Find Us On Social Media :

Bukan dari China, Penyelidikan WHO Ungkap Asal Usul Virus Corona atau Covid-19 yang Kini Lumpuhnya Banyak Negara di Dunia

By Sintia N, Rabu, 10 Februari 2021 | 21:00 WIB

Bukan dari China, Penyelidikan WHO Ungkap Asal Usul Virus Corona atau Covid-19 yang Kini Lumpuhnya Banyak Negara di Dunia

Diberitakan kompas.com, kemarahan publik itu membara hingga menuding WHO dengan sengaja "menutupi" asal-usul Covid-19 di China.

Pasalnya, hasil penyelidikan WHO menyebutkan bahwa virus corona tidak berasal dari pasar makanan laut atau dari kebocoran laboratorium di Wuhan.

Sebelumnya, sebuah dugaan digaungkan sejak awal bahwa asal-usul Covid-19 yang muncul pertama di Wuhan itu berasal dari hewan yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan menular ke manusia.

Dugaan lainnya adalah asal-usul Covid-19 berada di Institut Virologi Wuhan yang kemudian bocor dan menyebar semakin luas.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Perkirakan Butuh Waktu 5 Tahun untuk Mulai Kehidupan Normal, Tim FKM UI Justru Sebut Pandemi Covid-19 Bakal Berakhir September 2021 Mendatang

Kedua dugaan itu menimbulkan protes dan bantahan dari pemerintahan China.

Melansir The Sun pada Selasa (9/2/2021), temuan WHO tampaknya sebagian besar mendukung protes Partai Komunis bahwa virus itu mungkin berasal dari luar perbatasannya dan penyangkalan berulang atas kecelakaan laboratorium.

Hal itu bisa hanya akan memicu tuduhan bias "China-sentris" oleh WHO yang telah dilobi dengan keras oleh AS.

Meski menawarkan penjelasan lebih lanjut, tim WHO mengakui bahwa mereka gagal mengidentifikasi sumber asli wabah Covid-19.

Anggota parlemen Inggris, Tobias Ellwood, Ketua Komite Pertahanan, mengatakan kepada The Sun Online, "Ini sepenuhnya menutupi kesalahan."

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Para Calon Mahasiswa, Pendaftaran Bantuan KIP Kuliah Resmi Dibuka, Begini Syarat dan Cara Daftarnya

"Mengingat kehancuran ekonomi global dan jumlah kematian yang disebabkan oleh pandemi ini, tidak pernah lagi negara yang bertanggung jawab atas wabah dibiarkan menghalangi penyelidikan internasional selama 12 bulan penuh," ujarnya.