Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2019 di American Journal of Emergency Medicine menguji tiga aplikasi iPhone yang menawarkan fungsi oximetri nadi, tetapi semuanya gagal mencapai sasaran.
Riset itu menyimpulkan, ketiga aplikasi itu tidak akurat dan memiliki kemampuan terbatas atau tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mendeteksi hipoksia secara akurat.
Pada pasien Covid-19, oximeter digunakan untuk mengukur kadar oksigen, sehingga bisa mencegah terjadinya happy hypoxia, yang dapat mengancam keselamatan nyawa pasien.
Namun penting diingat, alat ini bukan untuk mendeteksi keberadaan virus.
Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur dan Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardyanto, pada 8 September 2020, mengatakan, untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini happy hypoxia syndrome, ada dua cara yang bisa dilakukan.
Dua cara ini bisa dilakukan secara berkala pada pagi, siang, sore, dan malam:
- Tarik napas dalam-dalam 2-3 kali. Bila timbul rangsangan batuk, waspadai risiko hipoksia.
- Menggunakan alat Pulse Oxymetri di ujung jari, untuk mengukur saturasi oksigen.