GridPop.ID - Sudah 2 bulan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang berjalan.
Sedikit demi sedikit, tabir misteri hilangnya nyawa Tuti Suhartini dan Amalia mulai tersibak.
Apalagi setelah adanya hasil autopsi ulang kedua jenazah pada pada Sabtu (2/10/2021).
Pada awal kasus terungkap, polisi memang sudah melakukan autopsi pertama. Namun untuk semakin meyakinkan, autopsi kedua dilakukan.
Saat autopsi pertama jasad Tuti dan Amalia, yakni pada tanggal 18 Agustus 2021, ia tidak terlibat lantaran sedang bertugas di Jawa Tengah.
Meski begitu, dr Hastry sudah mengantongi hasil autopsi yang akan membuka waktu, cara, mekanimse, serta kematian Tuti dan Amalia.
"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan"
"Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik"
"Saya hanya melengkapi saja dan memastikan kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.
Usai memeriksia sidik jari kedua jenazah tersebut, dr Hastry menemukan hal janggal pada kuku korban Amalia.
Bukti pada kuku Amalia ini menunjukkan dugaan kalau korban sempat melakukan perlawanan kepada pelaku pembunuhan sebelum dihabisi.
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya"
"Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ujar dr Hastry.
"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNAnya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.
Selain itu, dr Hastry pun mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder terkait jasad Amalia dan Tuti. Untuk pemeriksaan sekunder, keluarga korban turut dicecar polisi untuk memastikan data pada tubuh Tuti dan Amalia.
"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA.Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya"
"Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," bebernya, dikutip dari Surya.co.id.
Hasil autopsi pertama, Rabu (20/8/2021), diduga Amalia melakukan perlawanan sebelum dibunuh. Hal tersebut berdasarkan atas bekas luka pukulan yang berada di kepala Korban.
AKBP Sumarni menjelaskan Amalia sempat melawan.
"Kemudian anak korban sepertinya ada perlawanan karena ada bekas pukulan," kata AKBP Sumarni, dikutip dari Tribun Bali.
Pihak kepolisian yang melakukan penyisiran di TKP tidak menumkannya ada tanda-tanda barang hilang namun, menumkan sebuah papan penggilasan yang telah berlumuran darah dekat jenazah korban.
Polisi menyebut korban meninggal dunia diduga akibat dipukul menggunakan papan penggilasan untuk mencuci baju.
"Tadi juga kami menemukan barang bukti alat papan penggilasan untuk mencuci baju jenis kayu," ucap AKBP Sumarni.
"Sepertinya pada saat korban dipukul korban yang bernama Tuti sedang tidur, karena tidak ada tanda perlawanan dari korban karena tidak ada tanda-tanda kekerasan," ujar Kapolres.
GridPop.ID (*)