GridPop.ID - Penampilan memang kerap dipandang nomor satu bagi sebagian besar wanita.
Maka tak heran jika kemudian banyak yang berlomba-lomba mendapatkan kulit mulus dan putih.
Kalau hal ini ditempuh dengan cara yang aman mungkin tidak masalah. Namun berbeda ceritanya jika menggunakan krim-krim tidak jelas.
Seperti yang sudah diwanti-wanti dr Richard Lee, seorang dokter kecantikan.
Ia sempat memberikan edukasi melalui kanal YouTube pribadinya, mengenai salah satu produk kecantikan berupa krim wajah yang dinilai berbahaya.
Ulasan dr. Richard bahkan sempat memicu perseteruan dengan artis Kartika Putri.
Baca Juga: Terima Nasib Diceraikan 2 Istrinya Sekaligus, Kiwil Pasrah: Hidup Gue Udah Hancur, Udah Berantakan
Seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, dalam ulasan tersebut, dr. Richard mengatakan, setelah melalui uji laboratorium, produk krim wajah tersebut mengandung merkuri. Kemudian, pada uji lab berikutnya, ternyata juga mengandung hidrokuinon.
Melansir Healthline, hidrokuinon adalah obat yang digunakan untuk mencerahkan dan memutihkan kulit.
Secara historis, pada tahun 1982, Food and Drug Administration (FDA) menyebut bahan tersebut aman dan efektif untuk digunakan.
Namun, beberapa tahun kemudian FDA menemukan bahwa banyak dari produk tersebut mengandung kontaminan, seperti merkuri.
Efek Merkuri dan Hidrokuinon
Umumnya, hidrokuinon dan merkuri adalah dua bahan yang sering digunakan dalam krim pemutih kulit.
Seperti yang pernah dikatakan Kepala Badan POM Indonesia, Dr Penny K Lukito MCP beberapa waktu lalu, produk kosmetik bermerkuri umumnya bisa mengakibatkan efek samping sesaat setelah penggunaan pada kulit yang sensitif.
"Produk kosmetik bermerkuri juga akan membuat dampak jangka panjang kepada penggunanya, bukan hanya dapat merusak kulit wajah," kata Penny dalam diskusi daring bertajuk Stop Kosmetik Bermerkuri, Petaka Dibalik Putih dalam Sekejap, Rabu (6/9/2020).
Bahaya kosmetik bermerkuri dapat berdampak pada kesehatan dan memicu berbagai penyakit, seperti kanker kulit, gangguan saraf, gangguan ginjal kronis, emboli paru, dan gangguan janin jika dipakai oleh ibu hamil.
Sementara itu, hidrokuinon dianggap sebagai bahan topikal utama yang dapat menghambat produksi melanin, karena mengurangi produksi melanin kulit yang bertanggung jawab untuk warna kulit.
National Center for Biotechnology Information menyebut hidrokuinon tak aman untuk kulit. Pasalnya, hidrokuinon menyebabkan gangguan struktural pada stratum korneum epidermis dan keratin pada kulit.
Tak hanya itu, konsentrasi hidrokuinon yang lebih tinggi juga mengurangi ketebalan kulit dan menyebabkan gangguan epidermis.
Sehingga, penggunaan hidrokuinon dalam krim pencerah kulit dapat meningkatkan masalah kesehatan.
Sifat karsinogenik dalam hidrokuinon ini, bahkan membuatnya telah dilarang di beberapa Negara, seperti Eropa, Australia, dan Jepang, sebagai upaya mengurangi risiko kanker kulit.
Pada penggunaan hidrokuinon biasanya akan muncul rasa terbakar ringan, menyengat, kemerahan, dan menyebabkan kulit kering.
Penggunaan hidrokuinon dalam jangka panjang juga berisiko menyebabkan ochronosis, kondisi pigmentasi biru kehitaman dan bintik-bintik seperti kaviar yang berkembang di kulit.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Belajar dari Kasus Richard Lee dan Kartika Putri soal Skincare, Ini Bahaya Merkuri dan Hidrokuinon