GridPop.ID - Aktris Dian Sastro membeberkan kondisi anak sulungnya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo, yang sempat mengidap autisme saat balita.
Mengetahui anaknya memiliki kebutuhan khusus, Dian Sastro tentu mengusahakan banyak upaya untuk sang anak.
Meski sempat tidak mendapatkan dukungan penuh dari suami, Maulana Indraguna Sutowo, Dian Sastro kini telah merasa lega karena anaknya sudah tidak membutuhkan terapi.
Dikutip dari Warta Kota, Minggu (25/8/2019), Dian Sastro mengaku tahu tentang kondisi anaknya saat masuk usia delapan bulan.
Dalam acara konferensi pers Pameran Anak Spesial (SOEKIX) 2019 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Pusat, Sabtu (24/8/2019), Dian Sastro mengungkapkan kesadarannya saat ada hal yang berbeda pada diri putranya.
"Dia enggak punya ketertarikan sama anak-anak lain. Dia enggak bisa menggunakan telunjuk. Mau nunjukin dia tertarik, dia tarik tanganku," cerita Dian tentang putranya.
Baca Juga: Disunting Pengusaha Tajir, Ruang Tamu Hingga Dapur Dian Sastro Bikin Geleng-geleng Kepala
Selain itu, Dian Sastro juga menyadari ada hal lain dari diri anaknya yang juga bebrbeda dengan anak-anak lain, seperti sulit melakukan kontak mata (eye contact) ataupun gerakan mulut.
"Dia jarang kontak mata. Aku pikir karena aku orangnya bonding. Sebagai orangtua, aku merindukan bonding. Ini enggak terjadi sama anakku sampai usianya empat tahun," kata Dian.
Dian Sastro semakin menyadari putranya berbeda dengan anak-anak lain ketika sang anak masuk pra-sekolah.
"Di kelas, anakku enggak tertarik ikut kegiatan yang diajarkan gurunya. Dia lain sendiri dan membuka pikiranku. Aku coba cari tahu yang lebih lanjut," imbuhnya.
Melihat anaknya memiliki kebutuhan khusus, Dian Sastro tidak hanya diam dan berupaya sekeras mungkin untuk sang anak.
Dikutip dari Kompas.com, Dian Sastro melakukan berbagai upaya sejak dini untuk merawat anaknya.
Ia tetap berbekal keteguhan hati dan sempat tak mendapat dukungan suami yang tak percaya putra mereka autis.
Inilah cara-cara yang dilakukan bintang film Ada Apa dengan Cinta? tersebut agar putranya dapat beraktivitas normal kala itu.
1. Bawa ke tiga dokter
Untuk memastikan diagnosis awal terhadap anaknya yang disebut autisme, Dian Sastro mencoba mendatangi tiga dokter dan psikolog demi mendapatkan informasi yang akurat.
"Akhirnya kami bawa ke dokter tumbuh kembang dan bawa ke psikolog. Opini satu dokter doang enggak percaya, masih denial," kata Dian Sastro saat ditemui di Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 yang digelar di Jakarta Convention Centre, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
"Setelah cek ke tiga dokter, ternyata benar (berkebutuhan khusus), itu anak saya baru umurnya delapan bulan," tambahnya.
Barulah setelah itu, Dian percaya anaknya benar berkebutuhan khusus.
2. Jalani terapi hingga usia 5 tahun
Tak mau menunggu lama, Dian Sastro langsung membawa putranya menjalani terapi agar bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Putranya itu menjalani terapi sampai umur lima tahun, di antaranya terapi okupasi, wicara, dan perilaku.
Kini, anaknya dapat bersekolah dengan normal seperti anak lainnya dan Dian Sastro berharap agar putra sulungnya dapat tumbuh mandiri.
"Alhamdulillah karena kita intervensi cukup early (deteksi sejak dini), sekarang kalau kita lihat Shailendra, kita enggak lihat lagi tujuh ciri utama (autisme) itu," ucap Dian.
3. Latih emosi anak
Dian Sastro bercerita, putra sulungnya Shailendra memiliki respons berlebih ketika sebuah peristiwa terjadi tidak sesuai rencana.
Selain itu, anaknya itu juga paling malu ketika dilihat banyak orang saat menangis. Jika sudah begitu Dian dan pihak sekolah pun akan pura-pura cuek hingga putranya sudah lebih tenang.
Bintang film Aruna dan Lidahnya itu mengajarkan pula putranya untuk menenangkan diri.
"Jadi langsung dibawa ke toilet, nanti dia belajar nenangin diri. Saya ngajarin dia juga, take a deep breath. Ada teknik napas marinir, hitung satu, dua, tiga, empat. Setelah sudah 10 kali napas biasanya dia sudah agak tenangan," ujar Dian.
"Jadi harus tetap ada yang kita bantu walaupun dia sudah bisa berfungsi seperti normal. Something wrong happens everything is going to be ok. Kita harus ngajarin dia nenangin diri," tambahnya.
4. Ganti terapi dengan les
Setelah dokter menyatakan putranya tidak perlu lagi menjalani terapi, Dian lalu mengganti terapi dengan les agar Shailendra semakin berkembang.
"Sekarang yang saya lakukan adalah dibanyakin les, basket dua kali seminggu, renang dua kali seminggu. Sekarang umurnya (sudah) 8 tahun," ucap Dian.
Ia mengatakan putra sulungnya itu sudah tak lagi menunjukkan ciri-ciri autisme. Bahkan di sekolah, putranya sudah bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
Selain kemampuan dalam pelajaran, kini kemampuan Shailendra dalam bersosialisasi juga sudah sangat baik.
"Punya banyak teman, sekarang kemampuan sosialnya sudah meningkat," ucap Dian.
"Sekarang sudah bisa curhat sama saya, cerita, gosip, jahil, planning jailin adiknya," tambahnya. (*)
Source | : | Kompas.com,Warta Kota |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar