Find Us On Social Media :

Jangan Sampai Tertipu! Oximeter Kini Jadi Buruan Masyarakat Selama Jalani Isolasi Mandiri, Berikut Tips yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli

By Lina Sofia, Selasa, 13 Juli 2021 | 21:01 WIB

Ilustrasi Penggunaan Oximeter

GridPop.ID - Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia, membuat oximeter jadi buruan masyarakat.

Apalagi semenjak ada himbauan baru yang diterbitkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, diperlukan oximeter.

Pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan diwajibkan untuk menjalankan isolasi mandiri di rumah.

Selama melaksanakan isolasi mandiri di rumah, kondisi pasien Covid-19 harus selalu dipantau.

Salah satu yang penting diperhatikan adalah nilai saturasi oksigennya.

Baca Juga: Kadar Saturasi Oksigen Rendah Jadi Tanda Covid-19, Begini Cara Gunakan Pulse Oximeter untuk Pantau Kesehatan!

Ya, untuk mengetaui nilai saturasi oksigen, kita perlu yang namanya alat Oximeter, biasanya berukuran kecil dan bisa dibawa ke mana saja.

Alat ini dipasang di ujung jari untuk mengukur tingkat oksigen dalam darah.

Melansir dari Tribunnews berikut beberapa yang perlu diperhatikan saat membeli oximeter.

1. Merek apa pun tidak masalah

Melansir New York Times, 24 April 2020, Direktur penelitian klinis di Thomas Jefferson University, Philadelphia, Amerika Serikat, Anna Marie Chang, mengatakan, merek oximeter apa pun yang digunakan tidak menjadi masalah.

Baca Juga: Pandemi Corona Kian Merajalela di Indonesia, Pasien Kehabisan Tempat Tidur Terpaksa Dirikan Tenda di Luar RS hingga Stok Oksigen Menipis

Hasil riset mengenai keakuratan sejumlah produk oximeter memang cukup beragam.

Meski demikian, produk-produk itu hanya memiliki perbedaan akurasi dalam persentase kecil.

Membeli oximeter yang berharga mahal, bukan jaminan mendapatkan oximeter terbaik.

Salah satu cara untuk memeriksa kinerja oximeter adalah dengan mengukur denyut nadi secara manual dan membandingkan hasilnya dengan rasio yang ditampilkan di perangkat.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Senin (1/2/2021) di sejumlah laman e-commerce Indonesia, oximeter dijual dengan beragam merek dan juga harga yang bervariasi.

Untuk satu produk oximeter yang dijepitkan di jari, ada yang dijual di kisaran harga Rp 60.000-Rp 100.000, Rp 200.000-Rp 1.000.000, dan Rp 1.000.000-Rp 7.500.000.

Harga tersebut belum termasuk ongkos pengiriman.

Baca Juga: Covid Menggila Sebabkan Kapasitas Rumah Sakit Penuh, Begini Cara Merawat Keluarga di Rumah yang Positif Covid-19 Agar Tidak Tertular

2. Pilih yang dijepitkan di jari

Para pakar sepakat bahwa model terbaik oximeter untuk penggunaan di rumah adalah yang pemakaiannya dengan cara dijepitkan di ujung jari.

Model-model terbaru seperti aplikasi smartphone berbasis kamera, menggunakan teknologi yang berbeda untuk mengukur saturasi oksigen.

Sejauh ini, sebagian besar produk tersebut disebut tidak dapat diandalkan.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2019 di American Journal of Emergency Medicine menguji tiga aplikasi iPhone yang menawarkan fungsi oximetri nadi, tetapi semuanya gagal mencapai sasaran.

Baca Juga: VIRAL Diduga Diberi Tabung Oksigen Kosong oleh Perawat, Seorang Wanita Paruh Baya Meninggal Dunia, Terungkap Kronologis dan Klarifikasi Pihak Rumah Sakit

Riset itu menyimpulkan, ketiga aplikasi itu tidak akurat dan memiliki kemampuan terbatas atau tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mendeteksi hipoksia secara akurat.

Pada pasien Covid-19, oximeter digunakan untuk mengukur kadar oksigen, sehingga bisa mencegah terjadinya happy hypoxia, yang dapat mengancam keselamatan nyawa pasien.

Namun penting diingat, alat ini bukan untuk mendeteksi keberadaan virus.

Baca Juga: Idap Gagal Ginjal Hingga Jari Kaki Diamputasi, Sopir Taksi yang Miliki 5 Penyakit Ini Tetap Mengais Rezeki Pakai Selang Oksigen, Endingnya Bikin Mewek

Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur dan Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardyanto, pada 8 September 2020, mengatakan, untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini happy hypoxia syndrome, ada dua cara yang bisa dilakukan.

Dua cara ini bisa dilakukan secara berkala pada pagi, siang, sore, dan malam:

- Tarik napas dalam-dalam 2-3 kali. Bila timbul rangsangan batuk, waspadai risiko hipoksia.

- Menggunakan alat Pulse Oxymetri di ujung jari, untuk mengukur saturasi oksigen.

Pasien dan keluarga diingatkan untuk lebih waspada jika muncul kondisi seperti frekuensi napas makin cepat, merasa cepat lelah, dan ada rasa berat di dada saat bernapas.

Jika terjadi tiga kondisi di atas, maka harus segera melapor ke faskes terdekat. 

Selama melaksanakan isolasi mandiri di rumah, kondisi pasien Covid-19 harus selalu dipantau. Salah satu yang penting diperhatikan adalah nilai saturasi oksigennya.

Mengutip Kompas.com dari Minnesota Department of Health, nilai saturasi oksigen yang normal umumnya adalah 95 persen atau lebih tinggi.

Baca Juga: Selang Oksigen Masih Terpasang, Wanita Ini Nekat Dandan Cantik Walau Lagi Sekarat di Ranjang Rumah Sakit, Alasannya Bikin Geleng-geleng Kepala!

Bagi orang dengan penyakit paru-paru kronis atau sleep apnea dapat memiliki nilai saturasi oksigen yang normal di kisaran 90 persen.

Jika pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri di rumah memiliki nilai saturasi oksigen lebih rendah dari 95 persen, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

GridPop.ID (*)