Find Us On Social Media :

Dari Jawara Kebut Gunung Jadi Pengamat Merapi, Surat Ceritakan Pengalaman Amati Detik-detik Erupsi 2010 dari Puncak: Rasakan Hawa Panas dari Retakan Dinding Kawah hingga Alat Pengukur Suhu Hampir Meleleh

By Arif B,None, Selasa, 27 Oktober 2020 | 09:00 WIB

Gunung Merapi memiliki tipe letusan efusif dan eksplosif.

Nah, saat jelang letusan 2010, Suratno dimasukkan ke tim 7, yang mendaki ke puncak seminggu sebelum erupsi. Ia turut merasakan pengalaman istimewa bersama petugas Merapi lainnya.

“Hawa di puncak jauh lebih panas dibanding biasanya. Begitu sampai, hawa panas itu terasa. Di beberapa retakan dinding kawah, saya lihat gas panas yang keluar warnanya biru,” kata Suratno.

Ia termasuk orang yang tiba pertama di puncak Merapi, tepatnya di kawah mati bersama Sapari, petugas BPPTK Yogyakarta yang menangani teknis instrumentasi.

Baca Juga: Tak Hanya Dapatkan Perlakuan Bak Putri Emas, Syahrini Juga Diberi Nama Jepang Khusus dari Sang Mertua Usai Resmi Jadi Nyonya Reino Barack

“Saat melintasi Kawah Mati, guguran kubah lava 2006 berwarna hitam sudah tampak,” katanya. Surat lalu mendapat tugas memeriksa alat tiltmeter di dinding kawah Woro.

Lokasinya sangat berbahaya karena berada di tebing curam. Setelah itu ia membantu petugas lain saat mengambil sampel gas di rekahan-rekahan dinding puncak.

“Saat pengukuran suhu, saya lihat tongkat pengukur titanium sesudah ditusukkan ke lapisan permukaan kawah, keliatan bengkok seperti hampir leleh. Alat pengukur suhu menunjukkan angka 850 derajat Celcius, lalu error,” imbuhnya.

Baca Juga: Bak Buktikan Ramalannya, Sosok Ini Kembali Ungkit Tabiat Engku Emran yang Diduga Buat Laudya Cynthia Bella Mantap Cerai: Akangnya Masih Mau Berkelana Mencari Cinta

Besi itu ditusukkan sedalam kira-kira 50 sentimeter. Di kedalaman itu di bawah permukaan kawah Woro dan Gendol, suhu sudah lebih dari 800 derajat Celcius.

Perkiraan lain karena alat error, mestinya sudah di atas angka 1.000 derajat Celcius.

Takutkah? “Tentu saja takut. Manusiawi, karena siapa orang yang mau membahayakan dirinya di tempat seperti itu,” akunya.

“Tapi bagi saya karena itu diminta membantu tugas, yang dikerjakan sebaik-baiknya, secepat-cepatnya,” lanjut Surat yang pernah jadi anggota relawan Bara Meru dan SAR Boyolali ini

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun Jogja dengan judul, Sisi Lain Pengamat Gunung Merapi, Jawara Kebut Gunung, Naik Turun Ditempuh 1 Jam 22 Menit