"Makanya bang, jaga kesehatan yang terpenting, kondisinya lagi kaya gini," katanya.
Sementara itu dilansir dari Kompas.tv, dilema yang dirasakan perajin peti jenazah juga dialami oleh pengusaha di Blitar.
Bahkan tempat produksi peti jenazah milik Catharina Anjar di kelurahan Beru, Kabupaten Blitar ini mengaku dalam satu pekan bisa memperoleh 10 pesanan peti dari pihak Rumah Sakit.
Tak sampai di situ, ia sempat berhenti berproduksi dengan alasan merasa sedih akan melonjaknya kasus corona di Indonesia.
Namun akhirnya Catharina diminta kembali untuk membuat peti jenazah lantaran rumah sakit banyak mengalami kekurangan.
GridPop.ID (*)