Find Us On Social Media :

Betapa Ganasnya Virus Corona, Peneliti Terkejut Saat Bongkar Jenazah Positif Covid-19 dan Temukan Organ Dalamnya Alami Kondisi Mengerikan, Ternyata Inilah Organ yang Diserang dan Akan Berakhir Rusak!

By Septiana Risti Hapsari, Jumat, 15 Mei 2020 | 07:45 WIB

Ilustrasi pasien virus corona.

GridPop.ID - Sejak ditemukannya di akhir tahun 2019 hingga kini, para ilmuan di berbagai negara terus melakukan penelitian.

Pasalnya, virus ini belum ditemukan sebelumnya.

Meskipun sudah sipastikan bahwa wabah ini mirip dengan wabah virus SARS dan MERS.

Menurut peneliti China, mereka telah melakukan otopsi untuk mengetahui organ dalam tubuh korban yang meninggal akibat virus corona.

Baca Juga: China Sedang Jadi Sorotan Dunia Karena Pandemi Global Corona, Prabowo Subianto Malah Tiba-tiba Dapat Telepon Khusus dari Menteri Pertahanan Negeri Tiongkok, Ada Apa?

Hasilnya pun mengejurkan, ilmuwan temukan hal-hal yang selama ini belum pernah kita ketahui.

Laporan yang diterbitkan oleh jurnal media Inggris, The Lancet ini berdasarkan otopsi yang dilakukan para ahli dari Pusat Medis Kelima Rumah Sakit Umum, Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing.

Mereka memperoleh sampel biopsi dan otopsi, dari seorang pria berusia 50 tahun yang meninggal akhir Januari lalu akibat virus corona.

Hasilnya ilmuwan temukan situasi yang mirip dengan wabah SARS, penyakit yang pernah menyerang China Selatan tahun 2002-2003.

Baca Juga: Lagi-lagi Cobaan di Tengah Pandemi Corona yang Belum Berakhir, Jokowi Ketok Palu Naikkan Iuran BPJS Kesehatan, Berikut Rincian dan Besaran yang Perlu Diperhatikan!

Pada saat itu SARS menewaskan lebih dari 800 orang dan lebih dari dua lusin negara saat itu juga merasakan dampak dari wabah tersebut.

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Pria yang diotopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua mingggu kemudian.

Setelah itu dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.

Baca Juga: Rintis Karir sebagai Jurnalis Hingga Sosoknya Dikagumi, Intip Rumah Mewah Keluarga Najwa Shihab yang Luas bak Dinasti Kerajaan, Puny 2 Kolam Renang Sekaligus!

Kemudian setelah ilmuwan melakukan penelitin dengan otopsi temukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.

Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Baca Juga: Kabar Gembira! Pemerintah Telah Tetapkan Keputusan Tak Ada Larangan untuk Mudik Lokal, Namun Harus Tetap Perhatikan Aturan Ini!

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi kometar lebih lanjut.

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Baca Juga: Tak Lagi Nongol di Televisi, Ternyata Begini Kondisi Suti Karno Alias Atun yang Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Rano Karno: Enggak Usah Dikunjungi, Doain Saja dari Rumah

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Baca Juga: Pernah Meringkuk di Penjara, Semua Akun Media Sosial Ahmad Dhani Kini Dikudeta Mulan Jamela, Harus Lolos Seleksi Sang Istri Jika Ingin Unggah Foto Ataupun Balas Komentar

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Baca Juga: Bingung Kelola Bisnis Fashion Online di Tengah Pandemi Corona? Simak Yuk Tips dan Trik dari Ahli untuk Dapatkan Keuntungan Melimpah!

Tanggapan ini mengakui risiko penggunaan kortiskosteroid dosis tinggi pada pasien virus corona, termasuk potensi infeksi lainnya.

Tapi mungkin dibenarkan untuk pasien yang sakit kritis dengan peradangan yang signifiasinnya terletak di paru-paru mereka.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Masih Sendiri, Kiwil Langsung Dekati Sang Janda dengan Gombalan Maut Meski Belum Resmi Cerai dari Istri Keduanya, Akui Sang Biduan Masuk Kriteria Istri Ketiga yang Diidam-idamkan!

(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Peneliti Terkejut Ketika Bongkar Jenazah Korban Virus Corona, Mereka Temukan Organ Dalamnya Kondisinya Mengerikan, Ternyata Bagian Ini 'Rusak' Setelah Terserang Virus Corona