Sebelum ditulis, naskah itu dirumuskan oleh tiga orang yaitu Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo.
Naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno sempat dibuang di keranjang sampah karena dianggap tidak diperlukan lagi.
Apalagi kemudian naskah proklamasi sudah diketik dengan mesin ketik oleh Sayoeti Melik.
Beruntungnya, naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno tersebut diambil dan disimpan oleh Burhanuddin Mohammad Diah (BM Diah) sebagai dokumen pribadi setelah rapat perumusan naskah proklamasi berakhir pada 17 Agustus 1945.
BM Diah kemudian menyerahkan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno tersebut kepada Presiden Soeharto pada 1995.
Pada tahun yang sama, naskah asli proklamasi tersebut disimpan di ANRI hingga saat ini.
Kondisi naskah asli proklamasi Kemerdekaan RI itu telah mengalami kerusakan.
Antara lain terdapat sekitar 15 lubang pada bagian tengah kertas bekas dimakan serangga dan warna kertas berubah menjadi kuning kecokelatan.
Pada bagian tengah dan bawah naskah terdapat bercak kecokelatan akibat reaksi kimia bahan perekat pada selotip yang mengering.
Meski terdapat beberapa kerusakan, tetapi seluruh kalimat masih bisa terbaca jelas.