Find Us On Social Media :

Abdikan Diri Layani Masyarakat, Inilah Luh Ketut Suryani, Profesor Ahli Jiwa yang Gabungkan Kajian Modern dan Tradisional untuk Ketenangan Batin!

By Arif B,None, Jumat, 1 Oktober 2021 | 14:02 WIB

Profesor Luh Ketut Suryani

GridPop.ID - Sosok Profesor Luh Ketut Suryani mungkin terdengar asing bagi sebagian orang.

Namun, Profesor Luh Ketut Suryani sendiri merupakan sosok yang berpengaruh bagi orang dengan beragam penyakit jiwa. Khususnya di kediamannya di Bali.

Melalui tempat konseling yang ia dirikan, Suryani Institute for Mental Health, Profesor Luh Ketut Suryani membantu orang tanpa pamrih.

Ia tak pernah mematok tarif tarif tertentu.

Mereka yang datang berobat boleh membayar dengan biaya sukarela.

Bahkan, ibu enam anak ini tetap melayani para pasiennya dengan sabar meskipun antriannya selalu panjang.

“Walaupun saya dokter, saya hanya ingin membantu banyak orang dengan melakukan meditasi. Saya mengambil sisi spiritual, jadi saya tidak boleh menolak orang yang datang. Kapan pun saya terima,” ujar Suryani seperti yang dilansir tabloid NOVA edisi 6-12 November 2017.

Dengan ramah, Suryani juga mempersilahkan siapapun untuk datang ke tempat praktiknya meski tidak mengidap masalah kesehatan mental.

“Kami semua berkumpul di sini untuk melakukan meditasi selama dua jam. Tak semua menderita penyakit kejiwaan, siapa pun bisa datang,” ujar perempuan kelahiran Singaraja, Bali, tanggal 22 Agustus 1944 itu.

Baca Juga: Dulu Terkenal dan Kaya Raya, Mantan Aktor Cilik Ini Kini Hidup Sengsara Jadi Gelandangan hingga Idap Gangguan Jiwa, Terungkap Penyebabnya yang Bikin Syok

Perjalanan Karier Suryani

Pemilik tempat konseling Suryani Institute for Mental Health ini mengaku sudah menyukai meditasi ketika berusia 14 tahun.

Alumni lulusan sarjana kedokteran Universitas Udayana, Bali pada tahun 1972 ini, memilih mempelajari ilmu psikogi untuk melanjutkan pendidikannya.

Ketertarikannya di dunia psikologi semakin kuat saat ingin mengenal lebih dalam tentang dirinya.

Kemudian Suryani memilih karier sebagai Asisten Neuropsychiatry di universitas yang sama pada tahun 1974.

Lalu pada tahun 1981, saat akan melanjutkan kuliah S2 di jurusan psikologi, kemampuan Suryani diremehkan oleh profesor.

“Dia mengatakan saya tidak mampu. Padahal selama tujuh tahun saya mengabdi, sudah banyak yang saya ubah, khususnya pasien syaraf. Lalu saya minta dia untuk menguji saya. Jika memang saya tidak mampu, saya akan keluar dari bidang ini,” Cerita Suryani dikutip dari tabloid NOVA.

Meski dianggap remeh, Suryani tak menyerah.

Perempuan yang kini berusia 77 tahun itu tetap gigih dan melanjutkan pendidikan Masternya di Universitas Airlangga, Surabaya.

Baca Juga: Oknum Dokter yang Bikin Resah Gegara Campur Sperma ke Makanan Ternyata Alami Kelainan Jiwa, Pengalaman Masa Kecil dan Hal Tak Disangka-sangka Ini yang Jadi Penyebab

Ia membuktikan bahwa dirinya mampu mengambil kajian tersebut.

Apalagi kajian yang dipelajarinya berkaitan dengan ilmu psikologi dan budaya.

Suryani menggabungkan dua kajian tersebut, yakni modern dan tradisional, untuk menemukan ketenangan batin dan jiwa.

Perempuan yang kini telah meraih gelar profesornya itu percaya jika hasil penggabungan dua aspek tersebut, mampu menghasilkan pemulihan jiwa.

Alasan Suryani dirikan Suryani Institute of Mental Health

Sebelum mendirikan tempat praktiknya, Suryani pernah mengalami kejadian buruk yang membuka matanya.

Saat itu ia sedang menjalani program Neuropsychiatry dan mendapatkan pasien dengan keadaan fisik yang lumpuh, dari leher hingga ujung kaki.

Sayangnya pasien tersebut berasal dari keluarga ekonomi bawah dan tidak mampu membeli obat.

“Tapi tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkannya, hanya dengan obat itu,” cerita Suryani dengan mata berkaca-kaca dilansir dari sumber yang sama.

“Pasien itu bilang ke saya, ‘ibu saya sesak, sesak sudah sampai dada.’ Dia (akhirnya) meninggal dihadapan saya. Saya sedih, karena saya tidak bisa membantunya. Andai saja saya punya uang untuk bisa beli obat itu, saya pasti bisa bantu dia,” tambah Suryani yang sedikit menyesal.

Baca Juga: Niat Hati Rayakan Anniversary di Hotel Mewah Bersama Istri 22 Tahunnya, Pria Tua Ini Justru Temukan Fakta Mengerikan Saat Bangun Pagi, Ini yang Terjadi

Sejak saat itu, Profesor Luh Ketut Suryani bertekad untuk mennyelamatkan orang semaksimal mungkin.

Ketika memberikan konsultasi, Suryani tak komersil.

Ia tidak pernah menetapkan tarif tertentu.

Mereka yang datang berobat boleh membayar dengan biaya sukarela.

Wah, Kawan Puan, sungguh inspiratif sekali sosok Ibu Suryani ini!

Meskipun sudah berusia lanjut, ia tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan kontribusi terhadap kehidupan.

Baca Juga: Dikurung di Lubang Sempit Bawah Tanah, Wanita ini Bertahun-tahun Tidur Tanpa Alas dan Selimut hingga Alami Hal ini

GridPop.ID (*)