejak 1982, dan memang sudah biasa numpang buang air di Museum Keris.

"Harusnya satpam sudah hafal, tapi ini satpam memang arogan," ujar Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

Setelah naik pagar, Ngadino diteriaki maling dan dikeroyok satpam Museum Keris.

Baca Juga: Hotman Paris Sesumbar Berjanji Akan Undang 2 BoyBand K-Pop Ternama ke Indonesia Setelah Wabah Virus Corona Berakhir, Namun Ternyata Gagal Gara-Gara Hal Tak Terduga Ini!

"Tanpa pemberitahuan dipukuli, bapak sudah coba memberi kejelasan, tapi sama sekali tidak didengar tetap disalahkan terus," imbuhnya membeberkan.

Tiga oknum satpam kemudian diduga melakukan pemukulan dengan tangan kosong dan tongkat kayu mengarah ke wajah Ngadino.

"Memukulnya pakai benda dan tangan kosong, juga tendangan, saya pikir satpam mungkin interogasi dulu ngapain kamu kesini, tapi tidak, malah main hakim sendiri," ujar Toni.

Insiden ini sempat terekam, dan videonya beredar di media sosial.

Baca Juga: Amerika Serikat Jadi Negara yang Miliki Kasus Virus Corona Terparah Sudah Mulai Buka Lockdown Secara Bertahap, Benarkah Pandemi Global Covid-19 Ini Akan Segera Berakhir?

Seusai mendapatkan perlakuan itu, Ngadino tidak diperbolehkan pulang dan dibawa ke Kantor Kelurahan Sriwedari.

"Petugas kelurahan cuma ada dua orang, oknum satpam itu bilang, ini habis lompat pagar, setelah itu ditinggal tanpa kejelasan," kata Toni.

Petugas Kelurahan Sriwedari kemudian menelpon Polsek Laweyan supaya segera datang ke kantor kelurahan.

"Petugas polsek datang terus tanya kronologi kejadiannya bagaimana, terus dijelaskan sama bapak saya," jelas Toni.

Baca Juga: Bak Siang dan Malam Dibanding Dapur Mulan Jameela yang Tak Disangka-sangka, Inikah Dapur Apartemen Maia Estianty Seharga Rp 1,7 Miliar?

"Setelah dijelaskan, muka bapak dibersihkan dan diberi Betadine, terus suruh pulang, tanpa pelaku ditanyai," imbuhnya membeberkan.

Ngadino kemudian pulang ke rumah di daerah Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

"Pukul 19.00 WIB, saya diberi kabar, langsung keluar dan saya ajak periksa ke Rumah Sakit dr Oen Solo Baru," ucap Toni.

Keluhkan Layanan Polisi

Keluarga Ngadino kini telah melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan 3 oknum satpam ke Polresta Solo.

Baca Juga: Pergoki Oknum Ambil Foto Diam-diam Demi Konten Padahal Temannya Tengah Berduka, Dewi Sandra Sempat Murka Hingga Singgung Soal Perceraiannya yang Terdahulu, Ada Apa?

Kejadian itu terjadi di depan pos satpam Museum Keris Solo, Jumat (17/4/2020) sekira pukul 15.30 WIB.

Menantu Ngadino, Toni Handriyanto mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan.

"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.

Baca Juga: Ustaz Kondang Ini Dituding Matre karena Pasang Tarif Terlalu Mahal hingga Minta Kenaikan Tarif Ceramah Secara Tiba-tiba, Bangunan Rumah Mewah Rp 24 Miliar Miliknya Bikin Tercengang, Begini Isi Huniannya!

Toni kemudian dibantu seorang yang diduga Bhabinkamtibnas Grogol melapor ke Polresta Solo.

"Sabtu sekira pukul 14.00 WIB buat laporan ke Polresta Solo," katanya.

Pihak keluarga sampai saat ini tengah menunggu proses lanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ngadino.

"Masih nunggu proses dari pihak Polres Solo," ujar Toni.

"Nanti mediasi dulu tidak apa-apa, pihak keluarga nuntut keadilan," tandasnya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cerita Ngadino Numpang Kencing di Gedung Milik Pemerintah, Lalu Dipukuli Satpam : Ganjar Minta Usut