Padahal rombongan yang bersamanya lolos pemeriksaan dan hampir keluar dari pelabuhan.
"Sahabat saya keluar, istrinya sudah, anaknya sudah, ustazah pun sudah, anak saya sudah, saya yang terakhir. Begitu saya mau keluar, barulah tas ditarik masuk," ujar UAS.
Pihak Imigrasi bahkan sempat melarang UAS memberikan tas yang ditarik tersebut kepada istrinya, Fatimah Az Zahra.
Padahal, lanjut UAS, tas tersebut adalah milik istrinya yang berisi keperluan sang anak.
Kepada Imigrasi, UAS juga mengatakan, kedatangannya ke Singapura bersama keluarga dan sahabatnya untuk liburan, bukan mengisi acara pengajian.
Ia pun ditanya oleh pihak Imigrasi dengan siapa pergi ke Singapura dan sang ustaz menunjuk rombongannya.
Ternyata, istri UAS dan rombongan lain yang sudah hampir keluar dari pelabuhan ditarik untuk kembali masuk ke ruang keimigrasian.
Kemudian, UAS dimasukkan ke dalam ruangan dan terpisah dengan anak-istrinya selama satu jam.
"Saya dimasukkan ke dalam ruangan, lebarnya 1 meter, panjangnya 2 meter, pas macam liang lahat."
"Satu jam saya di ruangan kecil itu. Barulah digabungkan dengan kawan saya dan ustazah di tempat yang ramai," katanya.
Saat sudah berkumpul dengan rombongannya, UAS menceritakan, anak dari sahabatnya mengatakan apa yang dialaminya saat ini seperti dipenjara.