GridPop.ID - Baru-baru ini kabar kurang menyenangkan kembali berhembus dari dua negara konflik, Korea Utara dan Korea Selatan.
Setelah sempat berdamai dengan keadaan, hubungan dua negara konflik ini akhirnya kembali bersitegang.
Bahkan, pemerintah Korea Utara sampai nekat meledakkan gedung penghubung antar-Korea di perbatasan.
Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan kini memasuki babak baru.
Melansir GridHot, Korea Utara mengumumkan telah mencetak selebaran anti-Seoul dalam jumlah besar dan bersiap mengirimnya melintasi perbatasan ke Korea Selatan
"Di seluruh negara, masyarakat marah dan secara aktif sedang persiapan untuk distribusi selebaran skala besar kepada orang-orang di Korea Selatan yang telah kehilangan moralitas dasar," kata Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA).
KCNA menambahkan, lembaga-lembaga penerbitan sedang mencetak selebaran, dengan mengatakan mereka akan "melakukan tamparan tanpa pandang bulu terhadap pemerintah Korea Selatan yang telah bermain dengan harapan dan janji kepada rekan senegaranya yang ditempatkan pada perjanjian antar-Korea dengan permainan kata-kata jahat selama masa lalu."
KCNA menambahkan, selebaran akan diluncurkan segera setelah daerah yang dekat dengan batas antara utara dan selatan dibuka.
Kantor Berita tersebut juga merilis beberapa foto pekerja Korea Utara yang mencetak selebaran yang mengkritik Korea Selatan, termasuk satu foto yang menentang Presiden Moon Jae-in.
Asal tahu saja, mengirim selebaran propaganda ke Korea Selatan adalah salah satu tindakan pembalasan yang telah diambil Korea Utara sebagai tanggapan terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dilakukan oleh pembelot yang sekarang berada di Korea Selatan.
Sebelumnya, ratusan selebaran anti Pyongyang ditemukan di Korea Utara setelah berhasil diterbangkan dengan balon besar dari Korea Selatan oleh para pembelot.
Hasilnya, pemerintah Korea Utara juga berjanji untuk berurusan dengan Korea Selatan sebagai musuh.
Dilansir dari nypost.com melalui Intisari Online, pada Rabu (17/6/2020) Korea Utara mengatakan akan mengirim tentara ke lokasi-lokasi kerja sama antar-Korea yang sekarang tertutup.
Di mana mereka memasang pos penjagaan dan melanjutkan latihan militer di daerah-daerah garis depan.
Ini adalah bukti bahwa Korea Utara tidak main-main untuk membatalkan kesepakatan perdamaian yang dicapai dengan Korea Selatan pada September 2018 lalu.
Selain itu, ini juga bentuk terbaru dari serangkaian provokasi yang dilakukan Korea Utara.
Di mana sikap ini diyakini para ahli sebagai langkah-langkah untuk menekan Seoul dan Washington di tengah negosiasi nuklir yang macet.
Sebelumnya, pada hari Selasa (15/6/2020), Korea Utara menghancurkan kantor penghubung antar-Korea yang kosong di wilayahnya.
Meskipun tindakan Korea Utara itu tidak mengarah ke bentrokan atau pertumpahan darah, tapi tetap saja itu menimbulkan ketegangan di semenanjung.
Staf Umum Korut mengatakan unit-unit militer akan dikerahkan ke resor Gunung Diamond dan kompleks industri Kaesong, keduanya di utara perbatasan yang dijaga ketat.
Di daerah perbatasan tersebut, mereka akan meningkatkan kesiapan militer, serta membuka situs garis depan untuk menerbangkan balon propaganda ke Korea Selatan.
Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, secara terpisah mengungkapkan bahwa Korea Utara telah menolak tawaran baru-baru ini oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk mengirim utusan khusus ke Pyongyang untuk meredakan ketegangan.
Kim Yo Jong, yang telah mempelopori retorika Korea Utara baru-baru ini terhadap Korea Selatan, menyebut Moon menawarkan "lelucon kecil" dan "trik" untuk mengatasi krisis.
Dia juga mengecam desakan Presiden Moon untuk kembali ke perundingan dan menemukan terobosan baru demi kedua negara.
GridPop.ID (*)