Find Us On Social Media :

Bilangnya Pamit Tidur, Camat NTT Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamarnya hingga Adanya Surat untuk Kapolres di Baju Korban, Isinya Sungguh Memilukan!

By Andriana Oky, Rabu, 21 Juli 2021 | 19:01 WIB

Ilustrasi gantung diri

GridPop.ID - Masyarakat Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur dikejutkan dengan kabar duka seorang warga.

Bagaimana tidak, sosok yang meninggal dunia diduga bunuh diri di dalam rumahnya sendiri.

Dilansir dari Tribunnewscom, diungkpakan korban bernama Dionisius Randjamuda, S.H yang berprofesi sebagai camat diduga bunuh diri dengan cara gantung diri.

Korban menggantung dirinya di kamar rumah panggung milik orang tuanya di kampung Haumara, RT 1/ RW 1, Keluarahan Mauliru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Selasa (21/7/2021).

Baca Juga: Suami Ogah Diajak Berhubungan Intim, Istri Gusar hingga Gantung Diri di Kamar, Kondisinya Bikin Syok

AKBP Handrio Wicaksono, Kapolres Sumba Timur memaparkan kronologi kematian korban. Awalnya korban pamit untuk tidur pada saksi Klemens dan Lukas.

Ia meminta agar kedua saksi menutup semua pintu dan jendela rumah.

"Selanjutnya korban menyuruh kedua saksi pergi bermain di bengkel yang tidak jauh dari rumah panggung tempat korban gantung diri.

Kemudian datang bapak kecil bernama Kornelis dari kebun dengan tujuan ke rumah panggung tetapi saksi Lukas memberitahukan kepada saudara Kornelis, bahwa kalau buka pintu pelan-pelan karena bapak (korban) ada tidur," papar Handrio.

Saat Kornelis kembali ke rumah, ia tak melihat korban di tempat tidur, hanya ada sandal milik korban dan tikar di ruangan tengah.

Ia pun kembali memanggil Lukas untuk kembali bersama mencari korban.

Baca Juga: Ditinggal Gantung Diri Calon Suaminya 2 Hari Menjelang Pernikahan, Wanita Ini Curiga Hingga Akhirnya Ungkap Kejanggalan di Tubuh Korban: Warga Tidak Berani!

Saat kedua saksi masuk kedalam kamar milik Lukas, keduanya melihat korban tergantung dekat dinding kamar dengan posisi lidah menjulur keluar dan wajah korban sudah terlihat menghitam.

"Saat itu korban menggunakan kemeja batik warna biru dipadukan celana kain warna bhitam dan ketika ditemukan pada leher korban terdapat seutas tali nilon berwarna orange.

Melihat kejadian tersebut kedua saksi berteriak sambil menangis," sebutnya.

Saksi sempat memotong tali di leher korban dan mengangkat tubuh korban dan diletakkan di balai-balai rumah.

“Karena kondisi korban yang tidak bisa ditangani sehingga korban langsung dibawah ke Rumah Sakit Kristen (RSK) Lindimara dengan menggunakan kendaraan pribadi milik keluarga korban," jelas dia.

Sementara itu pihak keluarga menemukan sebuah surat di saku baju korban.

Baca Juga: Calon Pengantin Pria Ini Nekat Bunuh Diri di Bawah Pohon Belimbing Sehari Jelang Pernikahan, Begini Kisahnya yang Menyayat Hati: Jangan Pernah Salahkan Dia!

"Jadi setelah melakukan pengecekan pada saku baju milik korban ditemukan sebuah amplop yang berisikan surat yang ditujukan kepada Kapolres Sumba Timur, yang isinya meminta kepada pihak Kepolisian agar jenazah korban jangan diotopsi karena apa yang dilakukan oleh korban atas keinginan sendiri," katanya.

Berdasarkan temuan surat tersebut dapat dipastikan bahwa korban telah berencana mengakhiri dirinya dengan cara bunuh diri.

"Terkait pernyataan penolakan otopsi oleh pihak keluarga menyusul dikarenakan dari pihak keluarga masih menunggu persetujuan dari saudara kandung korban dan tetap dilakukan pemantauan oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Mauliru," ujar dia.

Merujuk artikel terbitan Kompas.com, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya karena depresi sejak istrinya meninggal karena Covid-19.

Dari keterangan keluarga, DRM sering menyendiri setelah istrinya meninggal dunia.

Baca Juga: Menaruh Dendam Pada Sang Ayah yang Kini Dipenjara, Bocah SMP Ini Pasrah Lalu Gantung Diri Lantaran Tak Bisa Membunuhnya

Tak hanya itu, ia juga sudah tidur dan mulai jarang bekomunikasi dengan keluarga.

"Dimungkinkan korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dikarenakan depresi semenjak meninggalnya istri korban karena Covid-19," ujar Kapolres Sumba Timur AKBP Handrio Wicaksono kepada Kompas.com, Selasa sore.

GridPop.ID (*)