GridPop.ID - Kasus kematian anak driver ojol asal Bantul, Yogyakarta kini tengah menyita banyak perhatian publik.
Betapa tidak, bocah tak berdosa itu meninggal dunia usai memakan sate beracun dari sosok wanita misterius.
Berhembus kabar bahwa racun dalam sate yang dimakan bocah 8 tahun itu lebih dari pupuk pertanian.
Dilansir dari Tribun Jatim, kejadian nahas itu bermula saat sang ayah yang merupakan driver ojek online, Bandiman diminta seorang wanita misterius untuk mengantarkan makanan takjil ke rekannya.
Dari pengakuan Bandi, ciri-ciri perempuan itu masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan hijab dan baju berwarana krem.
Sayangnya transaksi tersebut dilakukan tanpa aplikasi sehingga identitas lengkap sang pengirimnya pun tak begitu jelas.
Tak merasa ada yang ganjil, Bandi pun langsung mengirim makanan berisi sate dan snack itu ke seorang pria benama Tomy.
Namun berbeda dengan Bandi, Tomy yang merasa tak mengenal sosok pengirim makanan itu langsung menolaknya.
"Setelah saya hubungi (penerimanya), benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman. Lalu tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.
Siapa sangka, makanan yang lantas dimakan anak dan istrinya itu ternyata mengandung racun yang cukup kuat.
Baca Juga: Tak Punya Suami ataupun Anak, Ternyata Harta Warisan Julia Perez Jatuh di Tangan Sosok Ini
Melansir Tribun Manado, saat ini kasus sate beracun itu sedang diselidiki oleh Polsek Sewon.
Makanan yang dikonsumsi oleh anak dan istri Bandi saat ini sudah dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta untuk diteliti kandungannya.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium. Dugaan dari makanan, makanya kami menunggu hasil pemeriksaan makannya. Saat ini masih belum keluar (hasil laboratorium), mungkin tidak lama lagi,"katanya, Selasa (27/04/2021).
Terkait kasus itu, ahli forensik UGM, dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF ikut memberikan tanggapannya.
“NFP (korban) kemungkinan besar memang meninggal dunia karena racun,” tegas dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF kepada Tribun Jogja, Senin (26/4/2021).
Namun, ia mengaku sulit untuk mengetahui jenis racun apa yang terkandung di sate tersebut jika hanya membaca dari berita.
“Kami harus tahu terlebih dahulu gejalanya. Harus lengkap,” tambahnya.
Disisi lain, Bandi justru telah mengungkapkan hasil laboratoriun terkait sate beracun yang dimakan anaknya.
Disebutkannya bahwa racun tersebut lebih kuat dibanding pupuk pertaniat atau pestisida.
Hasil pemeriksaan di laboratorium, racunnya lebih kuat dibanding pupuk pertanian," beber Bandi, Rabu (28/4/2021).
GridPop.ID (*)