GridPop.ID - Kejadian horor baru saja dialami oleh Enjang Imron (48) di hutan Gunung Putri Majalengka.
Bagaimana tidak, selain berhalusinasi melihat jurang Enjang Imron juga mengaku mendengar suara minta tolong.
Kejadian itu terjadi Jumat (12/2/2021) malam ketika Enjang Imron dan rombongan keluarganya hendak pulang ke Tasikmalaya setelah menengok keluarga dekat yang sakit di Cirebon.
Ia tak menyangka akan tersesat di hutan Gunung Putri, Desa Maniis, Kecamatan Cingambul, Majalengka bersama rombongan keluarganya.
Diceritakan Enjang Imron, ia dan keluarganya menunaikan salat Magrib terlebih dahulu di sebuah masjid sebelum memasuki kawasan Jahim, Majalengka.
Setelah salat, mereka pun melanjutkan perjalanan.
Namun, bukannya melalui jalur utama via Kawali, Ciamis, Enjang justru sengaja memilih jalur alternatif via kawasan Jahim, Majalengka.
Ketika waktu mulai menunjukkan pukul 19.30 WIB, Enjang mulai tak enak hati.
Tiba-tiba saja ia melihat ada kabut dan juga seperti ada jurang di depannya.
Sepengetahuannya, jalan tersebut merupakan jalan menuju Tasikmalaya.
Namun, melihat kondisi itu entah mengapa Enjang membelokkan mobilnya langsung ke arah kiri. Padahal, ia bisa berhenti dulu melihat situasi.
Tak disangka, mobil yang dikendarai mulai memasuki jalan rusak setelah melaju sekitar 1 kilometer. Tapi Enjang tetap melaju.
"Entah kenapa, walau perasaan tak enak semakin menerpa, saya terus saja melaju ke depan. Padahal jalan tambah tak karuan dan gelap gulita," ujarnya seperti yang dikutip dari Tribunnews.com.
Bahkan saat berada di jalan rusak itu, Enjang tak berniat meminggirkan mobilnya atau berbalik arah lantaran ia merasa ada perkampungan di depannya.
Anehnya lagi, Enjang juga mengaku mendengar suara azan samar-samar ditelinganya.
"Tapi setelah berjalan sekitar 5 km, medan malah tambah berat dan perkampungan pun ternyata tidak ada," kata Enjang.
Dia akhirnya memutuskan untuk menghentikan kendaraannya dengan maksud untuk berbalik arah.
Karena jalanan sempit dan jelek, Enjang harus susah payah memutar balik kendaraannya. Akhirnya, ia pun berhasil memutar arah.
Namun setelah itu, hal tak terduga kembali menimpanya.
Tiba-tiba saja salah satu ban mobilnya pecah karena melindas batu tajam sehingga perjalanan Enjang pun terpaksa harus berhenti.
"Saat itu waktu menunjukkan pukul 21.00 dan kemudian turun hujan sehingga tak bisa mengganti ban," ujar Enjang.
Tak berhenti sampai disitu saja, masih ada lagi hal yang membuat perasaan Enjang semakin tambah khawatir.
Sebab beberapa menit setelah mobilnya mundur, tiba-tiba muncul longsor di depannya yang langsung menutupi jalan.
Jika saja Enjang terlambat memundurkan kendaraan, bisa dipastikan mobil tertimpa longsor dan kemungkinan besar terseret masuk ke jurang di sebelah kirinya.
"Saya sempat berhenti sekitar dua menit setelah ban pecah. Karena posisinya tidak pas, lalu dimundurkan dan tak lama longsor terjadi di lokasi mobil berhenti," kata Enjang.
Enjang sebenarnya sudah turun dan hendak mengganti ban mobilnya. Namun, niat tersebut diurungkannya.
"Setelah itu saya ke luar bermaksud mengganti ban. Tapi saya buru-buru naik mobil lagi, setelah ada suara mirip meminta tolong dan minta ampun," ujar Enjang.
Enjang pun akhirnya menyuruh kerabatnya, Ade, menghubungi temannya di Majalengka untuk meminta tolong.
Beberapa jam kemudian yakni pada Sabtu (13/2/2021) dini hari, barulah pertolongan tiba.
"Datang dua anggota polisi bersama sejumlah warga. Saya langsung plong dan sangat terharu, karena lepas dari suasana horor selama beberapa jam," ujar Enjang.
Ia bersama keluarganya kemudian dievakuasi menuju pertigaan.
"Setelah itu kami dipulangkan dengan menggunakan mobil bantuan," kata Enjang.
Melansir Kompas.com, proses evakuasi Enjang beserta rombongan keluarganya diwarnai dengan hujan dan kabut.
"Akibatnya itu kabut tebal dan hujan yang cukup deras. Kemudian juga sang pengemudi belum mengenal jalan," kata Kepala Urusan Sub Bagian Humas Polres Majalengka Aipda Riyana.
Enjang dan keluarga akhirnya bisa pulang setelah tersesat selama 3 jam.
Yang lebih mengerikan lagi, belakangan Enjang mendapat kabar bahwa lokasi itu dulunya tempat pembuangan mayat penjahat yang terjaring operasi yang dikenal di masyarakat dengan sebutan "operasi petrus" di tahun 80-an.
GridPop.ID (*)