GridPop.ID - Kisah pilu datang dari Dusun II Desa Banua Sibohou Kecamatan, Namohalu Esiwa, Kabupaten Nias Utara.
Pada Rabu (09/12/2020) kemarin, tiga balita dikabarkan tewas digorok oleh ibu kandungnya sendiri, Marina Tafona'o (30).
Peristiwa berdarah yang diduga karena himpitan ekonomi itu tidak dibantah sang suami, Nofedi Lagahu.
Nofedi yang sehari-hari bekerja menderes karet ini memang mengaku kalau ekonomi keluarganya sedang sulit.
Dari pekerjaannya itu Nofedi hanya diupah Rp 200 ribu seminggu hingga tak jarang makan hanya sekali dalam waktu tiga hari.
"Kadang sekali tiga hari," ucapnya dilansir dari YouTube TvOneNews, Jumat (11/12/2020).
Jika tak ada uang untuk membeli makan, Nofedi mengganjal perut 4 anaknya dengan sebuah pisang.
"Anak-anak biasa dikasih pisang atau minum air (jika tak ada beras)," sambungnya.
Hingga tak jarang Nofedi kerap berselisih dengan Marina.
Di kediamannya, Marina menggorok leher tiga buah hatinya hingga tewas mengenaskan saat satu anak ikut bersama Nofedi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Pukul 09:00 WIB
Sekira pukul 09:00 WIB, kakek korban Faomambowo, nenek korban Setiani Zega, Nofedi beserta anak sulungnya berangkat ke TPS.
Baca Juga: Inilah Hasil Tes DNA Adi Firansyah dan Anak Mayangsari, Khirani Trihatmodjo Singgung di Media Sosial
Mereka melakukan pencoblosan terhadap Calon Bupati dan Wakil Bupati Nias Utara.
Sebelum berangkat, keempatnya pamit dulu kepada Marini dan para korban.
Pukul 12:00 WIB
Selesai melakukan pencoblosan, nenek, kakek, dan kakak korban pulang ke rumah.
Ketiganya langsung masuk melalui pintu depan yang tak dikunci Marina.
Saat itu juga, mereka melihat pemandangan mengejutkan di depannya.
Pasalnya, tiga anak tak berdosa itu sudah dalam kondisi bersimbah darah dengan luka di leher.
Sedangkan saat itu, Marini berada di samping ketiga anak-anaknya dengan posisi tidur terlentang.
Di sebelah Marina, terlihat sebilah parang yang digunakan untuk membunuh anak-anaknya.
Melihat hal tersebut, sontak saja kakek, nenek, kakak korban ketakutan dan kaget.
Kakak korban langsung menelpon sang ayah yang berada 30 meter dari rumah.
Pukul 16:00 WIB
Tiba di rumah, Nofedi langsung masuk ke kamar dan melihat tiga jasad anaknya.
Satu jam setelah itu, polisi mendapat informasi langsung mendatangi kediaman Nofedi.
"Personil Polsek Tuhemberua mendapat informasi telah terjadinya peristiwa pembunuhan dan selanjutnya Kapolsek Tuhemberua AKP Ibe J Harefa dan Personil Polsek Tuhemberua bersama dengan Kasat Reskrim Polres Nias AKP Junisar R Silalahi menuju tempat kejadian tersebut," tutur Humas Polres Nias, Iptu Yasden.
Yasden menyebut, Marina menggorok leher ketiga anaknya dengan parang hingga nyaris putus.
Motif Marini, lanjut Yasden, dipicu karena himpitan ekonomi.
"Motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut karena faktor himpitan ekonomi. Kesulitan mencari nafkah sehari-hari," tutur Yasden.
Sempat mau bunuh diri
Setelah membunuh tiga anaknya, Marini sempat melakukan tindakan percobaan bunuh diri.
Ia mencoba menggorok lehernya sendiri.
"Setelah kejadian dia berusaha bunuh diri,"
"Memang dia tak mau melarikan diri, dia telentang pada saat datang mertua dan anak sulungnya," kata Yasden.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul, Istri Bunuh Sadis 3 Balitanya Karena Himpitan Ekonomi, Curhat Suami Pelaku: Makan Tiga Hari Sekali