Find Us On Social Media :

Sikapnya Berubah Drastis saat Dipercaya Jadi Sopir Putri Candrawathi, Ahli Psikologi Forensik Ungkap Perilaku Tak Wajar Brigadir J: Tak Selayaknya ADC

By Lina Sofia, Kamis, 22 Desember 2022 | 15:32 WIB

Ahli psikologi sebut ada perubahan prilaku saat Brigadir J dipercaya jadi sopir Putri Candrawathi

GridPop.ID - Ahli psikologi forensik sebut perilaku Brigadir J tak wajar.

Perilaku tak wajar ini dilihat dari tampilan mewah Brigadir J usai dipercaya jadi sopir Putri Candrawathi.

Psikolog Forensik Reni Kusumowardhani dihadirkan sebagai saksi ahli oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Reni mengklaim, informasi tentang perilaku Brigadir J ia dapatkan dari keterangan keluarga dan sejumlah rekan Brigadir J.Reni menjelaskan, perilaku Brigadir J yang sangat patuh dan berdedikasi berubah setelah diberi kepercayaan oleh keluarga Ferdy Sambo sebagai kepala rumah tangga."Penampilannya lebih mewah dibanding sebelumnya, menunjukkan power dan mendominasi terhadap ADC dan perangkat lain, dan ada kalanya berperilaku tidak selayaknya ADC," ucap Reni dikutip dari Tribun Wow."Merasa lebih percaya dan lebih diistimewakan oleh Bu Putri dan memiliki keberanian untuk menunda serta tidak melaksanakan perintah atasan, lebih mudah tersinggung dan merespons kemarahan," imbuhnya.

Saat ditanya JPU, terkait metode yang digunakan dalam menggali profil Brigadir J, Reni menjelaskan pihaknya menggunakan metode retrospektif.

"Jadi kami mencari data dari orang-orang signifikan, termasuk keluarga di Jambi, teman-teman dekatnya, teman-teman kerjanya semasa di jambi, teman sekolahnya, dan juga teman-teman kerjanya di Jakarta," ujarnya.

Reni juga menerangkan bahwa validitas atau nilai kebenaran dari hasil pemeriksaan psikologi Brigadir J tergantung dari keragaman dan kelengkapan keterangan yang ia dapatkan bersama tim.

"Memang pada korban Yosua di sini ada keterbatasan data sehingga kami tidak bisa menyimpulkan secara detail dan lengkap pada beberapa aspeknya," terangnya.

Baca Juga: Harapan Dapat Keringanan Hukuman Pupus? Ahli Hukum Ungkap Kesalahan Fatal Putri Candrawathi di Kasus Brigadir J

Namun, menurut Reni, pihaknya telah menyampaikan mana data yang cukup dan mana yang tidak cukup, sehingga tidak bisa disimpulkan secara maksimal oleh tim psikologi forensik.

"Jika ada data tambahan, kami akan menganalisis, di sini kami menyatakan bahwa ada keterbatasan data, sehingga tidak bisa dianalisis secara maksimal," ujarnya.

Menurut Reni, ada beberapa data yang banyak berkaitan dengan rentang waktu atau timeline peristiwa penembakan Brigadir J yang dirasa cukup, sehingga bisa dimasukkan untuk dianalisis.Di sisi lain, Aktivis Jaringan pembela hak Perempuan korban Kekerasan Seksual Ratna Batara Munti, buka suara terkait dugaan rudapaksa yang dialami Putri Candrawathi.Dilansir TribunWow.com, ia menilai terlalu banyak kejanggalan yang terungkap dalam tudingannya terhadap mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.Utamanya saat kejadian istri Ferdy Sambo memanggil Brigadir J untuk kembali ke dalam kamar.Sebagaimana diketahui, Putri mengaku dirudapaksa dan mengalami kekerasan saat di Magelang, Jawa Tengah, sehari sebelum kematian Brigadir J, Kamis (7/7/2022).

Namun, sikap maupun pengakuan Putri atas kronologi kejadian rudapaksa tersebut dinilai janggal oleh Ratna.Membandingkan dengan para korban pelecehan maupun perkosaan yang selama ini didampinginya, Ratna menilai sikap Putri tidak mencerminkan seorang penyintas pada umumnya."Dia agak janggal, dia banyak kejanggalan," kata Ratna Batara Munti dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (15/12/2022)."Dia tidak mencerminkan korban yang selama ini kita dampingi, umumnya, lazimnya seorang korban."

Baca Juga: Ada 'Tuhan Yesus', Grup WA Para Terdakwa Pembunuhan Brigadir J yang Tak Ada Bharada E Terkuak, Apa Isi Percakapannya?Hal utama yang membuat Ratna yakin bahwa Putri bukanlah korban adalah ketika ia masih mencari Brigadir J setelah rudapaksa disebutkan sudah terjadi.Ia bahkan mengutus ajudan lain, Ricky Rizal (Bripka RR) untuk memanggil Brigadir J kemudian bicara empat mata dengan mendiang di dalam kamar."Pertama dibanting 3 kali, diperkosa, yang kita tahu perkosaan itu berat ya buat perempuan," ujar Ratna."Tapi kenapa dia masih cari-cari di mana Yosua, 'Tolong ya RR (Ricky Rizal) cari Yosua, panggil ke sini', dipanggil, bertemu."Menurut Ratna, mustahil seorang korban pelecehan atau rudapaksa bersedia bertemu dengan pelaku.Apalagi selang belum lama setelah aksi bejat tersebut dilakukan."Pengalaman saya, itu (cerita Putri Candrawathi klaim diperkosa Yosua) tidak lazim,” ujar Ratna.

"Jangankan untuk ketemu sama pelakunya ya, menceritakan situasinya itu masih menggigil, masih patah-patah."Menurut Ratna, ia selama ini melindungi korban dengan menolak diadakannya pertemuan dengan pelaku.Hal ini dikarenakan trauma mendalam yang biasanya dialami para korban jika bertemu pelaku.

Baca Juga: Penjelasan Ahli Forensik soal Pemindahan Organ Otak ke Rongga Perut Brigadir J Setelah Proses Otopsi, Sebut Sudah Sesuai SOP

GridPop.ID (*)