Jika fenomena itu muncul, warga akan waspada. Ponidi menyampaikan, saat erupsi pada Sabtu (4/12/2021), warga di dusunnya sudah menyadari potensi bahaya itu hingga warga kemudian mengevakuasi diri.
"Saya sempat melihat datangnya (awan panas). Waktu itu alirannya masih kecil. Kalau keluarga saya sudah mengungsi. Saya masih di sini melihat datangnya, tapi saya sedia motor buat kabur," terangnya.
Meski telah berjaga-jaga secara mandiri sebelum erupsi, Ponidi menyebutkan bahwa warga tidak memperoleh peringatan dini untuk waspada.
"Kalau imbauan dari pemerintah harus waspada tidak ada, jadi waspada sendiri," imbuhya.
Marsid menuturkan, saat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu lalu, awan panas guguran meluncur cepat hingga akhirnya menerjang Dusun Sumbersari.
Koalisi Kawali Indonesia Lestari (KAWALI) menyoroti letusan yang terjadi di Gunung Semeru.
Seperti diketahui, Gunung Semeru meletus serta mengeluarkan lava pijar sembari mengeluarkan suara gemuruh sedari Jumat (3/12/2021) sore.
Sehari berselang, Sabtu (4/12/2021) sore, Gunung Semeru meletus kembali dan mengeluarkan kepulan abu membumbung tinggi.
Terkait hal ini, Ketua DPW KAWALI Jawa Timur, Wigyo menyoroti perihal early warning system atau peringatan dini.
Melansir dari Tribun Jakarta, ia mengatakan early warning system harus selalu aktif dan tersedia di setiap daerah yang rawan bencana, seperti di desa sekitaran gunung merapi.