GridPop.ID - Sambal makanan favorit banyak orang.Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, sambal menjadi sebuah hidangan wajib untuk disantap. Baik sebagai pendamping lauk atau justru menjadi masakan utama.Dilansir dari laman kompas.com, sejarah sambal di Indonesia ternyata sudah ada sejak abad ke-10. Dilansir dalam buku Indonesia Poenja Tjerita (2016) karya Eka Saputra, Pendeta PJ Veth mengatakan bahwa cabai sudah ada pada masa Jawa kuno dan menjadi komoditas perdagangan yang langsung dijual. Bahkan dalam teks Ramayanan menyebutkan cabai sebagai salah satu jenis makanan.Namun, tahukah kamu kalau kandungan dalam sambal bisa jadi berbahaya kalau kita salah membuat campurannya?Dilansir dari laman sajiansedap.com, sambal ternyata tak boleh campur 2 bahan ini.Efeknya bisa mengerikan banget kalau masih juga ngeyel.
1. Minyak Bekas GorengSambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak. Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas. Baru kemudian diulek. Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmat di lidah. Nah, minyak ini juga memainkan peranan penting untuk membuat sambal lebih enak, lo. Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal. Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal. Sambal pun jadi makin nikmat.
Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, lo.
Baca Juga: Kisah Pilu Pedagang Terompet di Malam Tahun Baru, Gigit Jari Modal Rp 700 Ribu Hangus Gegara Hal Ini
Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans. Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggii. Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.2. Terasi OplosanYa, ayam goreng paling sering ditemani dengan sambal terasi nikmat.Rasanya, keduanya sudah jadi teman baik sejak lama.Tapi, tahukah kamu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan. Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.
"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras."Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.Fungsi Terasi Pada Masakan“Kalau terasi dalam masakan itu akan menambah aroma dan rasa, akan jadi lebih kompleks dan kuat rasanya,” kata Chef Aguk Prasetio dari Hotel Santika Cirebon ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (27/4/2021).Aroma terasi memang sangat kuat dan dianggap bisa membangkitkan selera makan. “Jadi kan biasanya orang cium dari baunya dulu. Kayak sambal terasi saja, kita belum cicip tetapu bisa mencium orang lagi bikin sambal terasi,” imbuh Aguk.Sementara untuk rasa, terasi akan memberikan kedalaman rasa yang berbeda pada masakan. Masakanmu akan memiliki rasa terasi yang khas dan akan jadi lebih kompleks.Terasi juga bisa meningkatkan rasa gurih dan juga umami pada masakan. Kamu bisa juga mengurangi penggunaan garam, karena terasi sendiri sudah mengandung garam dan rasa asin.
GridPop.ID (*)