Find Us On Social Media :

32 Tahun Duduki Kursi Presiden, Begini Kisah Jatuh Bangun Soeharto Sebelum Jadi Orang Nomor 1 di Tanah Air, Sempat Jadi Juru Tulis Bank di Desa hingga Sukses Kantongi Gelar Jenderal!

By Septiana Risti Hapsari, Jumat, 22 Mei 2020 | 20:00 WIB

Presiden Soeharto

GridPop.ID - Sosok Soeharto tak akan pernah luntur dari sejarah Indonesia.

Namanya sempat duduki jabatan presiden selama 32 tahun.

Ya, 32 Tahun memimpin, Presiden Soeharto sangat dikenal masyarakat Indonesia hingga kini.

Siapa yang menyangka kisah Soeharto sebelum menjadi Jenderal TNI dan Presiden kedua Indonesia merupakan orang yang berangkat dari desa kecil.

Sebelum menjadi Presiden RI, Soeharto merupakan seorang tentara.

Baca Juga: Dari Dulu Dikenal Tomboy dan Selalu Tampil Macho, Mitha The Virgin Mendadak Tampil Berhijab Sampai Kagetkan Netizen: Yaa Allah Cantik Banget!

Banyak orang mengetahui bahwa Soeharto menjadi tentara sejak zaman perang kemerdekaan RI, zaman Soekarno, hingga kemudian menjadi presiden.

Pangkat terakhir Soeharto adalah jenderal.

Tapi yang menjadi pertanyaan menarik, apa pekerjaan Soeharto sebelum menjadi tentara?

Awalnya, Soeharto merupakan pegawai bank, sebelum akhirnya tertimpa apes.

Ini cerita tentang masa muda dan pekerjaan Soeharto sebelum menjadi tentara dan presiden.

Baca Juga: 2 Kali Tersandung Masalah Sebut Infotainment Miliki Derajat Rendah Hingga Kasus Video Panas Bersama Ariel NOAH, Luna Maya Ngaku Banjir Cacian: Bagi Orang Mungkin Gue Busuk Baget, Jelek, Aiblah!

Meski bapak dan ibu kandungnya tak rukun dan terlilit berbagai masalah (terutama masalah ekonomi), Soeharto yang beranjak remaja tetap banyak yang menyayangi serta memperhatikan.

Kalaupun ada yang beda dari sosok Soeharto dibandingkan dengan anak lain yang punya keluarga normal, itu adalah sifatnya yang cenderung pendiam dan tertutup.

Semasa sekolah, Soeharto yang terkenal rajin dan murah senyum ini termasuk lumayan gampang bergaul.

Namun, teman yang benar-benar akrab dengannya hanya sedikit!

Sehari-hari, dia lebih banyak menghabiskan waktunya buat bertani.

Baca Juga: Ngebet Nikah Diusia 16 Tahun Padahal Belum Bisa Dapat KTP, Selebgram Ini Blak-Blakan Ngaku Hanya Butuh 36 Hari Untuk Kenal dengan Suaminya Hingga Mantap Berumah Tangga Meski Tuai Banyak Kritikan!

Soeharto yang sangat mengagumi pakliknya, Prawirohardjo, paling jago menanam bawang bombai dan bawang putih.

Setelah lulus SD, Soeharto meneruskan ke Schakel School, sebuah sekolah menengah pertama di Wonogiri.

Karena jaraknya jauh dari rumah buliknya, dia pun harus pindah.

Demi bisa terus sekolah, Soeharto rela menumpang tinggal di rumah kakak Sulardi, sahabatnya, di Selogiri.

Soeharto dan Sulardi dapat jatah sekamar berdua.

Baca Juga: Viral Dapat Julukan Tante Pemersatu Bangsa, Tante Ernie Tak Menyangka Akan Jadi Sorotan Hingga Dipuja Banyak Kaum Lelaki, Ternyata Ini Profesinya yang Tak Biasa

Belum lama tinggal di sana, kakak Sulardi cerai dengan suaminya.

Terpaksa Soeharto mencari tempat "numpang tidur" yang baru.

Oleh bapaknya, Soeharto dititipkan pada sahabatnya, Hardjowijono.

Seorang pensiunan yang enggak dikarunia anak, yang tinggal di Wonogiri.

Pada 1939, Soeharto menamatkan sekolah menengah pertamanya.

Baca Juga: Viral, Bukannya Karantina di Rumah Aja, Warga Jakarta Ini Malah Berdesak-desakan Geruduk Pasar Kaget Menjelang Lebaran, Pengelola: Kita Susah Untuh Menutup Total

Menjelang ujian kelulusan, gelombang protes bangsa Indonesia terhadap penjajahan pemerintah kolonial Belanda tambah kencang.

Saat itu, Soeharto tak peduli lantaran sedang berkonsentrasi penuh pada ujian kelulusan.

Setelah tamat, Soeharto memutuskan kembali ke Wuryantoro, tempat buliknya (tante).

Soeharto kembali ke sana karena bapaknya tak mampu membiayai melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Maka, Soeharto berniat meminta tolong dicarikan pekerjaan oleh pakliknya (paman).

Berhasil!

Baca Juga: 17 Tahun Lelah Dimadu Meggy Wulandanri Ngotot Minta Cerai, Kiwil Bongkar Alasan Istri Keduanya Kekeh Ingin Pisah Singgung Soal Pelakor, Ada Apa?

Soeharto muda akhirnya berkerja sebagai juru tulis di sebuah bank desa.

Seragam kerjanya blangkon, beskap dan sarung.

Gara-gara seragam kerja inilah Soeharto ketiban apes.

Ceritanya, sarung yang dipakenya tiap hari udah lusuh.

Terus, ia dipinjami oleh buliknya sarung kesayangannya.

Baca Juga: Sempat Bikin Geger Jagat Maya, Terungkap Sosok Sarah Keihl yang Ternyata Miliki Gurita Bisnis Hingga Didapuk Jadi CEO di 6 Perusahaann Miliknya

Sarung-sarung itu ternyata enggak sengaja nyangkut di jari-jari sepeda yang sedang ia tunggangi.

Peristiwa itu mengakhiri karier Soeharto sebagai juru tulis bank desa.

Cari Peruntungan ke Solo dan Tentara Belanda

Karena menganggur, Soeharto mencoba peruntungan ke Solo.

Sebab saat itu, seorang teman menginformasikan bahwa Angkatan Laut Belanda sedang mencari juru masak.

Baca Juga: Jadi Istri Ustaz Kondang, Artis Cantik ini Rela Dipoligami Hingga Dua Kali Minta Sang Suami Menikah Lagi, Akhirnya Terima Jawaban Tak Terduga

Tapi, ternyata begitu sampai di Solo, lowongan yang dimaksud tidak ada.

Dengan kecewa, Soeharto kembali ke Wuryantoro.

Dia bekerja serabutan, dari ikut membangun langgar sampai membersihkan selokan air, supaya bisa menyambung hidup.

Tidak lama, Soeharto mendengar informasi lowongan kerja lagi.

Kali ini lowongan bergabung dengan Angkatan Perang Belanda (KNIL).

Baca Juga: Selama Ini Selalu Musuhan, Rafathar Akhirnya Takhluk Usai Dapat Hadiah Murah Sekardus Besar Ini dari Baim Wong, Anak Raffi Ahmad Sampai Sumringah, Apa Isinya ya?

Daripada tidak ada pekerjaan tetap, pada 1 Juni 1940 Soeharto mantap mendaftar sebagai prajurit.

Soeharto mendapat pelatihan kemiliteran yang superkeras.

Tiap hari dari subuh sampai larut malam, tidak henti-hentinya digembleng fisik dan mental.

Soeharto tidak merasa tertekan.

Kehidupan masa kecilnya yang serba tak pasti, justru membuatnya kepincut dengan disiplin keras dan keteraturan yang diajarkan di sana.

Makanya, Soeharto sukses lulus sebagai kadet terbaik di angkatannya.

Baca Juga: Bukannya Makin Mulus dan Glowing, Kenapa Wajah Malah Berjerawat dan Kusam Saat di Rumah Aja? Ternyata Begini Alasannya!

Selesai pelatihan, Soeharto dikirim ke Batalyon XIII di Rampal, Malang.

Pada 2 Desember 1940, dia diberi gelar kopral.

Kemudian dia dikirim ke Gombong buat menjalani latihan lanjutan. Dan, begitu lulus dinaikkan pangkatnya jadi sersan.

Baru saja menyandang gelar sersan, tahu-tahu Jepang merapat ke Indonesia.

Jepang menyerang Belanda untuk merebut Indonesia.

Baca Juga: Bikin Merinding, Baru Saja Mbak You Ramalkan Soal Cuaca Ekstrem, WIlayah di Indonesia Ini Langsung Porak Poranda Diterpa Bencana Alam Puting Beliung: Semoga Cepat Reda!

Belanda kalah, karier Soeharto sebagai prajurit ikut terhenti.

Dia lalu memutuskan pergi ke Yogyakarta, mencari pekerjaan baru.

Di Yogyakarta, awalnya Soeharto belajar mengetik supaya punya bekal mencari kerja lain.

Tidak lama kemudian, dia jatuh sakit.

Saat dia sedang memulihkan kesehatannya, dia membaca pengumuman bahwa satuan polisi Jepang, Keibuho, membuka lowongan.

Baca Juga: Meski China dan Amerika Serikat Memiliki Kasus Positif Covid-19 Terbanyak, Peneliti Justru Sebut Wilayah ini Sebagai 'Sarang' Virus Corona Hingga Beri Peringatan

Langsung Soeharto mendaftar.

Diterima di Keibuho, karier Soeharto cepat melesat.

Performanya yang bagus tercium ke mana-mana.

PETA atau Pembela Tanah Air, sebuah kekuatan sosial yang didirikan oleh putra-putri negeri untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, membujuk Soeharto bergabung.

Terdorong rasa patriotisme yang besar, Soeharto setuju dan mulai melakukan "dualisme": tetap jadi anggota Keibuho, namun diam-diam ikut PETA.

Dari PETA inilah karier militer dan politik Soeharto di Indonesia bergulir.

Sampai klimaksnya, dia bisa jadi Presiden ke-2 Rl dan berkuasa selama 32 tahun.

Baca Juga: Kabar Buruk Kembali Mengancam, BMKG Prediksi Indonesia Bakal Dihantam Peristiwa Alam yang Sebabkan Angin Kencang Hingga Banjir Bandang, 6 Wilayah Ini Diminta Waspada

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun Jambi dengan judul: Sebelum Jadi Penguasa di Indonesia, Ternyata Soeharto Pernah Jadi Seorang Pegawai Bank di Desa