Find Us On Social Media :

Tolong Jangan Disepelekan! Ahli Desak Penyintas Covid-19 Tetap Wajib Vaksin Jika Tak Ingin Hal Buruk Ini Terjadi, Begini Penjelasannya

By Luvy Octaviani, Senin, 1 November 2021 | 06:21 WIB

Ilustrasi vaksin Covid-19

GridPop.ID - Kasus terinfeksi covid-19 atau corona masih terus menjangkiti berbagai belahan dunia.Salah satu negara yang terus memerangi pandemi covid-19 adalah Indonesia.Dilansir dari laman kompas.com, berdasarkan data pemerintah, ada penambahan pasien Covid-19 sebanyak 620 orang sejak Jumat (29/10/2021) hingga Sabtu (30/10/2021) Pukul 12.00 WIB.

Dengan demikian jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 4.243.835, terhitung Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020.Demi mencegah resiko kematian hingga penularan, pemerintah pun terus gencar melakukan vaksinasi covid-19 diberbagai lapisan masyarakat.Baru-baru ini peneliti kembali mengungkapkan jika vaksin covid-19 terbukti efektif menciptakan antibodi yang lebih kuat ketimbang penyintas atau orang yang pernag terinfeksi virus corona.Dilansir dari laman tribunstyle.com, penelitian terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) membawa kabar baik bagi orang yang sudah vaksin.Penelitaian tersebut menunjukkan bahwa antibodi yang berasal dari vaksinasi memberikan perlindungan yang lebih kuat.

Baca Juga: Punya Vila Mewah di Pulau Bali, Hotman Paris Akui Sering Pergoki Para Artis Ngamar Bareng Om-om Tajir, Ini Ciri-cirinya Menurut Sang Pengacara Kondang

Bahkan juga bisa disebut lebih andal mengatasai virus corona dibandingkan antibodi yang dihasilkan dari infeksi Covid-19 (penyintas).CDC melakukan penelitian ini dengan meneliti vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna.Hasil dari penelitan itu menyebutkan bahwa orang yang tidak divaksinasi yang sebelumnya telah pulih dari infeksi virus corona (penyintas Covid-19) lima kali lebih mungkin kembali terkena Covid-19 dibandingkan dengan orang yang menerima dua dosis suntikan vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna."Kami sekarang memiliki bukti tambahan yang menegaskan kembali pentingnya vaksin Covid-19, bahkan jika Anda pernah terinfeksi sebelumnya," kata Dr Rochelle Walensky, direktur CDC, dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis laporan tersebut seperti dikutip dari The Strait Times.Sebelumnya, pertanyaan tentang apakah orang yang pernah terkena Covid membutuhkan suntikan telah menjadi topik yang kerap dipertanyakan di kalangan masyarakat.Dengan adanya hasil dari penelitian ini, para ilmuwan mendesak para penyintas Covid untuk tidak melewatkan vaksin dan jangan menyepelekannya jika tak ingin alami hal buruk jika terinfeksi lagi.Mereka menekankan bahwa kekuatan dan daya tahan antibodi alami yang dihasilkan dari infeksi sangat bergantung pada usia dan kesehatan seseorang, dan tingkat keparahan infeksi awal.Studi CDC menggunakan desain eksperimental bundaran.

Baca Juga: Memilukan! Hanya Karena Miskin, Pria Ini Ditolak Warga Menguburkan Bayinya di Tanah Makam Kampung, yang Terjadi Selanjutnya Sungguh Menyayat Hati

Para peneliti memeriksa sekitar 7.000 orang yang dirawat di rumah sakit tahun ini dengan penyakit mirip Covid di sembilan negara bagian.Selain itu, penelitian ini juga diambil dari data pasien yang dirawat di rumah sakit karena terkena Covid-19.Hasilnya, jumlah orang yang terkena Cvid-19 jauh lebih tinggi di antara pasien yang tidak divaksinasi dan yang sebelumnya pernah terinfeksi dibandingkan dengan orang yang telah divaksinasi.Penelitian tersebut memang menyebutkan bahwa dua dosis vaksin mRNA (Pfizer-BioNTech dan Moderna) menghasilkan lebih banyak antibodi, dan lebih andal, daripada infeksi virus corona.Namun antibodi dari infeksi sebelumnya lebih beragam sehingga berpotensi membantu orang untuk lebih terlindungi dari berbagai varian.Meskipun demikian, para dokter memperingatkan bahwa memperoleh kekebalan alami itu tidak pasti.Tidak semua orang selamat dari Covid, dan mereka yang bertahan mungkin tidak dapat mengandalkan respons kekebalan yang kuat.

Baca Juga: Kabar Buruk, Pengguna Ponsel Android hingga iPhone Jenis Ini Mulai 1 November 2021 Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp, Kenapa?GridPop.ID (*)