"Ya, semoga dia bisa akur kembali dengan suaminya, dan tak dimanfaatkan untuk yang macam-macam", harap Mbah Soma.
Ternyata rumah tangga wanita asal Klaten itu sedang guncang, karena suaminya tergila-gila pada perempuan lain yang lebih cantik.
Bisa ditebak, kedatangan lbu beranak tiga itu ingin merebut kembali suaminya dengan cara bersolek diri lewat susuk.
Menjadi sistem
Kisah kekuatan susuk emas yang bukan lagi hal aneh bagi kalangan tertentu, barangkali asing buat kelompok lain.
Bagaimana hubungan sebab-akibat antara susuk dan daya pikat?
Memang sulit mencari pertanggungjawaban rasionalnya, apalagi tak tersedianya perangkat dan alat ukurnya. Ini mungkin yang membedakan ilmu dan ngelmu.
Susuk memang telah menjadi realitas tersendiri, sesuatu yang hidup dan menjadi bagian dari sistem kebudayaan sebagian masyarakat kita.
Hal ini terbukti dengan para pelanggan yang mendatangi tokoh dari Selomartani, Kalasan, tadi.
"Beragam profesi anak-cucu saya yang minta susuk,” ujarnya sambil menyebut beberapa nama dan pekerjaannya.
Bukan hanya wanita seperti ibu rumah tangga dari Klaten tadi, melainkan juga para artis, penyanyi, pedagang, olahragawan, seniman, pegawai sampai preman dari berbagai daerah.
Hal itu terbukti dari buku tamu yang selalu disimpannya.
Di tangan kakek yang tak pernah menentukan tarif pasang ini susuk memang tak terbatas untuk menambah daya pikat wajah, melainkan meluas sampai pada jenis susuk kekebalan atau kekuatan, pengasihan, dan penglaris.
Puluhan tahun berpraktik, dukun "sakti" yang akunya pernah bertapa di Gunung Cereme ini sudah tak bisa menghitung berapa banyak orang yang telah ia pasangi susuk.