Find Us On Social Media :

Kenali Lebih Jauh OCD, Gangguan Kesehatan Mental yang Diidap Aliando Syarief hingga Membuatnya Vakum Beberapa Tahun Tak Bisa Beraktifitas, Berikut Penyebab, Risiko hingga Terapi Penyembuhannya

By Lina Sofia, Minggu, 30 Januari 2022 | 11:32 WIB

Aliando Syarief derita gangguan OCD

GridPop.ID - Kabar mengejutkan datang dari aktor Aliando Syarief.

Pasalnya baru-baru ini ia buat pengakuan bahwa dirinya mengidap gangguan mental OCD (Obsessive Complusive Disorder).

OCD merupakan pikiran berlebihan dan tak masuk akal, serta ketakutan.

Aliando mengungkap kondisi kesehatan mentalnya melalui siaran langsung di akun instagramnya @aliandooo, Kamis (27/1/2022).

Dilansir dari Grid.ID, lelaki berusia 25 tahun ini mengungkapkan bahwa dirinya menjadi tidak nafsu makan, tidak bisa mandi hingga tidak bisa bergerak.

Disamping itu, Aliando Syarief mengaku bahwa dirinya mengalami ilusi sadis seperti adegan pembunuhan, pembacokan, hingga menggorok.

Tak hanya itu, Aliando Syarief juga mengaku bahwa kerap merasa dirinya tengah berbohong padahal segala hal yang diucapkannya adalah benar.

Lalu apa itu OCD, penyebab, resiko hingga bagaimana terapi penyembuhannya?

Dilansir oleh  Kompas.com dari mayoclinic, OCD merupakan bentuk gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan sesuatu dalam pola berulang.

Baca Juga: Blak-blakan Ngaku Masih Perawan Ting Ting dan Nggak Pernah Berhubungan Seks Selama Pacaran, Prilly Latuconsina Malah Diejek Teman: Pantesan Lo Putus!

Ketika hal itu tidak dilakukan, maka penderita OCD akan mengalami ketakutan dan merasa cemas.

Melansir Mayoclinic, OCD menampilkan pola pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan (obsesi), yang membuat penderitanya melakukan perilaku berulang (kompulsif).

Pengidap gangguan mental OCD mungkin mencoba untuk mengabaikan atau menghentikan obsesi, tapi ini hanya meningkatkan tekanan dan kecemasan, hingga pada akhirnya, penderita merasa terdorong melakukan tindakan kompulsif untuk mencoba meredakan stres.

Dalam unggahan videonya, Aliando Syarief mengaku didiagnosis mengalami OCD ekstrem., meskipun belum dipahami seutuhnya, teori utama penyebab gangguan OCD dapat berupa:

Biologi

Penyakit OCD mungkin merupakan hasil dari perubahan kimia alami tubuh atau fungsi otak.

Beberapa bukti menunjukkan OCD kemungkinan berhubungan dengan cara otak merespons setoronin, yaitu neurotransmitter yang membantu mengatur suasana hati dan tidur, serta mempunyai banyak fungsi penting lainnya di seluruh tubuh.

Genetika OCD mungkin memiliki komponen genetik, tapi gen spesifik belum diidentifikasi.

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga dekat dengan OCD, mempunyai peluang lebih tinggi untuk juga mengalami kondisi tersebut.

Gangguan mental, OCD ekstrem yang dialami Aliando, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu penyakit ini, di antaranya seperti:

Baca Juga: Biodata Artis Aliando Syarief, Aktor Tampan Bintang Sinetron 'Ganteng-Ganteng Serigala', Baru-baru Ini Buat Pengakuan Idap Gangguan Mental dan Tengah Jalani Terapi

1. Riwayat keluarga

Mempunyai orang tua atau anggota keluarga dengan gangguan ini dapat meningkatkan risiko terkena OCD.

2. Stress atau trauma

Jika pernah mengalami peristiwa traumatis atau stres, risiko terkena OCD dapat meningkat, reaksi ini mungkin memicu pikiran yang mengganggu dan tekanan emosional yang menjadi ciri OCD.

3. Kepribadian

Ciri-ciri kepribadian tertentu seperti sulit menangani ketidakpastian, perasaan tanggung jawab yang tinggi, atau perfeksionisme dapat menjadi faktor OCD.

4. Gangguan kesehatan mental lain

OCD mungkin terkait dengan gangguan kesehatan mental lainnya seperti gangguan kecemasan, depresi, hingga penyalahgunaan zat.

Dalam sebuah unggahan video, Aliando Syarief mengungkapkan alasannya vakum dari dunia hiburan selama beberapa tahun, salah satu alasannya yakni karena didiagnosis OCD ekstrem, yang membuatnya tak bisa beraktivitas.

Melansir Healthline, terhubung dengan terapis yang mempunyai pengalaman mengobati OCD menjadi langkah pertama yang baik untuk mengeksplorasi pilihan pengobatan yang bermanfaat.

Umumnya pengobatan untuk OCD akan mencakup psikoterapi dan pengobatan.

Beberapa obat psikotropika yang berbeda dapat membantu mengurangi gejala OCD. Seorang psikiater atau dokter mungkin akan meresepkan:

Baca Juga: Ibunya Bahagia Lepas Status Janda, Aliando Syarief Malah Kepergok Kerja Keras Jalani Profesi Ini Agar Dapur Tetap Ngebul Usai Lama Tak Muncul di Layar Kaca

Lebih lanjut, beberapa efek samping mungkin terjadi, sehingga harus tetap berkonsultasi dengan tim perawatan mengenai gejala-gejala yang muncul dari mengonsumsi obat.

Jika efek samping lebih besar dibandingkan manfaatnya, psikiater dapat merekomendasikan pendekatan pengobatan lain.

Terapi

Tenaga profesional kesehatan mental biasanya merekomendasikan terapi sebagai bagian dari pendekatan gabungan untuk pengobatan.

Obat seringkali dapat membantu meredakan gejala, tapi dengan bekerja sama dengan terapis, seseorang juga dapat mempelajari pengelolaan pikiran yang tidak diinginkan dan mengubah pola perilaku yang tidak membantu, serta strategi untuk meningkatkan relaksasi dan mengatasi tekanan emosional.

Pendekatan terapi yang direkomendasikan untuk OCD meliputi:

1. Terapi perilaku kognitif (CBT) CBT dapat membantu seseorang belajar mengidentifikasi dan membingkai ulang pola pikiran dan perilaku yang tidak diinginkan atau negatif.

Baca Juga: Prilly Latuconsina Bantah Akan Bermain Web Series dengan Aliando!

2. Pencegahan paparan dan respons (ERP) Ini merupakan jenis CBT yang melibatkan paparan bertahap terhadap situasi yang ditakuti, atau kekhawatiran pada akar obsesi atau kompulsi. Tujuannya untuk belajar mengelola penyebab obsesi tertekan tanpa terlibat dalam perilaku kompulsif.

3. Terapi kognitif berbasis kesadaran Ini melibatkan belajar keterampilan perhatian untuk mengatasi kesusahan yang dipicu oleh pikiran obsesif.

Pendekatan lain

Beberapa bukti terbatas juga mendukung stimulasi otak untuk gejala OCD, seperti Stimulasi otak dalam Ini melibatkan pengiriman tegangan listrik langsung ke area otak yang terkait dengan OCD, melalui elektroda tipis.

Prosedur ini memerlukan pembedahan, sehingga tim perawatan kemungkinan hanya akan merekomendasikannya untuk gejala yang sangat parah dan tidak membaik dengan perawatan lain.

Stimulasi magnetik transkranial (TMS)

TMS melibatkan tegangan magnetik, dikirim ke otak melalui kumparan magnet.

Para ahli percaya bahwa pulsa magnetik membantu meringankan gejala OCD dengan merangsang area otak yang terkait.

Prosedur non-invasif ini tidak memerlukan pembedahan dan sering digunakan bersamaan dengan pengobatan dan terapi.

Baca Juga: Idap OCD Kebersihan, Wanita Ini Sampai Mandi 6 Kali Sehari, Kondisi Makin Parah Sejak Pandemi Hingga Laptop dan HP Suami Tak Luput Dicuci!

GridPop.ID (*)