Find Us On Social Media :

Dulu Dibanderol Capai Puluhan Juta Rupiah, Kini Harga Sepeda Brompton Turun Drastis dan Akhirnya Jadi Segini, Tertarik Membeli?

By Lina Sofia, Minggu, 19 September 2021 | 19:22 WIB

Sepeda Brompton

GridPop.ID - Kondisi pandemi saat ini telah memunculkan kembali tren bersepeda di masyarakat.

Saat pandemi COVID-19 telah memicu kenaikan penggunaan sepeda di banyak negara di dunia tak terkecuali  Indonesia.

Dengan permintaan dan penggunaan sepeda yang melonjak, banyak yang kemudian bersiap untuk menghabiskan puluhan juta untuk membeli sepeda.

Tren bersepeda kini mulai meredup, dan warganet ramai membicarakan harga sepeda Brompton yang turun drastis.

Benarkah harga sepeda Brompton turun?

Salah satu komunitas sepeda Brompton di Indonesia, Brompton Monas Cyclists, mengamati perkembangan harga sepeda Brompton.

Brompton Monas Cyclists adalah salah satu club sepeda dengan ban 16 inchi, yang telah mengikuti berbagai event nasional maupun internasional.

Menurut Erwin Handoko dari Brompton Monas Cyclists, harga Brompton saat ini mendekati harga wajar Brompton sebelum pandemi.

"Sebenarnya itu bukan turun. Tapi emang harga wajarnya segitu. Harga Brompton emang segitu harganya. Bahkan ini juga belum ke harga sebelum pandemi. Kurang dikit lagi lah," kata Erwin pada Kompas.com, Sabtu (18/9/2021).

Baca Juga: Rugikan Negara Senilai Rp 1,5 Miliar Gara-gara Aksinya Selundupkan Sepeda Brompton Hingga Harley Davidson, Begini Akhir Nasib Mantan Dirut Ari Askhara: Sudah Tersangka!

Dia menjelaskan, harga Brompton sempat naik di awal pandemi karena distribusi terbatas, sehingga barang tersebut sudah didapatkan.

Selain itu di awal pandemi orang-orang juga mulai sadar untuk berolahraga. Menurut Erwin bersepeda bisa menjadi alternatif olahraga yang menyenangkan.

Kisaran harga hingga puluhan juta Rupiah Erwin memberi gambaran, sebelum pandemi harga sepeda Brompton type 6 speed STD di kisaran Rp 28 juta.

Lalu, ketika pandemi harga sepeda Brompton naik hingga 2 kali lipat. Kini, harga Brompton turun di angka Rp 30 jutaan.

"Ya, semua itu turun. Tadinya kan harga S6L itu sampai Rp 50-60 juta. Sekarang udah mulai ke angka Rp 30-31-an juta," ujar Erwin.

Anehnya, saat harga naik di awal pandemi, banyak orang tetap membelinya. Harga sepeda yang naik juga berimbas pada sparepart yang naik.

Penyebab turunnya harga Brompton Terkait turunnya harga saat ini, menurut Erwin penyebab turunnya harga Brompton adalah terkait ketersediaan barang atau mekanisme pasar.

"Ya, menurut saya. Sekarang kan juga orang udah mulai WFO (Work from Office), waktu udah nggak seluang dulu dulu pas masih WFH (Work from Home).

Lihat aja jalanan udah mulai macet. Jadi permintaan mulai turun," imbuh dia. Kemudian, kata dia, karena permintaan mulai turun, maka harga pun juga turun.

Meski begitu harga dari pabrik tetap sama, karena dia juga masih menjalin komunikasi dengan pabrik.

Walaupun harga Brompton saat ini turun, menurut Erwin masyarakat tidak perlu memborong atau membeli secara berlebihan.

Baca Juga: Bak Bocah Baru Belajar Naik Sepeda, Nagita Slavina Terciduk Pasang Roda Bantu di Sepeda Brompton Puluhan Juta hingga Dapat Peringatan Ini

"Saran saya, belilah sesuai kebutuhan. Kalau lagi butuh beli, kalau nggak butuh ya jangan," pungkas Erwin.

Namun ini bukan pertama kalinya sepeda menjadi alat transportasi yang paling digandrungi dan dicari di pasaran.

Dulu di akhir abad ke-19, seperti dilansir dari National Geographic, sepeda juga sempat booming dan digandrungi.

Selama beberapa tahun yang memabukkan di tahun 1890-an, sepeda adalah transportasi yang paling harus dimiliki.

Alat transportasi ini cepat, terjangkau, dan stylish yang dapat membawa Anda ke mana pun Anda mau pergi, kapan pun Anda suka, secara gratis.

Hampir semua orang bisa belajar bersepeda, dan hampir semua orang melakukannya. Sultan Zanzibar mulai bersepeda. Begitu pula tsar Rusia. Amir Kabul membeli sepeda untuk seluruh haremnya.

Namun kelas menengah dan para pekerja di seluruh dunialah yang benar-benar menjadikan sepeda milik mereka sendiri.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, massa bergerak sendiri, bisa datang dan pergi sesuka hati mereka.

Tidak perlu lagi kuda dan kereta mahal. Sepeda muncul menjadi kendaraan yang tidak hanya ringan, terjangkau, dan mudah dirawat, tetapi juga tercepat di jalanan.

Baca Juga: Dituding Jadi Salah Satu Gundik Ari Askhara, Adik Kriss Hatta Menangis Beberkan Perlakuan yang Didapatnya Tapi Ungkap Fakta Tak Diduga

GridPop.ID (*)