Find Us On Social Media :

Bye-bye Kolesterol! Berikut Tips Aman Mengkonsumsi Makanan Bersantan Saat Lebaran Tiba

By Luvy Octaviani, Selasa, 3 Mei 2022 | 06:02 WIB

Ilustrasi hari raya Idul Fitri.

GridPop.ID - Kolesterol menjadi salah satu momok menyeramkan jika melebihi batas normal.

Dilansir dari laman sonora.id, kolestrol yang memiliki fungsi untuk membantu sistem pencernaan dalam memisahkan zat-zat yang terkandung dalam makanan dapat menjadi suatu ancaman bagi tubuh jika jumlahnya sudah berlebih.

Normalnya, jumlah kolestrol total yang ada pada tubuh orang dewasa berada di angka 200 mg/dl.

Angka tersebut direkomendasikan oleh ahli medis untuk menjaga tubuh tetap sehat.

Jika sudah melebihi angka tersebut, maka seseorang dinyatakan memiliki kadar kolestrol tinggi yang mengancam kesehatan.

Berdasarkan penjelasan dr. Santi yang hadir pada program Health Corner sebagai narasumber di Sonora FM, kolestrol tinggi dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya muncul dan mengancam nyawa.

Nah, kolesterol inilah yang paling dikhawatirkan saat lebaran tiba.

Pasalnya, saat Hari Raya Idul Fitri datang, beragam masakan akan tersaji hidangan beraneka ragam.

Dari opor ayam, sate, rendang, ketupat, cemilan, hingga minuman manis biasanya akan disantap tak terkecuali.

Mungkin sebagian orang akan takut dan memikirkan mengenai kolesterolnya. Terutama sajian kuliner dengan bahan yang bersantan.

Baca Juga: 10 Tahun Sandang Status Janda, Terry Putri Curhat Pilu Akui Sering Nangis Sendirian Sebelum Tidur, Kenapa?

Bagaimana dengan makanan bersantan?

Mengenai kekhawatiran tersebut, dokter ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen mengatakan makanan bersantan tidak membuat kolesterol akan naik.

"Kelapa itu tumbuhan, bukan hewan. Karena levelnya bukan makhluk hidup tingkat tinggi, maka tumbuhan itu ga butuh kolesterol. Jadi otomatis mereka ga bikin kolesterol," kata Tan, saat dihubungi Kompas.com (23/5/2020).

Bahkan menurut dia, kacang dan durian pun juga tidak mengandung kolesterol yang oleh sebagian orang dikhawatirkan. Menurut Tan, kelapa mempunyai asam laureat.

Selain itu, kandungan lemak pada kelapa memang tinggi. Namun, terdapat keistimewaan yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh.

"Juga asam lemak rantai pendek, rantai sedang, dan rantai panjang," ujar dia. Lemak pada kelapa, lanjut Tan, jika dikonsumsi akan memberikan dampak pada pembentukan lemak darah.

Menariknya, bukan hanya LDL atau partikel lippoprotein yang paling kecil sehingga mudah teroksidasi jadi plak pada pembuluh darah, tapi juga meningkatkan HDL.

"Yaitu partikel lippoprotein berat jenis tinggi yang justru melindungi jantung dan pembuluh darah," tutur Tan.

Baca Juga: 'Berjuang antara Hidup dan Mati', Artis Ini Ditemukan sang Istri Tergeletak dengan Wajah Pucat dan Mata Naik ke Atas, Terungkap Penyakit yang Menggerogotinya!

Menjaga LDL

Dikutip dari Kompas.com, (27/5/2019), penting untuk menjaga LDL dalam kondisi rendah, di mana idealnya di bawah 100.

Sementara kadar HDL idealnya 50 miligram per desiliter darah atau lebih tinggi, dengan kisaran normal adalah 40 hingga 59 miligram per desiliter.

Jika kadar HDL turun di bawah 40 miligram per desiliter, maka risiko penyakit jantung meningkat.

Tan menambahkan, yang menjadi masalah adalah ketika santan dihangatkan berulang dan dimakan keseringan. Saat santan dihangatkan berulang, lemak jenuh teroksidasi menjadi radikal bebas.

"Ini yang bahaya buat tubuh manusia," paparnya. Ia mengingatkan agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan bersantan yang dihangatkan. Cukup satu minggu sekali.

Tips

Tan selalu mengimbau makanan yang dikonsumsi sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan, yaitu makanan bergizi seimbang yang mengandung makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan.

"Contoh saat lebaran, makanan pokoknya ketupat, lauknya opor ayam, sayur pecel solo, buahnya pisang," ujar dia.

Baca Juga: Puas Kolonel Priyanto Divonis Penjara Seumur Hidup, Keluarga Salsabila Justru Iba Terhadap 2 Anak Buahnya: Saya Terharu, Dia Menangis

Menurut Tan, yang mengkhawatirkan sebenarnya ada pada cemilan. Cemilan penuh lemak yang tidak sehat, termasuk lemak trans fat dari margarin, tepung rafinasi, gula dan lain-lain.

"Yang bikin nagih dan mau ngambil lagi, makan lagi, itu tipikal makanan bergula, bergaram banyak," jelas Tan.

Karena itu Tan mengimbau untuk mengonsumsi apapun selama Lebaran secara cukup dan memberi batasan.

Lebih lanjut, seseorang harus memenuhi kebutuhan makanan berserat. Serat menurut Tan juga akan tetap mempertahankan rasa kenyang.

"Sebab jika kita cukup serat, maka rasa mantap setelah makan itu ada. Dan gak craving sesudahnya," paparnya.

GridPop.ID (*)