GridPop.ID - Kekayaan memang bisa membuat seseorang gelap mata hingga melakukan hal melanggar hukum.
Semua itu dilakukan semata-mata agar memperoleh harta maupun benda berharga yang diinginkannya.
Namun, kelakuannya tersebut tentu merugikan diri sendiri hingga harus berhadapan dengan hukum.
Dikutip dari Kompas.com, (31/12/2019), salah satu fenomena tersebut pernah dilakukan pria asal China bernama Xiao Wang (24).
Pada 2011 lalu, Wang nekat menjual salah satu organ ginjalnya demi membeli iPhone 4 yang kala itu dijual mulai dari harga 399 dollar AS untuk model 16 GB dan 499 dollar AS untuk versi 32 GB.
Ginjal Wang dijual dengan harga 22.000 yuan atau 3.200 dollar AS saat itu (sekitar Rp 46 juta).
Namun, kesehatan Wang justru memburuk karena rumah sakit tempatnya mengekstasi ginjal tidak memiliki sanitasi yang baik hingga menyebabkan infeksi pada luka operasi.
Wang pun menderita hingga harus melakukan cuci darah dengan biaya yang tinggi.
Arbiter dan rumah sakit tempat Wang mengekstrasi ginjal telah diseret ke pengadilan, sedang keluarga Wang dilaporkan telah menerima uang kompensasi.
Kali ini, fenomena yang sama juga kembali terjadi di daerah China.
China tengah dihebohkan dengan fenomena mahasiswi universitas ternama yang menjual sel telur mereka seharga 100.000 yuan atau sekitar Rp 200 juta.
Melansir dari China South Morning Post via Kompas.com, Senin (13/5/2019), hukum di China melarang perdagangan sel telur manusia.
Baca Juga : Usai Diciduk Polisi Gara-gara Video Adu Domba TNI-Polri, Pelaku Kini Minta Bantuan BPN Prabowo-Sandi
Permintaan terbesar dari sel telur itu berasal dari pasangan yang tidak bisa memiliki anak.
Beberapa pasangan ingin punya anak kedua, tetapi istri biasanya terlalu tua untuk memiliki anak secara alami.
Kriteria yang diminta pasar adalah sel telur mahasiswi dengan performa nilai yang baik, tinggi badan, dan wajah.
Dalam satu kasus, harganya minumn 10.000 yuan atau sekitar Rp Rp 20 juta.
Banyak dari perempuan muda itu menerima kesepakatan penjualan dengan nilai tersebut agar bisa membeli ponsel baru.
Investigasi menemukan, transaksi dilakukan melalui seorang agen.
Baca Juga : Kalah Dengan Selisih Suara Sangat Tipis, Venna Melinda Tersingkir dan Gagal ke Senayan, Ini Detailnya
Sebelumnya, pasangan suami istri dan mahasiswi telah bertemu langsung.
Kedai kopi menjadi tempat favorit pertemuan mereka.
Sementara rumah sakit diduga membantu menyuntikkan hormon kepada donor itu selama 10 hari untuk menstimulasi produksi telur lebih cepat dari biasanya.
Laporan penyelidikan menyebutkan, prosedur tersebut menimbulkan risiko, seperti masalah pernapasan, kembung, dan penggumpalan pembuluh darah.
Sejauh ini, belum ada laporan penangkapan terkait kasus itu.
Namun, pada 2016 dua agen dipenjara karena mengumpulkan sel telur dari seorang perempuan di Guangzhou.
Ovarium perempuan tersebut harus diangkat karena masalah komplikasi medis.
Baca Juga : Ingin Dipenjara Lagi, Pria Ini Tega Benturkan Kepala Tunawisma
Sementara dua agen itu dipenjara selama 1 tahun 10 bulan karena mempratikkan pengobatan tanpa lisensi.
Pembelian dan penjualan sel telur sangat dilarang di China.
Sel telur hanya dapat disumbangkan sebagai tindakan amal.
Namun, tingginya permintaan setelah dicabutnya kebijakan satu anak memicu perdagangan ilegal sel telur. (*)
Source | : | Kompas.com,scmp |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar