Mereka melakukan hal itu sebagai bentuk rasa hormat kepada Soeharto yang saat itu masih menjabat sebagai presiden.
"Kami sadar tidak akan mungkin bernyanyi untuk beliau, jadi saya dan Obos Gembok mencari cara agar Bapak Soeharto tahu kami sangat menghormati beliau," ucap Arie Langoe dalam catatan yang ditulis oleh anak sulung Soeharto itu.
Kebiasaan hormat ala tentara yang mereka lakukan kepada Soeharto tidak mudah karena presiden kedua Indonesia itu selalu dalam penjagaan ketat.
"Begitu mobil bapak presiden mulai mendekat, kami lari langsung berdiri tegap dan memberi hormat. Hal ini kami lakukan setiap bapak presiden lewat."
Apa yang dilakukan oleh Arie Langoe cs membuat Soeharto takjub hingga akhirnya ia meminta Mbak Tutut untuk mengundang mereka.
"Iya, gini wuk, bapak itu kalau pulang golf di depan Rumah Sakit Cipto selalu ada 4 anak ngamen jalanan berdiri tegak, begitu bapak lewat mereka memberi hormat (salut tentara)," kata Soeharto kepada Mbak Tutut.
Soeharto kemudian meminta Mbak Tutut membelikan gitar untuk keempat pengamen.
Tak hanya itu, Soeharto juga minta dibuatkan acara untuk mempertemukan Arie Langoe cs dengannya.
"Baik bapak, nanti dalem (saya) koordinasikan dengan ajudan, kalau sudah dapat gitarnya saya matur (lapor) bapak lagi," ucap Mbak Tutut.
Belum juga Mbak Tutut melangkah jauh dari Soeharto, ia dipanggil lagi.
Source | : | Tribunnews.com,Surya.co.id,GridPop.ID |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar