Find Us On Social Media :

Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Seminggu Disuntik Vaksin Sinovac, Berapa Lama Kekebalan Tubuh Bisa Terbentuk Setelah Divaksinasi? Begini Penjelasan Ahli

By Septiana Hapsari, Jumat, 22 Januari 2021 | 10:30 WIB

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19

GridPop.ID - Kabar mengejutkan datang dari Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dikabarkan Sri Purnomo positif Covid-19 pada Kamis (21i/01/2021).

Padahal seminggu lalu, pada Kamis (14/01/2021), Sri Purnomo baru saja disuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac.

Tentunya hal ini membuat publik bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi?

Baca Juga: Cerita Pengalaman Para Tenaga Kesehatan Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Mulai Tahapan hingga Efek yang Dirasakan

Menanggapi hal terserbut, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto memberikan penjelasannya.

Dokter Tonang menegaskan, penyebab Bupati Sleman positif Covid-19 bukan karena vaksin.

"Nomor satu, pasti bukan dari vaksin. Karena vaksin itu isinya virus mati, tidak mungkin menimbulkan infeksi," ungkap dr Tonang.

Tonang menjelaskan, tidak serta merta orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 langsung bisa kebal dari virus tersebut.

Baca Juga: Sudah Disuntik Duluan, 25 Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac Malah Dilaporkan Positif Terpapar Covid-19, Kok Bisa? Begini Penjelasannya

Namun, tubuh manusia membutuhkan waktu untuk membentuk antibodi yang mampu menangkal virus Covid-19.

"Dilaporkan di penelitian ilmiah, sekitar hari ke-12 setelah suntikan (vaksin) pertama, baru mulai terbentuk antibodi, tapi masih sedikit sekali."

"Ibaratnya baru membuat cetakannya, purwarupanya."

"Kemudian nanti hari ke-14, disuntik (vaksin) kedua, baru ini yang bisa dengan cepat meningkatkan antibodinya," ungkap Tonang.

Baca Juga: Biasa Dipuja-puja Kini Mendadak Dipojokkan, Raffi Ahmad Ucap Rasa Syukur Popularitasnya Tak Tergoyahkan: Alhamdulillah

Sedangkan untuk membentuk antibodi yang mampu melindungi, Tonang menyebut setidaknya membutuhkan waktu 28 hari.

"Hari ke-28 diharapkan tercapai level antibodi yang memberi proteksi," ungkap Tonang.

Lebih lanjut Tonang menjelaskan, orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 masih memungkinkan untuk terkena Covid-19.

"Sebagaimana orang yang pernah kena Covid, masih bisa terinfeksi Covid lagi."

Baca Juga: Jarang Tersorot, Inilah Putra Tampan Mendiang Syekh Ali Jaber yang Kuasai 3 Bahasa hingga Geluti Bisnis Ini di Usia Muda

"Bedanya, orang yang pernah kena Covid-19 kalau terkena lagi, gejalanya ringan atau bahkan tanpa gejala."

"Seperti orang diberi vaksin, masih tetap ada risiko untuk kena, tapi kalau pun kena, sudah punya antibodi, sehingga mencegah timbulnya gejala," jelas Tonang.

Kasus serupa juga pernah terjadi di Amerika Serikat.

Melansir dari Kompas.com, seorang perawat di California, Amerika Serikat, dilaporkan positif tovid-19 lebih dari seminggu setelah menerima suntikan vaksin Pfizer.

Baca Juga: Optimis Vaksinasi Covid-19 Selesai Kurang dari Setahun, Jokowi Sebut Indonesia Punya Kekuatan Besar yang Tak Dimiliki Negara Lain, Apa Itu?

Dikutip dari Reuters, Rabu (30/12/2020), Matthew W (45), seorang perawat di dua rumah sakit lokal yang berbeda, melalui unggahannya di Facebook pada 18 Desember 2020 menyebutkan bahwa dirinya telah menerima vaksin.

Enam hari kemudian, tepatnya pada malam Natal, ia jatuh sakit setelah bekerja shift di unit Covid-19.

Ia kemudian pergi ke lokasi pengujian rumah sakit dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona sehari setelah Natal.

Akan tetapi, menurut seorang ahli medis, hal itu terjadi karena tubuh membutuhkan waktu untuk membangun perlindungan.

Baca Juga: Hilang Bak Ditelan Bumi, Bams Eks Samsons Muncul dengan Penampilan Baru yang Bikin Raffi Ahmad Hingga Gading Marten Melongo Tak Percaya: Gila!

Lalu, berapa lamakah kekebalan tubuh seseorang terbentuk setelah divaksin?

Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, DR Dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM menjelaskan, rata-rata vaksin mengeluarkan dua dosis.

Vaksin Sinovac yang telah didistribusikan, misalnya, memiliki rentang waktu dua minggu atau 14 hari antara pemberian dosis pertama dan kedua.

Dosis pertama diberikan dengan tujuan agar tubuh mengenali antigen (vaksin yang diinjeksikan), sehingga tubuh bisa mulai membentuk antibodi pada titer tertentu, sehingga pada dosis kedua diharapkan bisa terbentuk lebih tinggi lagi.

Baca Juga: Sudah Nikah Lagi Dua Kali Tapi Masih Harapkan Meggy Wulandari, Kiwil: Itulah Resiko Punya Wajah Ganteng dan Bertanggung Jawab

"Efikasinya sejak vaksin pertama disuntik, antara dosis pertama dan kedua kan dua minggu. Dalam dua minggu titernya sudah tinggi sekali bisa mencapai 99 persen lebih dari yang diharapkan."

Ia menambahkan, titer antibodi orang yang telah divaksin akan tetap tinggi, bahkan hingga tiga bulan setelahnya.

Hanya saja, para ahli hingga saat ini masih meneliti berapa lama kekebalan tubuh terhadap Covid-19 itu dapat bertahan pada orang-orang yang telah divaksin.

Selain karena virus tersebut masih sangat baru, adanya mutasi virus membuat para peneliti seluruh dunia masih terus mengumpulkan data tentang Covid-19.

"Salah satu contohnya vaksin flu diharapkan (diberikan) satu tahun sekali. Mungkin saja Covid-19 diminta satu tahun sekali booster. Kita tunggu saja penelitiannya," ungkap Indra.

Baca Juga: Bangga Sebut Dirinya Pelaku Poligami Hingga Sesumbar Merasa Biasa Saja Digugat Cerai Sang Istri, Kiwil: Besok Kawin Lagi Juga Gampang Kok

GridPop.ID (*)