Find Us On Social Media :

Dirilis Resmi BPOM AS, Remdesivir Disetujui untuk Obati Covid-19, Apakah Benar-benar Efektif?

By None, Jumat, 23 Oktober 2020 | 18:00 WIB

Obat corona Remdesivir buatan Gilead akan digunakan di Indonesia

GridPop.ID - Saat ini berbagai negara tengah berlomba-lomba untuk mencari obat dan vaksin untuk penyembuhan Covid-19.Semenjak pertama kali muncul sampai dengan sekarang, belum ditemukan obat dan vaksinnya.Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan remdesivir dengan merek Veklury dari Gilead Sciences untuk pasien dewasa atau pasien anak di atas 12 tahun dengan berat di atas 40 kilogram yang dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Perda Penanggulangan Covid-19 Resmi Disahkan, Warga yang Menolak Tes Swab hingga Isolasi Mandiri Akan Dikenakan Denda Jutaan Rupiah, Berikut RinciannyaDalam rilis resminya, FDA menjelaskan bahwa persetujuan ini didasari oleh penilaian manfaat dan risiko yang dilakukan mengikuti standar ilmiah.

Mereka mencapai konklusi bahwa manfaat dari obat yang bekerja dengan mencegah replikasi virus ini, melebihi risikonya bila dipergunakan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit. Ada tiga studi yang dijadikan referensi oleh FDA, termasuk studi ACTT-1 yang dilaksanakan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID).

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta Kabar Vaksin Covid-19 Dapat Berpotensi Mengubah DNA Manusia? Begini Penjelasan Menurut WHO

Ketiganya adalah uji klinis acak terkontrol yang melibatkan pasien dengan gejala Covid-19 ringan hingga parah di rumah sakit. Ketiga studi menunjukkan bahwa Veklury bisa membantu sebagian pasien sembuh lebih cepat.Dilansir dari DW, 15 Oktober 2020; dalam pengumuman hasil awal studi ACTT-1 pada bulan April 2020, NIAID berkata bahwa secara rata-rata pasien yang mendapatkan remdesivir sembuh 31 persen lebih cepat (11 hari) daripada pasien yang diberi plasebo (15 hari).

Baca Juga: Jatuh Bangun Andre Taulany Rintis Karir di Dunia Entertain, Rela Tinggalkan Kerjaan Mapan di Bank Demi Jadi Anak Band Sampai Sukses sebagai Pelawak dengan Aset Miliyaran Rupiah

Akan tetapi, tampaknya obat ini tidak terlalu efektif dalam mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.

Dipaparkan oleh NIAID, studi ACTT-1 menemukan bahwa tingkat kematian pada kelompok yang diberi Remdesivir delapan persen, sementara kelompok yang diberi plasebo 11,6 persen.

Studi pracetak yang dipublikasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) di MedRxiv pada 15 Oktober 2020 juga menunjukkan bahwa Remdesivir hampir tidak mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Ruben Onsu Tiba-tiba Bongkar Masalah Rumah Tangganya dengan Sarwendah Hingga Singgung Soal Satu Pantangan Ini, sang Presenter: Akhirnya Bodo Amat Deh!

Studi tersebut merupakan bagian dari Solidarity Trial yang mengevaluasi data 11.266 pasien. Akan tetapi, seperti diungkapkan dalam pernyataan Gilead Sciences, studi WHO tersebut masih pracetak dan belum melalui penelaahan ilmiah.

Baca Juga: Sering Jadi Ledekan Gegara Gagal Jadi Wakil Wali Kota Tangsel, Andre Taulany Blak-blakan Akui Ogah Nyalon Lagi Karena Alasan Ini

Kedua studi ini menunjukkan bahwa remdesivir terbukti memiliki manfaat terbatas bagi pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Remdesivir bisa mengurangi durasi kesakitan hingga beberapa hari, tetapi hanya sedikit mengurangi risiko kematian.

Baca Juga: Imej Seksi Tetap Melekat di Usianya yang Sudah Setengah Abad, Artis Senior Ini Blak-blakan Ngaku Sering Dilirik Brondong dan Terima Pesan Tak SopanGridPop.ID (*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPOM AS Setujui Remdesivir untuk Covid-19, Benarkah Efektif Lawan Corona?"