Rasulullah seakan tidak menghiraukan sanggahan Umar. Bahkan, beliau berkata, “Segera ambilkan susu dari rumahku.”
Lantas, beliau pun menyuruh sahabat untuk melepas ikatan Tsumamah yang terkulai lemah tidak berdaya itu.
Umar pun bergegas mengambil minum. Tak lama, ia datang.
Lalu diambillah gelas tersebut dan diberikan kepada Tsumamah.
“Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada ilah selain Allah),” pinta Rasulullah dengan sopan.
“Aku tidak akan mengucapkannya!” ia pun menggeleng terus.
Para sahabat yang menyaksikan itu geram. Rasulullah malah menyuruh Tsumaha pergi.
Tsumamah pun bangkit, lalu membelakangi Rasul. Berjalan. Setapak, dua tapak, tiga tapak. Lalu ia memalingkan muka kembali kepada Rasul.
Ia pun duduk, menghadapkan wajahnya ke tanah. Tak lama, ia kembali mendongakkan muka dan memandang wajah Rasulullah.
“Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad Rasul Allah,” katanya.
Para sahabat pun keheranan. Rasulullah hanya tersenyum dan menyuruhnya berdiri.
“Mengapa engkau tidak mengucapkan ketika aku memintamu?” Tanya Nabi.
“Maafkan hamba, Tuanku. Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan, hamba khawatir ada yang menganggapku masuk agamamu sebab aku takut. Aku tidak takut, tapi hatiku luluh. Setelah engkau bebaskan aku, aku ingin masuk Islam semata-mata karena Allah," jawabnya.
Baca Juga: Nuzulul Quran, Peristiwa Nabi Muhammad SAW Bertemu Jibril dan Menerima Wahyu Pertama