Dari sisi kesehatan fisik, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Tony Arjuna menerangkan, puasa membuat badan secara fisik menjadi semakin sehat.
Pasalnya, puasa melatih tubuh untuk membakar kalori secara fisiologis.
Akan tetapi, ia menyoroti adanya kebiasaan yang masih salah dijalankan oleh masyarakat ketika menjalankan ibadah puasa Ramadan. Misalnya, menyantap makanan dengan jumlah banyak saat berbuka puasa.
“Saat buka puasa makan dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan gula darah dalam tubuh cepat naik dengan tinggi namun turunnya juga cepat," terangnya.
"Hal ini yang tidak sehat untuk badan, adanya jadi lemas dan mengatuk karena caranya kurang tepat,” imbuhnya.
Menurutnya, menyantap makanan saat berbuka perlu dilakukan secara bertahap agar energi yang keluar juga tidak cepat habis.
Ia juga menyarankan umat Islam untuk menyantap tiga jenis makanan yang bersifat lambat dicerna tubuh selama berpuasa.
Pertama, makanan yang mengandung protein hewani, di antaranya daging merah, ayam, dan ikan.
Kedua, makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, di antaranya nasi merah, ubi, sereal, dan roti gandum.
Tony menyarankan konsumsi karbohidrat kompleks saat Ramadan daripada jenis makanan yang mengandung karbohidrat sederhana misalnya nasi putih dan mi.
Ketiga, makanan yang memiliki kandungan serat tinggi, yakni buah dan sayuran.
“Selama puasa agar tetap sehat dan bugar kuncinya bukan makan mahal dan enak. Kuncinya makanan yang bervariasi, semakin variatif maka semakin banyak zat gisi yang diperoleh tubuh,” jelasnya.