Find Us On Social Media :

Apa Hubungannya Wanita Nangis dengan Pembunuhan Brigadir J? Kamaruddin Simanjuntak Temukan Benang Merahnya!

By Arif B, Selasa, 6 Desember 2022 | 08:02 WIB

Tante Brigadir J, Rohani Simanjuntak saat ditemui Grid.ID di kawasan Pengadilan Negeri Jakarta Sslatan, Selasa (1/11/2022).

GridPop.ID - Skenario Ferdy Sambo perlahan mulai dapat dicerna.

Seperti yang diketahui, Bharada E mulai berani blak-blakan saat menjadi saksi.

Termasuk dalam sidang yang digelar Rabu (30/11/2022) dengan terdakwa Bripka Ricky Rizal (Bripka RR) dan Kuat Maruf.

Sederet pengakuan diungkap Bharada E.

Di antaranya peran Putri Candrawathi, skenario pembunuhan Brigadir J hingga adanya sosok perempuan misterius yang menagis di rumah Ferdy Sambo.

Diketahui, Bharada E menyebut sosok wanita itu menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo sesaat setelah pertengkaran mantan Kadiv Propam itu dengan sang istri.

Namun, Bharada E tidak mengetahui pasti sebabnya.

Sebab, ajudan tidak boleh masuk ke dalam rumah Bangka dan hanya berjaga di luar.

Sementara itu, dikatakan pengacara Brigadir J insiden wanita menangis ini ternyata ada hubungannya dengan pembunuhan kliennya.

Baca Juga: Wanita yang Nangis Keluar Rumah Sambo Ternyata 'Piala Bergilir' di Badan Kepolisian? Pengacara Brigadir J Ungkap Fakta dari Intelnya!

Kamaruddin Simanjuntak mengorelasikan dengan keterangannya beberapa waktu lalu soal 'si cantik'.

Kamaruddin Simanjuntak menyebut wanita menangis yang ada di rumah Ferdy Sambo itu adalah 'si cantik' yang disebutnya.

Dirinya juga mengatakan selain yang menangis di rumah ferdy Sambo, si cantik yang dimaksud juga wanita berseragam cokelat.

Kamaruddin Simanjuntak juga menyebut si cantik sebagai 'piala bergilir'.

"Salah satunya itu adalah yang piala bergilir, yang wanita cokelat itu, satu lagi yang nangis di rumah Bangka," kata Kamaruddin Simanjuntak, dilansir Tribunnews.

Kemudian, Kamaruddin Simanjuntak pun menegaskan jika si cantik yang ia maksud ini, yang diduga dekat dengan Ferdy Sambo, ada lebih dari satu orang.

"Ada lebih dari satu, satu itu yang berseragam cokelat itu yang disebut piala bergilir, yang menginformasikan ke saya orang intelejen saya jenderal juga dari Akpol 87," terang dia.

Bahkan menurut dia, kejadian di rumah Jalan Bangka itu menjadi pemicu dendam bagi Ferdy Sambo kepada Brigadir J.

Sejak kejadian itu kata Kamaruddin Simanjuntak, Brigadir J kerap mendapat ancaman.

Baca Juga: Rela Dihukum Mati Gantikan Ferdy Sambo, Syarifah Ima Tulis Surat Cinta untuk Suami Putri Candrawathi: I Love You

"Ferdy Sambo begitu benci kepada Yosua karena Yosua ini dianggap awalnya berpihak kepada Putri karena dia sebagai ajudan Putri ikut dianggap memberi tahu si cantik itu, ketika mereka cari-cari sampai pakai senjata laras panjang di daerah Kemang itu," tutur Kamaruddin Simanjuntak.

"Hubungannya karena si PC ini kan sering mengajak ajudannya, salah satu Yosua, dianggap dia memberi tahu keberadaan wanita ini (si cantik). Padahal namanya ajudan diperintah-perintah kan oleh PC ya tentu dia mengikut," ungkapnya.

Menurut Kamaruddin Simanjuntak, dari kejadian itu akhirnya berlanjut pada pembunuhan Brigadir J.

Sebagai tambahan informasi yang dilansir dari Kompas.com, Bharada E pun membeberkan awal mula ia mendapatkan senjata api Glock-17 yang berunjung digunakan untuk menembak Brigadir J.

Menurut Richard, dia mengaku bisa mendapatkan senjata api itu dari Divisi Profesi dan Keamanan (Propam) Polri tanpa melalui tes.

Richard mengaku Sambo menanyakan apakah dia sudah dibekali senjata api saat ditugaskan menjadi ajudan. Kemudian Richard mengatakan dia belum dibekali senjata api.

Ferdy Sambo kemudian memerintahkan Richard untuk bertanya terkait senjata api kepada Korspri Kadiv Propam Polri Chuck Putranto.

"Jadi saya kejarnya ke Komandan Chuck, saya bilang 'Bang, izin bapak (Sambo) sudah tanya beberapa kali soal senpi'," kata Richard dalam sidang terdakwa Bripka Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma'ruf, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022) lalu.

Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mempertanyakan apakah alasan Richard bisa mendapatkan senjata api yang melekat atau organik tanpa melalui psikologi dan kesehatan tes karena dia merupakan seorang anggota Korps Brimob.

Baca Juga: Didoktrin Skenario Ferdy Sambo Tak Membuatnya Percaya, Insting Ibu Bharada E Lihat Gelagat Tak Biasa sang Anak: Tatapannya Kosong

"Memang tidak ada tes sama sekali Yang Mulia," jawab Richard.

Richard menampik alasan dia bisa mendapatkan senjata api itu karena dia merupakan anggota Korps Brimob.

"Bukan begitu Yang Mulia, karena mungkin perintah dari Pak FS," ucap Richard.

Richard kemudian diminta datang ke kantor Propam Polri untuk mengambil senpi bersama seniornya, Bharada Sadam.

"Kami disuruh ke kantornya bapak, dikasih ada dua senjata Yang Mulia, satu HS, satu Glock," ujar Richard.

Baca Juga: Terbukti Berbohong, Hakim Soroti Gerak-gerik Aneh Kodir ART Ferdy Sambo di CCTV Setelah Brigadir J Dieksekusi: si Kodir Masuk Itu

GridPop.ID (*)