GridPop.ID - Berhubungan seks menjadi hal yang wajar dilakukan oleh pasangan suami istri.Kendati demikian, berhubungan seks berdampak negatif jika sering dilakukan.Dikutip oleh kompas.com menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Archives of Sexual Behavior pada 2017, rata-rata orang dewasa berhubungan intim 54 kali setahun atau rata-rata satu kali per pekan. Dokter kandungan dan ahli kesehatan wanita dari California, Sherry A Ross, mengatakan, bahaya fisik utama akibat terlalu sering berhubungan intim adalah pembengkakan vagina dan labia yang berlebihan. Penulis "she-ology and she-ology the she-quel" itu mengatakan, rangsangan seksual yang terlalu sering akan membuat vagina dan labia penuh dengan darah. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit yang berlebihan saat berhubungan seksual.Berbicara soal berhubungan seks, wanita ini memiliki kelainan ekstrem hingga membuatnya terus menerus menginginkan untuk bercinta.Meski terdengar tak lazim, nmaun nyatanya hal itu benar-benar dialami oleh wanita asal Inggris bernama Rebecca Barker ini.Dilansir oleh GridPop.ID melalui Intisari Online, Rebecca Barker membagikan kisah hidupnya yang berantakan karena dirinya kecanduan berhubungan intim sejak 2014 silam.
Rebecca Barker, wanita asal Inggris ini blak-blakan mengungkap dirinya mengalami kecanduan berhubungan intim sejak 2014 lalu.Saking parahnya, Rebecca Barker harus berkonsultasi pada psikiater untuk mengobati kecanduan berhubungan intim yang ia alami.Kondisi tersebut membuat ia tidak pernah merasa cukup dalam berhubungan seks dan membuat depresi.“Yang lebih buruk lagi, berhubungan seks lima kali dalam seharipun tidak cukup bagiku,” kata Rebecca Barker.Ibu tiga anak itu bilang, kondisi itu menguasai kehidupannya pada 2014 dan menghancurkan hubungannya dengan pasangan.Pasalnya, kecanduan seks membuat Rebecca terus menerus memintanya pada pasangan untuk bercinta.Ia mengaku, berhubungan seks adalah hal pertama yang dipikirkannya saat bangun tidur.Parahnya, ia tidak bisa menghilangkan hal tersebut dari pikirannya dan merasa segala hal justru mengingatkannya akan seks.Ia pikir kecanduan seks ini berhubungan dengan depresinya dan kurangnya serotonin.
Pada November 2014, Rebecca mengakhiri hubungan itu dan memilih tinggal bersama ibunya.Ketika ia pergi, ia bilang kepada pasangannya bahwa ia perlu menenangkan diri.Pasangannya membiarkan Rebecca pergi, dan kemudian hubungan mereka berakhir segera setelah kepergiannya.Ia menambahkan sedang dalam perawatan psikater saat itu dan psikaternya mengatakan ia mengubah pengobatannya.Namun, psikater tidak pernah mengatakan adanya grup yang bisa membantu atau lainnya.Rebecca didiagnosa mengalami depresi pada 2012 setelah kelahiran anak ketiganya.Ia mengatakan setelah kecanduan seks pada 2014, ia berganti pekerjaan, berpisah dengan pasangannya, dan pindah ke Prancis.“Aku membuat banyak perubahan gaya hidup dengan tujuan untuk mengatasi depresi dan kecanduan seks, dan bagiku hal itu bisa berjalan,” tutup Rebecca.
GridPop.ID (*)