GridPop.ID - Sosok Adam Ibrahim kini tengah menjadi sorotan masyarakat.
Bagaimana tidak, Adam Ibrahim dengan sengaja menyebarkan hoaks babi ngepet hingga menghebohkan warga Kelurahan Bedahan, Sawangan, Kota Depok.
Sosok pria 44 tahun yang dikenal sebagai ustaz ini semakin menjadi bulan-bulanan usai diketahui profesi sebenarnya.
Melansir dari Tribunnews.com, Adam Ibrahim memang dikenal sebagai tokoh agama yang memiliki Majelis Taklim yang rutin mengadakan pengajian.
"Warga sini kenalnya kalau bilang tokoh agama ya soalnya dia ngajar ngaji juga. Jadi kita gimana juga kan," ungkap Ketua RW setempat, Abdul Rosad, saat dijumpai di kediamannya, Jumat (30/4/2021).
"Ngajar ngajinya orang dewasa, ibu-ibu, bapak-bapak di rumahnya. Majelis Taklim itu," lanjutnya.
Tak hanya itu, di lingkungan sekitar Adam Ibrahim dikenal memiliki profesi lain yang dia lakoni untuk menyambung hidup.
Yakni sebagai penjual sangkar burung.
"Sehari-harinya biasa saja ngajar ngaji, dia usaha bikin kandang burung dijual. Kalau kita lihat sekilas mata gak ada yang mencurigakan sama sekali," beber Abdul Rosad lebih lanjut.
Pasca ditetapkannya Adam Ibrahim sebagai tersangka, Abdul Rosad menuturkan bahwa warganya merasa terzalimi dan tertipu oleh Adam Ibrahim.
“Intinya begini saja tanggapan kami jadi kami merasa terzalimi dan merasa tertipu ya,” paparnya.
Abdul mengatakan, warga tidak ada yang mengira bahwa Adam Ibrahim lah dalang dibalik semua kericuhan hoaks babi ngepet ini.
“Kita kan sampai saat ini gak ada yang tahu bakal terjadi seperti ini. Makanya tadi seperti yang saya katakan, kami merasa dibohongi, dizalimi,” ungkapnya.
“Bikin nama baik tercemar, bikin nama Bedahan tercemar, bikin malu,” pungkasnya.
Seperti yang diberitakan GridPop.ID sebelumnya, Adam Ibrahim sudah merencanakan rekayasa ini selama satu bulan.
Hal ini diungkapkan Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar setelah menangkap dan memeriksa yang bersangkutan.
"Berawal dengan adanya cerita masyarakat sekitar merasa kehilangan uang, ada Rp 1 juta, ada Rp 2 juta,"
"Mereka mengarang cerita dari kehilangan itu dari bulan Maret, jadi ada kurang lebih 1 bulan," jelas Imran.
Setidaknya ada delapan orang yang bekerja sama dengan tersangka AI untuk merencanakan rekayasa hoaks babi ngepet ini.
"Tersangka ini bekerja sama dengan kurang lebih delapan orang, membuat cerita seolah-olah babi ngepet itu benar, ternyata itu adalah rekayasa dari tersangka dan teman-temannya," katanya menambahkan.
GridPop.ID (*)